Minimalisir Kejahatan, Pengawasan di KRL Diminta Diperketat
Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahardiansyah ingin mesti diperketat lagi pengawasan di dalam moda transportasi tersebut. Karena, kasus pelecehan ini menurutnya, sudah kerap kali terjadi.
Seorang perempuan mengaku menjadi korban pelecehan seksual di KRL Commuter Line tujuan Cikarang. Kejadian dengan minimnya bukti itu terjadi pada beberapa waktu yang lalu.
Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahardiansyah ingin mesti diperketat lagi pengawasan di dalam moda transportasi tersebut. Karena, kasus pelecehan ini menurutnya, sudah kerap kali terjadi.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang terjadi pada pemobil wanita di Jakarta Selatan? Sebuah video memperlihatkan seorang wanita dibuntuti oleh rombongan begal. Kejadian tersebut terjadi di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.Wanita berkerudung yang baru saja keluar dari minimarket diikuti oleh pemotor yang berusaha untuk menghentikan mobilnya.
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Apa yang terjadi pada rombongan pesepeda di Jalan Jenderal Sudirman? Rombongan pesepeda ditabrak oleh pengendara motor trail merek Kawasaki KLX 150 dengan pelat nomor B 3700 PCY di jalur sepeda kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat pada Sabtu (22/7) kemarin.
"Cuma kan ada yang ngelaporin, ada yang enggak kan masalahnya kan ini, ini kan yang melaporkan punya bukti kan, artinya punya rekaman. Kalau yang enggak punya bukti kan kadang-kadang ada orang dilecehkan di kereta api, di tempat umum enggak mau melaporkan juga, takut malu juga kan," katanya saat dihubungi merdeka.com, Senin (7/6).
"Kalau menurut saya pengawasannya, kemudian juga enforcement harus ditegakkan juga loh itu," sambungnya.
Dipisah Gerbong Perempuan dan Laki-Laki
Selain itu, agar tak terulangnya kejadian pelecehan atau tindak kriminal yang lainnya. Menurutnya, perlu dipisahnya antara gerbong perempuan dan laki-laki.
"Jadi dipisah, gerbong untuk perempuan sendiri, gerbong laki-laki sendiri. Mesti ada pemisahan tempat duduk atau gerbong lah. Kalau di busway itu perempuan pindah ke depan, salah satu upayanya. Tapi sekarang kan di busway karena ada pembatasan-pembatasan yang cukup ketat, diperketat," ujarnya.
"Sehingga berita-berita pelecehan seksual di busway sudah menurun banyak, sudah hilang, sudah tertangani. Kriminal-kriminal di kereta api kan juga sangat tinggi, copet-copet, karena selalu padetnya penumpang," tutupnya.
Penambahan Gerbong
Tak hanya dipisahnya gerbong perempuan dan laki-laki, ia juga ingin agar PT KAI Commuter Line dapat menambah jumlah kapasitas tempat duduk atau penambahan gerbong kereta. Terutama disaat jam-jam sibuk.
"Yang lainnya menurut saya, mungkin langkah-langkahnya itu menambah tempat kapasitas. Karena kalau jam kerja itu mereka, berangkat atau pulang padat sekali, nah itu menurut saya kenapa enggak ditambah gerbongnya gitu, dikasih tempat duduk," ungkapnya.
Terlebih, saat ini Indonesia masih sedang dilanda pandemi Covid-19. Sehingga, dengan adanya penambahan gerbong tersebut menjadi salah satu dalam memutus penyebaran virus corona.
"Jadikan kereta itu kan bisa menambah gerbongnya khusus jam-jam sibuk ditambah gerbongnya, ini kan juga dalam rangka mendukung juga penegakkan protokol kesehatan. Karena kereta api ini disinyalir banyak sekali masalah moda transportasi yang mempengaruhi banyak penularan," jelasnya.
"Sehingga klaster perkantoran kan naek terus itu, karena salah satunya dari moda transportasi kereta itu. Karena selalu berjubel-jubel penumpangnya, kemarin kan dark Bogor, arah Serang, arah Balaraja kan penuh-penuh terus atau dari Cikarang itu juga penuh. Menurut saya harus ditambah gerbongnya, kapasitas tempat duduknya, itu yang harus dilakukan," tutupnya.
Diketahui, Seorang perempuan mengaku menjadi korban pelecehan seksual di KRL Commuter Line tujuan Cikarang. Namun, karena minimnya barang bukti, terduga pelaku pelecehan seksual tersebut tak diproses secara hukum.
Persoalan lain muncul setelah laporan dugaan pelecehan tersebut disampaikan akun Twitter @ZhaRaLa ke akun resmi KAI Commuter, yaitu @CommuterLine. Alih-alih laporannya ditindaklanjuti, akun @ZhaRala justru mendapat respons tak enak dari akun @CommuterLine.
"BTW kejadian nya di alami sama temen Mba kan.?? bukan sama mba nya ?? kenapa gak langsung Lapor Polisi aja Mbanya.? dan kalo lapor polisi si mba nya pun harus ada bukti," demikian respon @CommuterLine yang diunggah dari tangkapan layar akun @ZharaLa, Sabtu (5/6).
Akun Twitter pelapor dugaan pelecehan sudah terkunci. Namun respons tak simpatik tersebut membuat akun Twitter Commuter Line menjadi sorotan.
PT KAI Commuter Line meminta maaf atas respons terhadap pengguna KRL yang mengadu adanya dugaan pelecehan seksual. Vice President Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan admin yang merespon aduan korban diberikan telah diberikan sanksi.
"Untuk admin yang bertanggung jawab atas cuitan respons kasus pelecehan seksual di KRL itu kini telah dicabut aksesnya. Selanjutnya akan ada proses sanksi terhadap yang bersangkutan," ucap Anne dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/6).
(mdk/fik)