MRT Analisis Interkoneksi & Integrasi di 13 Stasiun
Dia mengungkapkan, pihaknya sudah melihat Stasiun Fatmawati untuk menganalisis lokasi turun kendaraan pribadi, feeder TransJakarta dan bus TransJakarta, penentuan potensi titik-titik transfer hingga penentuan lokasi parkir.
PT Moda Raya Terpadu (MRT) sedang menganalisis interkoneksi dan integrasi 13 stasiun untuk mendukung sistem integrasi transportasi di Jakarta. Dan yang paling instrumental saat ini adalah menginterkoneksikan dengan moda transportasi yang sudah terbangun, yakni TransJakarta.
"Karenanya hari-hari ini kita melihat satu per satu area stasiun untuk menganalisa di mana kira-kira titik yang bisa dilakukan integrasi atau rute mana yang akan masuk ke stasiun MRT," kata Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar seperti dilansir dari Antara, Kamis (31/1).
-
Di mana MRT Jakarta berada? Terdapat enam kilometer jalur Mass Rapid Transit (MRT) di bawah tanah Jakarta.
-
Bagaimana MRT Jakarta dibangun? Koridor 1 MRT mulai beroperasi sejak 2019. Jalurnya sepanjang 16 kilometer. 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer di bawah tanah.
-
Bagaimana MRT Jakarta mengelola kerumunan saat misa berlangsung? MRT Jakarta juga menyiapkan manajemen kerumunan (crowd management) melalui penambahan petugas dan peralatan pendukung seperti pengeras suara dan rambu penunjuk arah di area stasiun.
-
Apa saja transportasi umum di Jakarta yang dulu diandalkan oleh tenaga manusia dan binatang? Selain kereta yang semula berfungsi mengangkut hasil bumi dan menjadi alat transportasi, angkutan umum di DKI Jakarta masih mengandalkan tenaga manusia dan binatang yakni delman dan becak.
-
Mengapa transportasi umum di Jakarta beralih ke mobil? Perkembangan pembangunan membuat kondisi jalan di DKI Jakarta yang padat membuat transportasi beralih ke mobil yang disebut oplet.
-
Apa saja yang dibangun pada MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota? Pembangunan Fase 2A MRT Jakarta, yang akan menghubungkan Bundaran HI-Kota, diharapkan selesai pada 2027 untuk segmen pertama.
Dia mengungkapkan, pihaknya sudah melihat Stasiun Fatmawati untuk menganalisis lokasi turun kendaraan pribadi, feeder TransJakarta dan bus TransJakarta, penentuan potensi titik-titik transfer hingga penentuan lokasi parkir.
"Sehingga nantinya misal yang bawa kendaraan pribadi ada lokasi parkirnya dan transfer ke TransJakarta dan MRT, khususnya di luar Stasiun Sudirman-Thamrin," jelasnya.
William mengatakan, analisis tersebut melibatkan TransJakarta dan hasilnya akan disampaikan pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada akhir Januari ini.
"Besok kami akan bertemu dengan TransJakarta dulu sebelum kami bersama mempresentasikan hasil analisis kami ke Pemprov DKI Jakarta," ujarnya.
Selain soal aksesibilitas, integrasi tersebut juga, kata William, akan mencakup soal penggunaan kartu (ticketing) untuk pembayaran. MRT memiliki kartu tersendiri yang hanya bisa digunakan di moda transportasi MRT.
Karena itu MRT menggandeng perusahaan perbankan untuk bisa mengintegrasikan sistem tiket ini. Direktur Pengembangan dan Dukungan Bisnis MRT Jakarta Ghamal Peris menyebutkan kerja sama tersebut tidak akan dilakukan pada semua perbankan.
"Pasalnya kartu kami bisa terbaca dengan cepat di sistem kami dan ada beberapa kartu yang dikeluarkan bank tidak bisa terbaca, karenanya kerjasama ini akan pada beberapa bank saja," katanya.
Ke depan, integrasi tiket antarmoda ini akan dikelola sebuah perusahaan patungan antara MRT, LRT dan TransJakarta yang nantinya juga bisa ditentukan "bundling price" (harga gabungan).
Saat ini MRT mengusulkan tarif sebesar Rp 8.500 per 10 kilometer yang sudah disampaikan pada Pemprov DKI Jakarta dan menunggu keputusan pemerintah.
Baca juga:
Progres Capai 98,59 Persen, MRT Ditargetkan Beroperasi Maret 2019
Selebgram Berfoto Sambil Injak Bangku MRT, Begini Respons Gubernur Anies
Jakarta Disebut Seperti Singapura dan Bangladesh, Begini Gambarannya
Anies Baswedan Segera Umumkan Tarif Tiket MRT Februari
MRT Bina 16 UMKM Tersebar di 5 Stasiun, Ini Detailnya
PT MRT dan Kodam Jaya Teken Nota Kesepahaman Bantuan Pengamanan