Lomba Baca Cerpen Betawi dan Mencari Penulis Betawi Zaman Now
Lomba Pembacaan Cerpen Betawi 2020 cukup menarik perhatian warga Jakarta dengan dewan juri; Fadjriah Nurdiasih dan Zen Hae. Cerita pendek yang dipilih merupakan karya Firman Muntaco, SM Ardan, dan Aba Mardjani.
Cerita Betawi merupakan salah satu khasanah sastra Betawi yang lama dikenal masyarakat. Pada periode tertentu; 1960-1980, cerita Betawi amat sohor di Tanah Air melalui terbitan di media cetak.
Salah seorang yang ikut andil besar mempopulerkannya adalah Firman Muntaco (penulis) dengan karyanya yang tersebar di berbagai media cetak nasional.
-
Kapan pantun lucu romantis biasanya dikirim? Selamat pagi selamat beraktivitasUntuk kamu yang cantik jelita Pantun Pagi Romantis Lucu
-
Apa ciri-ciri kata-kata cinta yang romantis dan penuh makna? Cinta adalah perasaan yang mendalam dan kompleks yang bisa dirasakan oleh setiap orang. Kata cinta bisa disampaikan sebagai ungkapan dari perasaan tulus.
-
Kapan cerita ini terjadi? Pada suatu pemilu, seorang calon kandidat datang ke desa untuk kampanye.
-
Apa contoh-contoh kata-kata cinta dalam diam? “Sampai detik ini setidaknya aku tahu gimana rasanya mencintai dalam diam, memendam perasaan rindu sendirian.” “Terkadang memendam adalah pilihan satu-satunya agar semua terlihat baik-baik saja.”
-
Apa arti dari 'cinta dalam diam'? Cinta terindah antara dua insan yang belum halal adalah saling mendoakan dalam diam tanpa saling mengetahui.
-
Tebak tebakan lucu apa yang paling romantis? “Do you have a name, or can I just call you mine?” (Apakah kamu punya nama, atau bisakah aku memanggilmu sebagai milikku?)
Nama lain yang juga tak kalah tenar adalah SM Ardan dengan kumpulan cerita pendeknya di buku Terang Bulan Terang Di Kali. Di masa kekinian ada Zen Hae, Chairil Gibran Ramadhan, Hairul Haq, dan Aba Mardjani. Karya Aba Mardjani malah masuk dalam cerita pendek pilihan Kompas.
Selain cerpen, ada banyak penulis Betawi yang berkiprah dalam penulisan puisi dan novel. Sebut saja Ridwan Saidi (puisi dan novel), Yahya Andi Saputra (penulis buku puisi dan puluhan antologi), Jeffry J. Alkatiri, Yamin Azhari, Asep Setiawan, Jaronah Abdullah, Wahyu Toveng, dan sebagainya.
Menyadari pentingnya untuk membangkitkan minat terhadap cerita pendek Betawi, Yayasan Baca Betawi bersama Dinas Kebudayaan DKI Jakarta dan Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) menggelar Lomba Baca Cerpen Betawi pada akhir pekan lalu (9/2) di lobi Perpustakaan Umum Daerah Cikini, Taman Ismail Marzuki Jakarta Pusat.
Tema lomba adalah Sastra dan Kita. Maksudnya agar sastra Indonesia, khususnya cerita pendek Betawi, bisa lebih dekat dikenal masyarakat.
Lomba Pembacaan Cerpen Betawi 2020 cukup menarik perhatian warga Jakarta dengan dewan juri; Fadjriah Nurdiasih dan Zen Hae. Cerita pendek yang dipilih merupakan karya Firman Muntaco, SM Ardan, dan Aba Mardjani.
Pilihan pada cerita Betawi yang dilombakan berdasarkan seleksi karya oleh tim panitia. Dengan dibacakan karya dari penulis Betawi, diharapkan banyak orang tahu tentang profil penulis Betawi tersebut.
Setelah menyaksikan langsung para peserta lomba dan mempertimbangkan sejumlah variabel, dewan juri memutuskan Sultan Pasha Aprilian (peserta nomor 17), yang membacakan cerpen “Bang Jali Kondangan” karya Aba Mardjani sebagai juara pertama.
Juara kedua diraih oleh Zainal Abidin (nomor urut 19), dengan cerita “Bang Senan Mau Ke Mekah” (S.M. Ardan) dan Nining Yuningsih (nomor urut 14), dengan cerita “Cari Kutu” (Firman Muntaco) sebagai juara ketiga.
"Pembacaan cerita yang baik dengan tempo tepat, tidak kecepatan, tapi tidak pula berlambat-lambat. Pembacaan cerita yang baik memerlukan keseluruhan aspek pembacaan yang berhasil, jalin-menjalin, sehingga ia menjadi peristiwa pemanggungan sastra yang mengenakkan—bukan sekadar pembacaan di dalam kamar atau aksi peminta perhatian di tepi jalan," kata dewan juri memaparkan beberapa pertimbangan dalam menentukan pemenang, dalam rilisnya, Senin (10/2).
Menggugah Minat Generasi Muda terhadap Betawi
2020 Merdeka.com
Rachmad Sadeli, Ketua Yayasan Baca Betawi, mengatakan kegiatan Lomba Baca Cerpen Betawi ini diharapkan dapat menggugah minat generasi baru untuk menyukai cerita Betawi.
"Mudah-mudahan banyak orang terpacu untuk berkarya dalam penulisan cerita Betawi," katanya.
Harapan lainnya, dengan digelarnya ajang ini, di TIM Cikini, yang sedang direvitalisasi, pegiat sastra dan seni Betawi nantinya dapat berkiprah lebih baik pada masa yang akan datang.
"Api semangat penulis Betawi dapat memotivasi banyak orang untuk melahirkan cerita Betawi yang berkualitas. Tak hanya itu, harapannya acara ini dapat menghibur dengan aksi dan gaya baca peserta," pungkas dia.
(mdk/sya)