28 Januari: Kelahiran TB Simatupang, Jenderal Jenius asal Sidikalang
Tahi Bonar Simatupang atau TB Simatupang adalah salah seorang pahlawan nasional yang sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia. Pada akhir revolusi, ia menjadi Kepala Staf Angkatan Perang (KSAP) dan menjadi tokoh pemikir militer Indonesia.
Tahi Bonar Simatupang atau TB Simatupang adalah salah seorang pahlawan nasional yang sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia. Pada akhir revolusi, ia menjadi Kepala Staf Angkatan Perang (KSAP) dan menjadi tokoh pemikir militer Indonesia.
Tepat hari ini, 28 Januari pada tahun 1920 silam, KSAP ke-2 itu lahir di Sidikalang, Sumatera Utara, sebagai anak kedua dari delapan bersaudara. Ayahnya merupakan seorang ambtenaar bernama Sutan Mangaraja Soaduan Simatupang dan ibunya bernama Mina Boru Sibutar.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Apa itu Tari Sintung Sumenep? Tari Sintung merupakan salah satu ekspresi keimanan umat muslim di Kabupaten Sumenep kepada Tuhan Yang Maha Esa.
-
Kapan Hari Lebah Sedunia diperingati? Setiap tahun pada tanggal 20 Mei, dunia merayakan Hari Lebah Sedunia, sebuah peringatan yang mengingatkan kita semua tentang makhluk kecil yang memiliki peran besar dalam kelangsungan hidup planet kita.
-
Apa yang terjadi di jalan Tol Jakarta - Cikampek pada Senin siang? Banyak pemudik yang melanggar batas jalur contraflow saat melintas di jalan Tol Jakarta - Cikampek (Japek) atau selepas Exit Tol Cikampek Utama mengarah ke Jakarta di KM 70 sampai KM 65, pada Senin (15/4) siang.
-
Kapan Hari Bersyukur Sedunia diperingati? Hari Bersyukur Sedunia (World Gratitude Day) diperingati setiap tanggal 21 September.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
Sepanjang hidupnya, TB Simatupang memberi andil besar bagi bangsa Indonesia, khususnya di dunia militer. Bahkan, ia dikenal sebagai salah satu peletak dasar Indonesia. Tak heran jika hingga hari ini namanya terus diingat dan dikenang oleh masyarakat, terutama di Sumatera Utara.
Lantas, seperti apa perjalanan hidup seorang TB Simatupang? Simak ulasannya yang merdeka.com lansir dari Historia dan Liputan6.com:
Masa Kecil TB Simatupang, Si Jenius dari Sumatera Utara
©2013 Merdeka.com/Pustaka Sinar Harapan
Bonar, nama kecil Simatupang, menempuh pendidikannya di HIS Pematangsiantar dan lulus pada 1934. Setelah lulus, ia melanjutkan sekolahnya di MULP Dr. Nomensen di Tarutung pada 2937, lalu ke AMS di Salemba, Batavia dan selesai pada 1940.
Semasa kecil, Bonar sudah dikenal sebagai siswa yang jenius dan pintar. Bahkan, ia pernah beberapa kali harus berdebat dengan gurunya saat di sekolah. Tidak jarang ia menentang gurunya yang dianggap terlalu merendahkan bangsa Indonesia.
Menurut gurunya, penduduk “Hindia Belanda” tidak akan mungkin bersatu untuk mencapai kemerdekaan karena perbedaan di antara suku-suku. Mendengar pernyatan itu, Bonar menganggap gurunya telah menyebarkan mitos yang tidak benar. Hal ini yang kemudian membuktikan bahwa Bonar sejak kecil sudah memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.
Awal Karier Militer TB Simatupang
Setelah lulus dari AMS Batavia, TB Simatupang memutuskan untuk mengikuti ujian akademi militer kerajaan (KMA). Pada tahun 1942, ia lulus dari KMA dan mendapatkan gelar taruna mahkota dengan mahkota perak karena dinilai berprestasi, khususnya di bidan teori. Bersama A.H. Nasution dan lex Kawilarang, ia sering mendalami buku “Tentang Perang” karya Carl von Clausewitz.
Setelah menempuh pendidikan selama 2 tahun, ia lulus sebagai perwira muda dan menjadi perwira pribumi yang direkrut Jepang. Simatupang dan beberapa temannya kemudian ditempatkan di Resimen Pertama di Indonesia dengan pangkat Calon Perwira.
Pria kelahiran 28 Januari 1920 ini, bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Ia juga turut bergerilya bersama Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman melwan pasukan Belanda yang berniat menguasai kembali bekas koloninya tersebut. Sepanjang perang kemerdekaan Indonesia, ia pun diangkat menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Perang (WAKASAP) RI pada 1948 hingga 1949.
Konflik TB Simatupang dengan Soekarno
©wikipedia.com
Karier militer TB Simatupang pernah menemui jalan terjal. Pada 17 Oktober 1952, terjadi gelombang demonstrasi yang menuntut pembubaran parlemen. Sebab, DPRS dianggap terlalu ikut campur urusan internal Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI). Hal ini berawal ketika Kolonel Bambang Soepeno menemui Presiden Soekarno dan meminta agar Kolonel Abdul Haris Nasution dicopot dari jabatannya sebagai KSAD (Kepala Staf TNI Angkatan Darat).
Di depan Soekarno, secara terang-terangan TB Simatupang menyatakan bahwa Presiden telah melakukan kesalahan besar dan sangat mendasar. Sistem Angkatan Bersenjata akan terganggu jika panglima devisi bisa dicopot, dan seterusnya. Selain itu, Simatupang juga dengan menyatakan bahwa selama ia menjabat sebagai KSAP, ia tidak akan membiarkan itu terjadi.
Akhir Karier Militer TB Simatupang
Pada tahun 1953, Presiden Soekarno menghapuskan jabatan KSAP, lalu pada 1954-1959, TB Simatupang diangkat sebagai Penasihat Militer di Departemen Pertahanan RI. Setelah resmi dipensiunkan dini dari dinas militer pada 21 Juli 2959, ia mengakhiri karier militernya dengan pangkat Letnan Jenderal.
Selama pensiun dari militer, ia banyak menyibukkan diri dengan membaca dan menulis buku. Selain itu, ia juga terjun ke pelayanan Gereja dan aktif memberi sumbangsih pemikiran-pemikirannya tentang peranan Gereja di dalam masyarakat. Hal ini yang kemudian ia dianggap sebagai salah seorang Jenderal yang jenius sekaligus religius.
Pada tahun 1990, TB Simatupang wafat dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Sepanjang hidupnya, ia telah memberi sumbangsih besar bagi bangsa Indonesia. Atas jasa-jasa tersebut, pada tahun 2013, Presiden SBY memberikan gelar pahlawan nasional kepada TB Simatupang.