Minim penerangan, sekitar kantor wali kota Jakarta Timur rawan begal
Minimnya lampu jalan membuat pengendara terancam menjadi korban kejahatan.
Aksi kejahatan begal motor tidak hanya terjadi di wilayah Depok, Jawa Barat. Beberapa hari lalu seorang pengendara motor nyaris menjadi korban begal di Jalan Centra Timur, kawasan Cakung, tepatnya di depan kantor Wali Kota Jakarta Timur.
Korban yang diketahui bernama Ivan (30) mengatakan, pada hari Selasa (27/1) dini hari. Ivan mengaku dipepet oleh kawanan begal berjumlah enam orang yang berboncengan tiga sepeda motor. Para pelaku mengacungkan golok dan samurai untuk mengancam.
"Saya abis pulang dari rumah pacar, kebetulan naik motor lewat kantor wali kota. Saat sampai di daerah Pulogebang itu ada motor 3 orang ngikutin saya terus," kata Ivan saat ditemui wartawan, Jumat (30/1).
Ivan yang curiga akan gelagat para pelaku tersebut langsung berusaha tancap gas untuk menghindari pelaku. Tepat di depan kantor wali kota Jaktim, Ivan mengurangi kecepatan agar bisa memacu kendaraannya lebih kencang. Saat itu para pelaku langsung mengacungkan golok dan samurai sambil memerintahkan Ivan untuk berhenti.
"Setelah mereka mengacungkan senjata, saya langsung tancap gas lagi. Mereka sempat kesulitan mengejar saya," kata Ivan.
Sesampainya di jembatan layang arah Jalan Raya Penggilingan-Jalan I Gusti Ngurah Rai, Ivan kembali dipepet para pelaku. Kali ini Ivan kembali berhasil lolos dan para pelaku tak lagi mengejarnya.
"Mungkin saya beruntung saja bisa lolos dari mereka," kata Ivan.
Tindak kejahatan yang dialami Ivan ini tak lepas dari minimnya lampu penerangan di sekitar kantor wali kota tersebut. Hal itu sendiri diakui Kepala Suku Dinas Perindustrian Energi Jakarta Timur, Tuti Kurnia hingga menyebabkan maraknya tindak kejahatan di sekitar jalan Cantra Timur, Cakung, Jakarta Timur.
Menurutnya, pemerintah setempat sudah berupaya untuk menambah penerangan. Namun, lampu jalanan yang sudah terpasang selalu dirusak oleh sekelompok orang tak dikenal.
"Iya kami juga mendengar berita itu. Jadi begini di sekitar wali kota ini sering rawan karena lampu-lampunya sering di ketapel, sama waria-waria dan pelaku kejahatan lainnya yang berkeliaran di sekitar sini, akibatnya jalanan jadi gelap. Padahal lampu sudah berkali-kali kita pasang," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Kurnia menjelaskan, pengrusakan itu mengakibatkan Pemerintah Kota Jakarta Timur dirugikan, lantaran dapat mengganggu keamanan di sekitar. Sebagai antisipasi, akan dipasang lampu sorot setinggi 30 meter agar tidak bisa di pecahkan kembali oleh pelaku kejahatan.
"Kita memang merasa dirugikan dengan kejadian seperti ini karena banyak fasilitas penerangan umum yang rusak. Solusinya kemungkinan besar akan mengganti lampu itu dengan lampu sorot dengan ketinggian 30 meter, jadi diperkirakan jauh dari jangkauan ketapel atau disambit paling itu solusinya," jelasnya.