Polisi sebut pelaku tidak konsisten soal brankas milik pasutri di Benhil
Setelah polisi melakukan penelusuran, ternyata brankas dibuka di bengkel tukang las di daerah Demak, Jawa Tengah. Polisi juga mencari linggis yang digunakan para tersangka dalam aksinya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, keterangan dua tersangka pembunuhan pasutri pengusaha garmen Zakaria Husni dan Zakiya kerap berubah-ubah. EK dan ST tidak konsisten saat penyidik meminta keterangan terkait isi brankas.
"Pengakuan tersangka awalnya tidak konsisten dalam memberi informasi. Awalnya diinformasikan brankas dibuang di sungai di Purbalingga," katanya di Polda Metro Jaya, Jumat (15/9).
Setelah polisi melakukan penelusuran, ternyata brankas dibuka di bengkel tukang las di daerah Demak, Jawa Tengah. Polisi juga mencari linggis yang digunakan para tersangka dalam aksinya.
"Informasi pelaku linggis dibuang di dekat sungai (tempat membuang mayat pasutri) sampai sekarang oleh penyidik belum mendapatkan barang bukti linggis," terang Argo.
Dia mengatakan setelah penangkapan penyidik menanyakan barang-barang apa saja yang dicuri dan dibawa kemana. "Ada brankas yang hilang dan setelah kita tanyakan berisi perhiasan, Alquran, sajadah dan surat-surat perhiasan dan BPKB ada di dalam brankas," sebutnya.
Brankas tersebut dibawa dari rumah korban di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat dengan menggunakan Toyota Altis milik korban. Sementara mayat pasutri ditaruh di bagasi sebelum dibuang ke sungai di Purbalingga.
Barang bukti yang dirilis berupa uang tunai Rp 100 juta, 15 jam tangan berbagai merk, tiga buah kamera, tujuh unit ponsel, empat BPKB, beberapa perhiasan emas, brankas, enam buku tabungan dan beberapa sertifikat tanah.