Relakan lahan untuk RPTRA, swasta dapat insentif dan boleh iklan produk
"Salah satunya lahannya tetap dikuasai oleh swasta, mereka yang memelihara, mereka yang membangunnya, tapi diberikan kemudahan dari tarif PBBnya. Diberi pengurangan sesuai ketentuan," jelas Sandiaga.
Keterbatasan lahan di DKI Jakarta menjadi alasan Pemerintah Provinsi (Pemprov) menghentikan pembangunan Ruang Publik Terpad Ramah Anak (RPTRA). Ini membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno terus putar otak agar tempat bermain, belajar dan berkumpul anak-anak tetap dilanjutkan pembangunannya.
Solusi saat ini yang bisa dilakukan Pemprov yakni dengan memanfaatkan lahan milik swasta. Kata dia, lahan kosong milik BUMN dan BUMD juga bisa digunakan. Numan saat ini masih dilalukan pendataan.
-
Apa yang dibahas Anies Baswedan dan Sandiaga Uno? Menarik ya karena waktu kami sempat bermitra didukung partai Gerindra dan PKS saat itu, kita pernah berdiskusi tentang mendirikan partai,
-
Siapa yang dibantu Sandiaga Uno di Pancoran? Sandiaga menyasar warga dan juga sekaligus merangkul lansia untuk budidaya lele.
-
Di mana Sandiaga Uno kuliah dulu? Beginilah potret lawas Sandiaga Uno saat masih mengenyam pendidikan di Amerika.
-
Apa yang dilakukan Sandiaga Uno di Pancoran? Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menggelar program 'Wirausaha Praktis Juragan Lele Lalap' (Julela) di Pancoran, Jakarta Selatan pada Sabtu (26/8/23).
-
Bagaimana Sandiaga Uno membantu warga Pancoran? Sandiaga langsung memberikan bantuan untuk mengembangkan potensi yang sudah ada. "Kita beri bantuan tambahan tiga kolam bioflok dengan diameter 200 cm, 2.250 bibit ikan lele dan pakan ikan hingga panen. Tentu juga kita beri pendampingan dan pelatihan budidaya ikan lele," sambung Sandiaga.
-
Bagaimana tanggapan warganet terhadap unggahan Sandiaga Uno tentang tubuh berototnya? Unggahan Sandiaga Uno beberapa waktu lalu itu seketika menuai gelak tawa dari warganet. Banyak di antaranya yang ikut memberikan komentar yang tak kalah lucu dan menggelitik.
Dia mengakui itu tidak mudah, untuk itu sebagai 'imbalan' bagi swasta yang merelakan lahannya dibangun RPTRA akan diberi insentif. Sandiaga menawarkan beberapa skema antara lain skema kebijakan sementara atau skema tetap dimana perusahan yang membangun dan disitu lah akan ada insentifnya.
"Ini lagi kita lihat bagaimana kita bisa ciptakan insentif dan kebijakan yang bisa membuka peluang bagi sektor usaha yang non-pemerintah, tapi perlu ada beberapa persyaratannya. Salah satunya lahannya tetap dikuasai oleh swasta, mereka yang memelihara, mereka yang membangunnya, tapi diberikan kemudahan dari tarif PBBnya. Diberi pengurangan sesuai ketentuan," jelas Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (8/3).
Kemudian insentif lainnya dari lahan tersebut 20-30 persen bisa digunakan sebagai tempat iklan dari produk-produk perusahan tersebut.
"Kedua mungkin sebagian dari lahan tersebut bisa dipakai untuk mengiklan produk produk atau layanan di sekitar 20-30 persen lahan tersebut," sambungnya.
Dia mengatakan ini adalah sistem kerjasama dan tidak menggunakan dan Corporate Social Responsibility (CSR) atau dana kompensasi pelampauan kelebihan (KLB). "Ya, kerjasama pemanfaatan aset," ujarnya.
Karena keterbatasan lahan, Sandiaga juga sedang mendorong Dinas Pemukiman dan Perumahan Rakyat untuk melakukan pengadaan lahan. "Sekarang saya akan mendorong, dari dinas terkait juga mendorong pengadaan lahan," kata dia.
Baca juga:
Sandiaga tidak suka RPTRA dibangun dari CSR berkedok iklan perusahaan
Setop pembangunan, Sandiaga persilakan swasta berminat bangun RPTRA
Jangan sampai tawa ceria anak-anak Jakarta hilang karena tak ada tempat bergembira
Keterbatasan lahan jadi alasan pembangunan RPTRA dihentikan
Sandiaga soal program RPTRA segera berakhir: Mestinya diterusin