MRT Jakarta Bakal Luncurkan Kartu Multi Trip
Dengan MTT ini, masyarakat tidak perlu lagi melakukan refund saat tiba di stasiun tujuan. Hal ini pun dapat menghemat waktu dan kerja dari para karyawan MRT Jakarta.
PT MRT Jakarta akan segera merilis Multi Trip Ticket (MTT) atau disebut Kartu Jelajah pada 25 November 2019 mendatang. Dengan menggunakan MTT atau Kartu Jelajah ini, para pengguna tidak akan perlu menunggu saat melakukan tap masuk ke dalam peron.
Saat ini, untuk bisa menaiki MRT, masyarakat harus terlebih dahulu membeli tiket di loket (single trip) atau bisa juga menggunakan kartu elektronik dari bank (U-Nik). Namun jika menggunakan U-Nik tersebut, para pengguna mesti menunggu setidaknya 2 detik untuk memastikan apakah kartu itu terbaca atau tidak.
-
Di mana MRT Jakarta berada? Terdapat enam kilometer jalur Mass Rapid Transit (MRT) di bawah tanah Jakarta.
-
Bagaimana MRT Jakarta dibangun? Koridor 1 MRT mulai beroperasi sejak 2019. Jalurnya sepanjang 16 kilometer. 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer di bawah tanah.
-
Bagaimana MRT Jakarta mengelola kerumunan saat misa berlangsung? MRT Jakarta juga menyiapkan manajemen kerumunan (crowd management) melalui penambahan petugas dan peralatan pendukung seperti pengeras suara dan rambu penunjuk arah di area stasiun.
-
Apa saja yang dibangun pada MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota? Pembangunan Fase 2A MRT Jakarta, yang akan menghubungkan Bundaran HI-Kota, diharapkan selesai pada 2027 untuk segmen pertama.
-
Apa yang dilakukan MRT Jakarta untuk mendukung Misa Akbar Paus Fransiskus? "MRT Jakarta tetap melayani masyarakat dengan jam operasi normal yaitu pukul 05.00-24.00 WIB dengan selang waktu 5 menit pada jam sibuk (07.00-09.00 & 17.00-19.00) dan 10 menit di luar jam sibuk," kata Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Ahmad Pratomo dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (3/9).
-
Siapa yang membangun MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota? Berdasarkan data yang dirilis PT MRT pembangunan MRT CP 201 (Stasiun Thamrin dan Monas) fase 2A MRT Jakarta mencapai 80,75 persen.
"Bedanya kita dengan kartu bank, gunanya sama, cuma kecepatannya. Kalau kartu single trip itu 0,2 detik, kartu bank hampir 2 detik. MTT pun akan cepet. Kalau kartu kita tuh kita bahkan enggak perlu sentuh," ujar Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Muhammad Effendi di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Jumat (15/11).
Dengan MTT ini, masyarakat tidak perlu lagi melakukan refund saat tiba di stasiun tujuan. Hal ini pun dapat menghemat waktu dan kerja dari para karyawan MRT Jakarta.
"Tinggal beli 1 kartu jadi enggak perlu refund-refund. Penumpang yang capek, kita pun capek. Kami harus melayani, paling enggak ada petugas yang melayani refund. Jadi kalau MTT akan lebih mudah," kata Effendi.
Mengingat izin dari Bank Indonesia sudah keluar untuk MTT ini, pada 25 November 2019 akan dikeluarkan atau dilaunching secara resmi oleh MRT Jakarta.
"Kita akan mulai perkenalkan Senin sampai tanggal 25 insya Allah launchingnya, nah disitu kita akan campaign selama 1-2 minggu per stasiun," kata Effendi.
Tiru Jepang
Penggunaan MTT ini sama dengan yang terjadi di Jepang. Di Jepang, para pengguna MRT bisa masuk ke peron tanpa harus menempelkan sampai dekat kartu ke reader. Sembari jalan, kartu ditempelkan, pengguna tersebut bisa naik MRT.
"Kalau di Jepang itu sambil lari, sambil masuk. Kalau di sini kita mesti nunggu dulu. Kecepatan antrean lebih tinggi. Kalau semua orang pakai MTT harusnya antrean akan lebih lancar. Sekarang kan banyak harus berhenti dulu. Sistem kami dengan bank beda, readernya beda," papar Effendi.
Untuk harga MTT atau Kartu Jelajah ini sekitar Rp 25 ribu. Jumlah itu belum termasuk saldo. Para pengguna MRT bisa melakukan isi saldo atau top up di mesin yang sudah disediakan di tiap stasiun.
"Nanti kalau beli, top up bisa di samping loket tiket ada cabin machine atau di loket tiket juga bisa atau di office. Dijual kartunya saja Rp 25 ribu, nanti tinggal top upnya," ucapnya.
Meski begitu, nantinya MRT Jakarta ini juga akan ikut dalam kartu Jak Lingko. Karena MRT Jakarta ini memang merupakan program dari Pemprov DKI Jakarta.
"Kita masuk program Jak Lingko. Nanti itu ke Jak Lingko karena kan kita punya Pemprov," pungkas Effendi.
Reporter: Devira Prastiwi
(mdk/gil)