Mencari 'Kayangan' Prostitusi di Ujung Gang Sempit Penjaringan
Kami bahkan sempat digoda oleh seorang wanita berumur sekitar 50 tahun yang meminta untuk singgah. "Sayang sini dong," katanya di tengah siang bolong.
Praktik perdagangan manusia terungkap di Jakarta. Dengan modus, pelayan Bar dan Karaoke Kayangan di Kelurahan Rawa Bebek, Penjaringan, Jakarta Utara. Polisi telah menangkap enam orang.
Rabu (22/1), merdeka.com menelusuri lokasi prostitusi yang disebut Kalijodo Jilid II itu.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Apa yang terjadi pada pemobil wanita di Jakarta Selatan? Sebuah video memperlihatkan seorang wanita dibuntuti oleh rombongan begal. Kejadian tersebut terjadi di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.Wanita berkerudung yang baru saja keluar dari minimarket diikuti oleh pemotor yang berusaha untuk menghentikan mobilnya.
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Bagaimana prajurit Mataram akhirnya berjualan di Jakarta? Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
Guna mencapai tempat tersebut, kami harus melewati rumah warga padat penduduk. Kompleks prostitusi itu memang ada di tengah permukiman padat.
Masuk dari gang ke gang sempit. Pemandangan jemuran, parkiran motor, bahkan obrolan keluarga di dalam rumah bisa kami dengar dari luar. Pria hidung belang yang mau menikmati tempat itu harus masuk dari samping Pos RW.
Dari gang sempit yang hanya muat satu motor itu, di ujung kami menemukan persimpangan jalan. Ke kanan rumah warga, di kiri sudah tampak bangunan nyentrik ala kafe dangdut.
Bangunan warna warni berlantai dua berjejer. Di depan pintu ada sejumlah papan yang menandakan nama kafe itu. Di sinilah praktik perdagangan manusia itu dilakukan. Dengan modus jual makanan, minuman dan hiburan musik.
Tiba Pukul 13.00 WIB, kompleks prostitusi tak tampak ramai. Sejumlah kafe pun masih ditutup. Hanya beberapa yang buka. Kafe Kayangan, yang telah disegel Satpol PP berada hampir di ujung kompleks.
Nama-nama seperti Intan, Warung Remang-Remang, Salon Gaul, dan Kafe Kayangan. Kami bahkan sempat digoda oleh seorang wanita berumur sekitar 50 tahun yang meminta untuk singgah.
"Sayang sini dong," katanya di tengah siang bolong.
Di depan kafe-kafe itu berjejer tempat duduk. Kalau malam, para wanita berpakaian nyentrik dan seksi ramai duduk di situ.
Wakil Ketua RT 02 Agung Tomasia, lokasi tersebut semakin ramai usai Kalijodo digusur oleh petugas. "Ya mereka (PSK) pindahan dari sana (Kalijodo)," katanya saat ditemui di lokasi, Rabu (22/1).
Katanya, total bar yang membuka lapak bisnis lendir tersebut berjumlah puluhan.
"Ada 25 tempat, mereka ada yang sediakan kamar, ada yang hanya sediakan bar, dan ada dua-duanya," katanya.
Jika kita sudah masuk ke sana, malam atau siang hari memang tak terasa. Karena minim penerangan matahari. Bangunan padat atasnya tertutup rapat. Sinar matahari pun tak mampu masuk.
Di lantai satu kafe itu, disediakan berbagai makanan dan minuman. Untuk melampiaskan nafsu bejatnya, para hidung belang bisa naik ke lantai dua.
Tak hanya di kompleks itu, para PSK juga kerap mangkal di pinggir rel kereta api lintasan Angke dan Kampung Banda.
Digerebek Polisi
Bar dan Karaoke Kayangan di situ digerebek polisi. Di sana ada 10 korban yang berusia sekitar 14-18 tahun dipaksa melayani pria hidung belang.
Kabag Bin Opsnal Dit Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Pujiyarto mengatakan, para korban dipaksa untuk melayani hubungan seksual dengan 10 laki-laki dalam semalam.
"Dalam menjalankan aksinya ini pelaku sangat sadis, setiap korban satu hari minimal harus melayani 10 kali, bila tidak mencapai akan mendapat denda," ucap Pujiyarto, di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (21/1).
Para tersangka menjual anak-anak di bawah umur kepada laki-laki hidung belang sebesar Rp150.000 setiap kali melayani. Nantinya, uang senilai Rp90.000 diserahkan kepada tersangka yang biasa dipanggil mami. Sementara itu, uang senilai Rp60.000 menjadi uang penghasilan korban.
"Apabila enggak mencapai 10 kali (melayani para lelaki hidung belang), nanti didenda Rp50.000 per hari," kata Pujiyarto.
(mdk/rnd)