5 Penyakit Jemaah Haji yang Perlu Diwaspadai, Ketahui Cara Mengatasinya
Melansir dari Kemkes.go.id, sebagian jemaah haji Indonesia adalah jemaah dengan usia lanjut. Hal ini yang kemudian membuat mereka rentan tertular penyakit serius. Maka dari itu, sebelum berangkat, jemaah haji harus melakukan pengecekan tubuh secara intensif.
Penyakit jemaah haji penting diketahui oleh para jemaah yang ingin menjalankan ibadah suci ini. Untuk itu, para jemaah haji dianjurkan untuk menjaga kondisi tubuh mengingat ibadah ini memerlukan kekuatan mental dan fisik.
Melansir dari Kemkes.go.id, sebagian jemaah haji Indonesia adalah jemaah dengan usia lanjut. Hal ini yang kemudian membuat mereka rentan tertular penyakit serius. Maka dari itu, sebelum berangkat, jemaah haji harus melakukan pengecekan tubuh secara intensif.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kenapa materai penting? Penggunaan meterai memberikan kekuatan hukum pada dokumen dan menjadikannya sah di mata hukum. Selain itu, materai membantu mencegah pemalsuan atau penyalahgunaan dokumen dengan memastikan bahwa dokumen tersebut telah melalui proses administrasi yang benar.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kenapa sabun muka khusus jerawat penting? Wajah berminyak dan kotor bisa meningkatkan risiko jerawat karena penumpukan kotoran dan penyumbatan pori-pori.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kenapa Jenang Saren warnanya hitam pekat? Jenang ini dinamakan “saren” karena warnanya yang hitam legam. Warna hitam ini berasal dari merang yang dibakar.
Ada sejumlah penyakit jemaah haji yang perlu diwaspadai selama menjalankan ibadah haji. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, berikut penyakit jemaah haji.
Kencing Manis
©2015 Merdeka.com
Penyakit jemaah haji yang paling sering terjadi dan perlu diwaspadai adalah kencing manis atau diabetes melitus. Biasanya, kondisi ini menyebabkan jemaah haji mengalami beberapa gangguan organ tubuh. Apabila tidak segera diatasi, penyakit ini bisa membahayakan nyawa penderita.
Melansir dari Healthline, diabetes melitus terjadi karena tingginya kadar gula darah yang disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi lain. Selain itu, glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat memicu terjadinya berbagai gangguan organ tubuh.
Secara umum, jemaah haji yang mengalami kondisi ini ditandai dengan beberapa gejala, seperti mudah haus, sering buang air kecil pada malam hari, dan mudah lapar. Selain itu, dalam kondisi tertentu, penderita juga akan mengalami gatal-gatal, kesemutan, luka kulit sembuh, dan penglihatan yang semakin kabur.
Diare
Diare merupakan salah satu penyakit jemaah haji yang paling umum terjadi. Kondisi yang membuat para jemaah haji sering buang air besar ini biasanya disebabkan karena makanan atau minuman yang terpapar virus atau bakteri. Biasanya, penderita akan mengalami perut terasa mulas, tinja encer, pusing, dan lemas.
Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan, diare merupakan gejala gangguan saluran pencernaan yang menyebabkan tinja seseorang berubah encer atau berair. Diare menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Jumlah kasus diare seluruh Indonesia sekitar 7 juta, dengan kasus terbanyak di Provinsi Jawa Barat yang mencapai 1,2 juta kasus.
Seseorang yang mengalami beberapa gejala diare harus segera mendapatkan penanganan. Jika tidak, kondisi ini bisa meningkatkan risiko penyakit lainnya, seperti diare kronis yang bisa berlangsung lebih dari dua minggu. Oleh karena itu, para ahli menyarankan untuk segara berkonsultasi dengan dokter.
Jantung Koroner
Salah satu jenis penyakit jemaah haji yang sering dialami adalah jantung koroner. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah utama yang memberi pasokan darah, oksigen, dan nutrisi untuk jantung menjadi rusak.
Secara umum, penyakit jantung koroner disebabkan oleh plak kolesterol dan proses peradangan. Kondisi ini jika tidak segera diatasi maka bisa memicu terjadinya serangan jantung dan menyebabkan kematian.
Gejala penyakit jantung koroner yang paling umum dirasakan jemaah haji adalah dada terasa nyeri dan sesak. Kondisi ini kerap kali dirasakan saat beristirahat setelah melakukan aktivitas yang berat. Apabila nyeri dan ada tekanan di bagian dada ini terus berulang, maka hal menjadi potensi seseorang mengalami penyakit jantung koroner.
Selain sesak dan nyeri dada, gejala penyakit jantung koroner berikutnya ialah pusing dan mudah lelah. Bahkan gejala seperti ini berlangsung tanpa melakukan aktivitas fisik yang berat.
Hipertensi
Penyakit jemaah haji yang perlu diwaspadai lainnya, yaitu hipertensi atau tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan yang meningkatkan risiko penyakit kronis pada jemaah haji. Beberapa gejala yang paling sering dirasakan penderita hipertensi seperti sakit kepala, lemas, masalah penglihatan, hingga sesak napas.
Jemaah haji yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi juga sering dikaitkan dengan kolesterol tinggi. Akibatnya, hal ini dapat memicu beragam penyakit lain, seperti jantung dan stroke. Sehingga apabila Anda memiliki tekanan darah tinggi sebaiknya segera diatasi.
Bagi sebagian penderita hipertensi, konsumsi obat harus dilakukan seumur hidup untuk mengatur tekanan darah. Namun, ada beberapa cara alami yang dapat digunakan untuk menurunkan darah tinggi, salah satunya mengonsumsi sayuran.
Gangguan Stres
Penyakit jemaah haji yang perlu diwaspadai selanjutnya, yaitu gangguan stres. Pemicu jemaah haji di Arab Saudi, yaitu banyaknya manusia, perbedaan cuaca, letak hotel yang jauh, dan lain sebagainya.
Ada sejumlah gejala yang sering muncul pada jemaah haji yang mengalami stres, yaitu takut, sedih, bingung, sulit tidur, tidak semangat, dan mudah tersinggung. Untuk itu, para jemaah haji dianjurkan untuk istirahat yang cukup dan mengonsumsi makanan yang sehat.