Tangani DBD, Pemprov DKI Luncurkan Aplikasi DBDklim
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut hal tersebut merupakan bentuk komitmen pihaknya dalam menanggulangi DBD. Karena itu, dia menginginkan Dinas Kesehatan DKI mampu melakukan beberapa terobosan atau solusi baru mengenai kesehatan.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meluncurkan tiga aplikasi berbasis android terkait pelayanan kesehatan. Salah satunya yakni aplikasi DBDKlim yang akan memberikan peringatan dini penyakit Demam Berdarah Dengeu (DBD).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut hal tersebut merupakan bentuk komitmen pihaknya dalam menanggulangi DBD. Karena itu, dia menginginkan Dinas Kesehatan DKI mampu melakukan beberapa terobosan atau solusi baru mengenai kesehatan.
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Siapa kakek buyut dari Anies Baswedan? Umar merupakan kakek buyutnya.
-
Apa berita bohong yang disebarkan tentang Anies Baswedan? Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi sasaran berita bohong atau hoaks yang tersebar luas di media sosial. Terlebih menjelang Pilkada serentak 2024.
-
Apa yang menjadi dorongan Anies Baswedan untuk melakukan perubahan? Baginya, semangat kader PKS Sulsel tersebut menjadi dorongan untuk melakukan perubahan. "Sinar matahari itu malah membangkitkan semangat bapak dan ibu. Izinkan pada kesempatan ini sekalian kita mendorong perubahan."
-
Apa yang ingin diberantas oleh Anies Baswedan? “Saya sudah berkomitmen untuk memberantas semua kegiatan ilegal, semua itu harus diberikan sanksi tegas dan dihukum,” tutupnya.
"Masalah yang kita hadapi banyak sekali, dan kita harus melakukan inovasi menyelesaikan masalah yang sebelumnya tidak terbayangkan," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (30/1).
Selain itu dua aplikasi lainnya yakni Jak-Track untuk menanggulangi HIV/AIDS dan E-Jiwa untuk mendeteksi masalah kejiwaan secara dini.
"Saya berharap di akhir tahun ini, banyak inovasi yang bisa ditawarkan DKI Jakarta ke kota-kota lain, kepada daerah-daerah di seluruh Indonesia," jelas mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Sebelumya, ada lima kecamatan di Jakarta dengan kasus demam berdarah dengue(DBD) tertinggi. Angka tersebut dilihat berdasarkan incident rate (IR) masing-masing wilayah.
"Kecamatan yang paling tinggi IR kasus DBD ada di Kecamatan Jagakarsa dengan IR 19,27 per 100.000 penduduk," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti saat ditemui di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, ditulis Selasa, (29/1).
Di bawah Kecamatan Jagakarsa, IR DBD tertinggi meliputi Kecamatan Kalideres sebesar 16,94 per 100.000 penduduk, Kecamatan Kebayoran Baru 16,54 per 100.000 penduduk, Kecamatan Pasar Rebo 13,93 per 100.000 penduduk, dan Kecamatan Cipayung 13,57 per 100.000 penduduk.
"Kami menggunakan perhitungan IR, bukan jumlah total kasus DBD. Tujuannya supaya parameter pengukurannya sama, yaitu dibandingkan dengan 100.000 penduduk," ucap Widyastuti.
Tingginya kasus DBD di Kecamatan Jagakarsa, salah satunya karena intensitas hujan dan kelembapan yang tinggi.
Reporter: Ika Defianti
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Anies Keluarkan Ingub Antisipasi Peningkatan Kasus DBD di Jakarta
177 Warga Bojonegoro Menderita DBD, 4 Orang Meninggal
220 Warga Banten Menderita DBD, 3 Orang Meninggal
Cegah DBD, Wapres JK Minta Masyarakat Cegah Genangan Air di Selokan
16 Pasien Penderita DBD Dirawat di RSUD Tangerang Selatan
Selain Fogging, Cara Apa yang Efektif untuk Memberantas DBD?