Sejak gantikan Ahok, Plt gubernur mengaku banyak mendapat ujian
Sejak gantikan Ahok, Plt gubernur mengaku banyak mendapat ujian. Sejak 26 Oktober 2016, Sumarsono resmi mengisi kekosongan posisi Gubernur DKI yang ditinggal cuti oleh petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Sumarsono mengaku telah mendapatkan banyak ujian.
Sejak 26 Oktober 2016, Sumarsono resmi mengisi kekosongan posisi Gubernur DKI yang ditinggal cuti oleh petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Dalam menjalani statusnya sebagai Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono mengaku telah mendapatkan banyak ujian.
"Saya ditugaskan sini pertama jelas ini bagi yang belum tahu yang pertama tugas saya akan melaksanakan semua urusan pemerintahan DKI termasuk pelayanan publik, perizinan dan seterusnya," kata Sumarsono, Rabu (14/12).
Selain itu, Sumarsono juga menerangkan bahwa tugas utamanya adalah menjaga ketentraman dan ketertiban Ibu Kota. "Saya yang sebulan saja belum menjabat sudah diuji tiga kali demontrasi apapun namanya doa bersama atau aksi tiga kali ya yang pertama 4 November, kemudian 02 Desember dan yang terakhir 04 Desember," ungkapnya.
Dia menceritakan pada tugas pertamanya menangani aksi 411 Sumarsono mengapresiasi jalannya aksi yang damai hingga pukul 18.00 WIB. "Sampai jam 06.00 WIB aman, nyaman saya terima kasih tanggal 4 itu hanya keseleo sedikit karena sempat terjadi kerusuhan setelah jam 06.00 WIB itu di luar tanggung jawab kita," ujarnya.
Selain itu, dia juga berterima kasih kepada demonstran relawan kebersihan dan pasukan oranye yang dengan sigap langsung membersihkan sampah bekas aksi.
"Banyak yang dikerahkan membersihkan di depan Istana dan harus selesai sebelum subuh dan alhamdulillah saya tunggu itu karena alangkah tidak enaknya seorang pimpinan tidur manakala anak buahnya bekerja keras, walaupun kita tidak ikut menyapu kita harus memberikan support dan dukungan moril," terangnya.
Sumarsono juga menceritakan waktu itu dia hendak membeli nasi goreng untuk pasukan oranye yang bertugas saat dini hari, namun tidak ada tukang jualan yang masih buka. "Enggak ada yang buka terpaksa bekerja dengan makanan seadanya dan saya selalu berada di samping pak Kadis kebersihan," tuturnya.
Kemudian Sumarsono melanjutkan ceritanya tentang aksi 212. "Jumlahnya banyak yang kedua dan aman sekali karena konsep kita rubah pemerintah daerah kita rubah konsepnya bukan menghadapi tetapi melayani," ujarnya.
Salah satu konsep tersebut adalah dengan mengganti senjata pentungan Satpol PP dengan air mineral. "Konsep pengertian melayani karena yang melakukan doa dan zikir bersama yang melakukan massa aksi itu adalah saudaraku. Saudara serumah kalau tidak saudara, sekampung minimal saudara sebangsa dan setanah air," tegasnya.
Yang terakhir adalah aksi 412. Meskipun diwarnai oleh banyak atribut partai tetapi Sumarsono mengapresiasi aksi yang menampilkan berbagai kesenian daerah sebagai wujud kebhinekaan tersebut.