Tangkal aksi teror, MRT buat MoU dengan Polda Metro Jaya
Nota kesepahaman antara PT MRT Jakarta dengan Polda Metro Jaya bertujuan untuk memastikan adanya pertukaran informasi kedua belah pihak. Tidak hanya lokasi stasiun, tapi juga terkait layout dan instalasi fasilitas secara strategis.
Waspada ancaman teror, PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) menandatangani Nota Kesepahaman atau MoU dengan Polda Metro Jaya. Hal itu dilakukan mengingat fasilitas MRT di Jakarta masuk dalam Objek Vital Nasional.
Proyek strategis nasional itu sangat membutuhkan perhatian segenap masyarakat dan pemerintah. Mulai dari proses konstruksi hingga pengoperasiannya.
-
Di mana MRT Jakarta berada? Terdapat enam kilometer jalur Mass Rapid Transit (MRT) di bawah tanah Jakarta.
-
Bagaimana MRT Jakarta dibangun? Koridor 1 MRT mulai beroperasi sejak 2019. Jalurnya sepanjang 16 kilometer. 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer di bawah tanah.
-
Bagaimana MRT Jakarta mengelola kerumunan saat misa berlangsung? MRT Jakarta juga menyiapkan manajemen kerumunan (crowd management) melalui penambahan petugas dan peralatan pendukung seperti pengeras suara dan rambu penunjuk arah di area stasiun.
-
Apa yang dilakukan MRT Jakarta untuk mendukung Misa Akbar Paus Fransiskus? "MRT Jakarta tetap melayani masyarakat dengan jam operasi normal yaitu pukul 05.00-24.00 WIB dengan selang waktu 5 menit pada jam sibuk (07.00-09.00 & 17.00-19.00) dan 10 menit di luar jam sibuk," kata Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Ahmad Pratomo dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (3/9).
-
Apa saja yang dibangun pada MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota? Pembangunan Fase 2A MRT Jakarta, yang akan menghubungkan Bundaran HI-Kota, diharapkan selesai pada 2027 untuk segmen pertama.
-
Kapan Tiko Aryawardhana meninggalkan Polres Metro Jakarta Selatan? Pada Rabu dini hari tanggal 17 Juli sekitar pukul 00.35 WIB, setelah selesai pemeriksaan, suami dari Bunga Citra Lestari ini terlihat berjalan cepat meninggalkan Polres Metro Jakarta Selatan.
"Menjelang Ramadan kita dikejutkan dengan berbagai gangguan keamanan yang tentu bagi kita semua, termasuk MRT, saat beroperasi itu 130 ribu sampai 170 ribu orang dalam sehari akan melintas dengan kereta ini. Maka perlu suatu mekanisme pengamanan. Bukan hanya kenyamanan dan keselamatan penumpang saja, tapi juga keamanan," tutur Kepala Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Agung Wicaksono di Gedung Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Kamis (7/6).
Menurut Agung, nota kesepahaman antara PT MRT Jakarta dengan Polda Metro Jaya bertujuan untuk memastikan adanya pertukaran informasi kedua belah pihak. Tidak hanya lokasi stasiun, tapi juga terkait layout dan instalasi fasilitas secara strategis.
Selain itu, kerjasama pengembangan sumber daya manusia juga dilakukan. Pihak MRT Jakarta harus memiliki pemahaman keamanan yang sesuai dan diajarkan oleh kepolisian Polda Metro Jaya. Termasuk juga pembekalan tenaga sekuriti.
"Depo kita di Lebak Bulus, ada kereta kita yang disimpan, dan pusat pengendali juga. Dan juga stasiun-stasiun kita yang akan memiliki tiga stasiun besar, Blok M, Lebak Bulus, dan HI. Juga ada 10 stasiun lainnya yang semuanya butuh mekanisme pengamanan," jelas Agung.
Direktur Pengamanan Objek Vital Polda Metro Jaya Kombes Heri Purwono menambahkan, penandatanganan Nota Kesepahaman ini membuat payung hukum MRT menjadi jelas. Mulai dari proyek pembangunan hingga saat dioperasikan pada Maret 2019 mendatang.
"Guyon saya itu, ancaman nggak ada, yang ada serangan. Langsung. Khusus situasi sekarang yang berlaku ya seperti sekarang. Ini yang tidak boleh terjadi pada fasilitas kita. Ini objek fasilitas nasional yang tidak boleh tersentuh apapun," ujar Heri.
Rencananya, Senin 11 Juni nanti pihak kepolisian bersama MRT akan melakukan survei di 13 titik stasiun. Termasuk membaca potensi kerawanan, pengamanan gardu induk, juga situasi jalur sekitar.
"Kaitannya dengan kegiatan operasional MRT ke depan adalah manajemen sistemnya. Yang harus disiapkan fasiklitas kantor keamanan terpadu yang nantinya terkait pengamanan ke dalam dan keluar. Tidak harus besar, yang penting bisa mengakomodir semua," beber dia.
Termasuk juga penggunaan CCTV standar dan yang lebih canggih yakni dengan kemampuan face recognition. Tiap wajah yang terdeteksi kamera akan langsung dianalisis apakah orang tersebut merupakan ancaman di lingkungan MRT.
"Residivis kelihatan masuk (stasiun) misalkan, ada yang masuk, kita lihat potensi kerawanannya. Atau pengantin mau masuk, jangan sampai. Nanti meledak ke dalam," jelas Heri.
Reporter: Nanda PerdanaPutra
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Cara PLN penuhi kebutuhan listrik untuk MRT Jakarta
Sebentar lagi Indonesia punya 3 transportasi canggih seperti di luar negeri
Lintasi tol JORR, ini penampakan jalur layang MRT dari udara
Pemprov DKI targetkan terapkan ERP usai MRT beroperasi
Kenalkan, ini deretan masinis cantik siap mengemudikan MRT Jakarta
Melihat lebih dekat kondisi kereta MRT Jakarta
Anies Baswedan ajak anaknya jajal kereta MRT di Depo Lebak Bulus