Polemik penjualan saham perusahaan bir milik Pemprov DKI
Ada 23 persen saham Pemprov DKI Jakarta di perusahaan penjual minuman alkohol jenis bir itu. Adapun merek bir ternama berasal dari PT Delta Jakarta, antara lain Anker, Carlsberg dan San Miguel.
Saham Pemprov DKI Jakarta di PT Delta Djakarta Tbk, terancam bakal dijual. Rencana itu bagian janji Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam kampanyenya selama Pilgub DKI. Namun, tidak semuanya setuju. Mereka diminta menimbang secara detil sebelum menjualnya dan menjadi polemik.
Ada 23 persen saham Pemprov DKI Jakarta di perusahaan penjual minuman alkohol jenis bir itu. Adapun merek bir ternama berasal dari PT Delta Jakarta, antara lain Anker, Carlsberg dan San Miguel.
Saran untuk memperhitungkan detil diusulkan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta Saefullah, Dia menyarankan adanya pemeriksaan lebih lanjut soal rencana penjualan saham tersebut.
"Pertama itu harus ada penilaian dulu ada asisten perekonomian, kita minta cek ini sehat atau tidak. Lalu kepentingan masyarakat ada atau tidak di situ IP deviden yang masuk ke BUMD logis atau tidak, kalau tidak logis kita evaluasi kalau kita evaluasi tapi menjanjikan kita pelihara," kata Saefullah, Selasa pekan ini.
Saefullah merasa pengusaha sudah siap membeli saham Pemprov DKI Jakarta dari perusahaan bir. Apalagi Sandiaga dikenal sebagai pengusaha sukses. Sehingga dianggap mudah menawarkan maupun menjual saham milik Pemprov DKI di perusahaan bir tersebut.
Berbeda dengan Saefullah, Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok), merasa tak perlu menjual saham milik tersebut dijual. Sebab, selama ini kepemilikan saham di perusahaan bir telah jelas secara hukum.
Meski begitu, Ahok meminta tidak ada sentimen agama dalam rencana penjualan saham. "Kita bukan negara syariat agama, ini negara Pancasila," tegasnya.
Saham Pemprov DKI Jakarta sudah berjalan selama puluhan tahun. Tepatnya sejak Jakarta dipimpin Ali Sadikin atau sekitar tahun 1970an. Tercatat porsi kepemilikan saham mencapai 23,34 persen atau setara dengan 186.846.000 lembar saham.
Bila tetap dijual, Ahok meminta penjualan saham dilakukan secara terbuka. Apalagi selama ini perusahaan bir itu masih memberikan keuntungan.
Dengan adanya lelang terbuka penjualan saham tersebut maka nantinya diketahui siapa pembelinya. "Kalau mau jual silakan lelang terbuka. Supaya jelas," kata Ahok.
"Bagi saya apapun boleh, asalkan transparan saja. Terus alasannya apa (jual saham)? Kalau cuma alasan enggak boleh produk bir, enggak boleh punya saham itu Perda loh yang atur," tambahnya.
Sandiaga sejak jauh hari berjanji menjual saham di PT Delta Jakarta. Dia beralasan, itu perlu dilakukan lantaran bukan prioritas dan keuntungan didapat dianggap tidak syariah bagi Jakarta.
"Kalau bisa kita gunakan dana hasil penjualan yang lebih bermaslahat buat masyarakat, dari pada menunggu deviden dari sebuah investasi yang sangat-sangat tidak syariah," kata Sandiaga kepada merdeka.com, Selasa, 24 Januari 2017 lalu.
Sandiaga menuturkan, pembahasan itu sudah dilakukan timnya bila memenangkan Pilgub DKI nanti. Sebab pihaknya bakal lebih mengutamakan anggaran Pemprov DKI demi memajukan pendidikan maupun ketersediaan lapangan kerja bagi warga.
"Kepemilikan perusahaan yang memproduksi minuman keras bukan prioritas pembangunan DKI ke depan, dan jauh dari konsep kita untuk menghadirkan kota Jakarta yang membantu dan membela rakyat," tegasnya.
Meski berencana menjual saham di perusahaan penyalur minuman beralkohol, Sandiaga menegaskan bukan berarti melarang adanya minuman keras di Jakarta. Namun, pihaknya bakal menunggu keputusan DPR. Apalagi para anggota dewan tengah membahas aturan minuman alkohol di Indonesia.
"Kita nanti cermati apa yang jadi keputusan tentunya akan kita pastikan untuk kita taat dalam koridor hukum," terangnya.