Pengarsipan buruk jadi sebab Pemprov DKI kalah perjuangkan lahan BMW
"Kalau data kurang lengkap Pemda kalah terus. Saya minta kepada BPKD DKI agar semua aset Pemda mulai diinventaris."
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali kalah ketika memperjuangkan tanah dalam Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Kali ini giliran sertifikat tanah seluas 12 hektar untuk pembangunan Lapangan BMW. DPRD DKI Jakarta menilai, kekalahan ini disebabkan karena arsip aset tidak dilakukan.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, William Yani mengatakan, kelemahan Pemprov DKI Jakarta adalah administrasi. Hal ini menyebabkan setiap melakukan ada gugatan yang dilayangkan terhadap aset pemerintah daerah, selalu berujung dengan kekalahan.
"Kalau data kurang lengkap Pemda kalah terus. Saya minta kepada BPKD DKI agar semua aset Pemda mulai diinventaris," katanya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (16/1).
Selain itu, dia mengharapkan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mau menggunakan jasa pengacara yang memiliki spesialisasi. Karena pengacara yang berada di Biro Hukum DKI Jakarta tidak semuanya melakukan pendalaman terhadap jenis hukum tertentu.
"Pak gubernur seharusnya perintahkan biro hukum, terutama di masalah tanah untuk meng-hire pengacara ahli pertanahan. Kan bayak undang-undang yang harus dibaca dan siapkan, kalau kita maju ke pengadilan negeri data tidak terarsip bisa kalah lagi," jelas Yani.
Untuk permasalahan lahan pembangunan Lapangan BMW, Yani tidak memungkiri banyaknya permasalahan. Sebab ada sekitar tiga atau empat pihak yang bersengketa di tanah tersebut. Sehingga peluang Pemprov DKI Jakarta untuk menang dalam perebutan ini kecil.
"Peluang Pemda kecil. Karena data-datanya kurang lengkap," tutupnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak terlalu kaget mendengar pihaknya kalah oleh PT Buana Permata Hijau. Sebab hal serupa sudah pernah terjadi saat Kantor Wali Kota Jakarta Barat kalah di PTUN juga.
"Biasa itu, kami mana pernah menang sih. Wali Kota Barat aja kalah kantornya. Enggak apa-apa. Kami akan banding aja," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (15/1).
Dia menegaskan, walaupun kalah, pihaknya akan tetap melakukan usaha untuk membangun stadion pengganti Lapangan Lebak Bulus itu.