Timses Badja minta warga belum dapat C6 buat serbu TPS
Timses Badja minta warga belum dapat C6 buat serbu TPS. Timses Badja menilai persoalan C6 ini adalah masalah yang serius. Karena banyak modus penggunaan C6 milik orang lain di putaran pertama bahkan juga ada modus pemilih yang bukan warga Jakarta ikut memilih.
Distribusi C6 atau surat undangan pemilihan Gubernur DKI Jakarta putaran kedua kembali menjadi keluhan bagi beberapa warga yang ingin menggunakan hak pilihnya esok hari. Menurut juru bicara tim sukses (timses) pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua petahana Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat (Badja) Gusti Putu Artha, banyak warga yang menyampaikan keluhan hingga H-1 belum mendapatkan C6.
"Fakta-fakta di lapangan dari tim kami. Tim kami punya call center dari 15 line yang merespon 4 hari terakhir ini menyangkut terhambatnya C6. Angkanya ada posisi sampai jam sekarang (11.15 Wib) ada di angka 1483 pemilih yang melaporkan dirinya tidak terlayani dengan baik C6-nya," ujar Gusti, di Media Center Badja, Menteng, Jakarta Selatan (18/4).
Mantan komisioner KPUD DKI Jakarta ini mengatakan ada beberapa tempat secara kolektif tidak mendapatkan C6. "Yang paling membuat kami kecewa dan dalam tanda kutip agak marah adalah ada sejumlah tempat secara kolektif belum terdistribusi C6nya mislanya Rusun Argo Cakung, yang C6nya belum terdistribusi," ungkapnya.
Dia menambahkan, tidak hanya permasalah C6 saja yang menjadi kendala pemilih diputaran kedua. Tetapi juga warga yang hilang namanya dalam DPT.
"Kemudian kami menemukan TPS di Jatinegara diputaran pertama ada namanya tetapi pas putaran kedua secara kolektif hilang namanya. Lalu ada juga berikan C6 tapi Nomor Induk Kependudukan (NIK) nya salah," ujarnya.
Gusti menganggap ini sebagai sebuah modus baru diputaran kedua. "Modus ini baru terjadi di putaran kedua. Kalau asumsinya human eror sangat enggak logis karena masif di beberapa TPS," ucapnya.
Oleh karena itu, Gusti menyarankan pada warga yang belum mebdapatkan C6 ataupun ada permasalahan dalam DPT dan kesalahan dalam NIK untuk melakukan protes pada ketua KPPS secara beramai-ramai. Apabila tak kunjung diberikan, Gusti menyarankan untuk mendokumentasikan penolakan pemerian C6 itu lewat sebuah video dan kemudian di viralkan.
"Sore hari ini ketika mereka para KPPS ini membuat setting layout TPS kita mendorong seluruh pemilih kita yang belum dapat C6 datang minta C6 disitu. Kami juga mengimbau kalau mereka ngeyel videokan. Viralkan. Ada masanya nanti kita pidanakan," imbuhnya.
Timses Badja menilai persoalan C6 ini adalah masalah yang serius. Karena banyak modus penggunaan C6 milik orang lain di putaran pertama bahkan juga ada modus pemilih yang bukan warga Jakarta ikut memilih.
"Soal C6 ini begitu serius karena potensial disalah gunakan di lapangan. Kita lihat fakta di putaran pertama ada yang memakai C6 orang lain. Modus menggunakan C6 orang lain terjadi di seluruh pilkadan. Apalagi ada fakta empiris pengerahan massa besar-besaran," pungkasnya.