Warga Petamburan: Perusuh yang Ditangkap Polisi Bukan Warga Sini, tapi Luar Jakarta
"Mobil yang dipinggir jalan itu spionnya pada ilang semua sama kacanya pecah. Terus ini mobil yang dibakar (parkiran Asrama Brimob) sama mereka bukan semua punya polisi kan, banyak juga punya warga sipil," ujar Otha.
Polisi telah menangkap ratusan orang dari massa yang melakukan aksi pada Rabu (22/5). Dari ratusan orang tersebut, banyak yang ditangkap oleh aparat kepolisian di kawasan Petamburan, Jakarta Barat.
Ternyata, mereka yang telah diamankan oleh aparat kepolisian bukan merupakan warga asli DKI Jakarta, atau lebih khusus bukan warga Petamburan dan sekitarnya. Hal itu diketahui, setelah mereka yang ditangkap diminta untuk menunjukkan kartu identitasnya.
-
Dimana demo buruh terjadi? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Kapan aksi demo terjadi? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Dimana letak Stasiun Bedono? Stasiun Bedono merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang berada di Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang.
-
Dimana Benteng Van Der Capellen berada? Agar garis pertahanan tetap kuat, Belanda pun akhirnya membangun benteng pertahanan bernama Van Der Capellen di Batusangkat, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat.
-
Dimana letak Benteng Baluwarti? Benteng Baluwarti merupakan benteng yang membatasi area Keraton Yogyakarta dengan wilayah di luarnya.
-
Siapa yang terlibat dalam demo tersebut? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Rencananya, akan ada ribuan massa aksi yang ikut serta dalam demo tersebut.
Otha, salah seorang warga Petamburan, Jakarta Barat, itu mengaku, telah membantu aparat kepolisian dalam menangkap sekelompok massa yang diduga telah membuat kerusuhan.
"Yang kita tangkepin itu kebanyakan orang luar daerah (Jakarta) semua. Pas kita lihat KTPnya itu ada yang dari Tasik, Cilacap. Pokoknya enggak ada yang KTP dari Jakarta, ini kaki saya aja sampe kena lemparan batu," kata Otha kepada merdeka.com, Jakarta, Kamis (23/5).
Alasan Otha bersama warga sekitar membantu polisi menangkap sekelompok massa yang rusuh itu. Karena merasa kesal, mereka telah merusak beberapa puluhan kendaraan yang terparkir di pinggir Jalan KS Tubun maupun Asrama Brimob.
"Mobil yang dipinggir jalan itu spionnya pada ilang semua sama kacanya pecah. Terus ini mobil yang dibakar (parkiran Asrama Brimob) sama mereka bukan semua punya polisi kan, banyak juga punya warga sipil," ujarnya.
Ternyata, apa yang dikatakan oleh Otha soal sekelompok massa yang membuat kerusuhan berasal dari luar Jakarta, juga dibenarkan oleh Jumari, yang sudah lama tinggal di Petamburan.
"Bukan (warga sini) saya kan disini (Petamburan) udah 27 tahun. Enggak ada yang saya kenal," tambah dia.
Ia pun menegaskan, mereka yang membuat kerusuhan itu bukan merupakan warga Jakarta atau Petamburan. Karena hanya dua orang saja yang ia kenal.
"Bukan, orang daerah itu. Tapi dari daerah mana kita enggak tahu ya. Enggak ada yang kenal, saya. Paling kenal satu atau dua orang doang itu saya, tapi enggak tentu (ikut rusuh). Enggak kenal itu saya," ucapnya.
Ia pun mengaku, sempat ditanyai oleh salah seorang kelompok massa terkait warung yang ia miliki tidak dibuka alias tutup. Hal itu juga sama dilakukan oleh beberapa warga yang memiliki warung.
"Tadi di deket warung saya, ada yang nanya. Kenapa warung enggak dibuka. Saya diem aja gitu, orangnya pada enggak masuk yang bantuin. Saya bilang aja begitu. (Nanya lagi massa) ketakutan ya bang. Bukan, enggak ada yang masuk. Ya itu pura-pura mau beli enggak tahunya malah masuk ke dalem," ungkapnya.
Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi mengatakan, pihaknya dibantu oleh sejumlah warga, tokoh masyarakat, ulama melakukan pengamanan di wilayah Petamburan, Jakarta Barat. Dalam hal, Front Pembela Islam (FPI) juga ikut membantu mengamankan lokasi kerusuhan sejak malam hari.
"Hari ini terjadi kerusuhan, ini bukan dari Jakarta, bukan dari Petamburan, dari pagi tadi kami bersama tokoh-tokoh FPI, juga kami dibantu para ulama untuk menghalau mereka," kata Hengki di lokasi kejadian, Jakarta Barat, Rabu (22/5).
Ia pun mengungkapkan, mereka yang ditangkap itu ternyata bukan warga asli fari Jakarta. Melainkan sebagai warga pendatang dari berbagai daerah.
"Yang jelas untuk sementara kami simpulkan bahwa ini bukan dari Jakarta. Tapi ada yang dari Tasik, kemudian ada dari Banten, ada juga yang dari Flores, ada kita amankan banyak lah. Kami sedang pendalaman," ungkapnya.
Baca juga:
Begini Kondisi Gedung Bawaslu yang Sempat Dibakar Massa
Aksi Anies Pimpin Pembersihan Lokasi Demo 22 Mei di Depan Bawaslu
Polri Sebut Kelompok Pendukung ISIS Berupaya Tunggangi Demo 22 Mei
Pembakaran Polsek Tambelangan Dipicu Hoaks Penangkapan Ulama Madura di Jakarta
Tersangka Rusuh 22 Mei Bertambah Jadi 300 Orang, Perhari Dibayar Rp300 Ribu