7 Potret Tol Kahyangan, Jalan Alternatif Menuju Dieng yang Mempesona
Pada awalnya Proyek Tol Kahyangan dibuat dengan tujuan menjadi jalur pengangkut hasil panen bagi warga Dieng. Namun sekarang jalur itu menjadi viral dan ramai kunjungan wisatawan. Tapi mereka harus hati-hati melewati jalur itu karena ada beberapa titik rawan kecelakaan.
Dataran Tinggi Dieng dikenal dengan tanahnya yang subur. Banyak warga di sana bermata pencaharian sebagai petani. Namun ada sebuah desa, yang warganya tidak bertani atau bercocok tanam.
Saat Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono bertanya kenapa mereka tidak bertani, para warga menjawab kalau di sana tidak tersedia jalan untuk mengangkut hasil panen.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Inilah yang kemudian membuat Budhi mencetuskan proyek “Tol Kahyangan”. Proyek tol yang menghubungkan desa di Dieng dengan pusat keramaian, salah satunya wilayah dataran Pantura Batang. Berikut 7 potret jalur alternatif yang digadang memiliki pemandangan indah tersebut:
Kualitas Jalan Bagus
©2020 liputan6.com
Julukan “Tol Kahyangan” disematkan lantaran keindahan alam yang tersaji di sepanjang jalan itu. Satu sisi jalan terhampar ladang hijau yang membentang sejauh mata memandang.
Sementara di sisi lain terhampar lembah hijau berselimut kabut pada pagi dan sore hari.
“Kualitas jalannya bagus. Dengan pemandangan indah dan hawanya yang sejuk,” kata Budhi dikutip dari Liputan6.com pada Rabu (1/7).
Tempat Swafoto
©YouTube/Sulis Purnawan
Setelah rampung dibangun, jalan itu tidak hanya difungsikan sebagai jalur pengangkut hasil panen warga sekitar, namun juga sebagai jalur wisata. Bahkan, jalur ini sempat viral di kalangan warganet.
"Ke depan sudah kita wacanakan untuk pembangunan rest area di jalur ini. Ini jalur wisata sekaligus jalur ekonomi,” kata Budhi.
Rezeki Warga Dieng
©YouTube/Ganjar Pranowo
Keberadaan jalur itu nyatanya menjadi rejeki tersendiri bagi warga Dieng. Nur, pemilik salah satu warung kopi di jalur tersebut membangun sebuah panggung sederhana di sebelah warungnya.
Pengunjung yang singgah bisa berfoto sepuasnya di sana dengan latar belakang pemandangan hamparan lembah hijau. Dengan adanya tempat swafoto itu, penjualan jajanan di tempatnya meningkat.
“Alhamdulillah sebelum Corona omset warung saya tembus Rp7 juta sampai Rp8 juta, hanya dari kopi dan makanan kecil,” kata Nur.
Lewat Sumber Air Panas
©YouTube/Ganjar Pranowo
Tol Kahyangan menambah akses wisatawan ke Dieng melalui Jalur Pantura. Tapi dengan adanya jalur itu, wisatawan tak perlu lagi memutar.
Desa Bitingan, salah satu desa yang dilewati jalur ini, memiliki potensi wisata berupa sumber air panas alami dan juga Curug Sirawe. Sumber air panas itu bahkan sudah dikelola pemerintah desa setempat.
Jalan Berkabut
©YouTube/Sulis Purnawan
Salah satu hal yang harus diwaspadai saat melintas di jalur ini adalah jalannya yang berkabut. Biasanya, kabut akan datang pada siang hari atau pada saat cuaca mendung. Oleh karena itu, pengendara yang melintas di jalur ini harus hati-hati.
Rawan Kecelakaan
©YouTube/Sulis Purnawan
Jalur tol kahyangan melintasi hutan yang di dalamnya memiliki tanjakan curam. Tak hanya itu, di tengah tanjakan itu, terdapat tikungan tajam yang memaksa kendaraan yang menanjak untuk berbelok menikung.
Kecelakaan yang terjadi di tempat itu biasanya terjadi pada kendaraan yang menurun terutama mobil karena harus mengerem kuat sebelum tikungan. Apabila rem blong dan tidak bisa menikung, kendaraan bisa masuk jurang.
Ganjar Pranowo Terpukau
©YouTube/Sulis Purnawan
Pada saat meninjau Kawasan Obyek Wisata Dieng pada masa New Normal, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo melewati jalur ini untuk menuju ke kawasan tersebut.
Pada salah satu tempat di jalan itu, Ganjar sempat berhenti untuk menikmati pemandangan alam di sana.
“Ini jalur baru yang kita rintis sudah agak lama. Saya baru lihat kali ini dan ternyata pemandangannya memang bagus sekali. Kalau ini tidak berkabut kita bisa melihat sunset yang sangat bagus,” kata Ganjar Pranowo saat berhenti di tempat itu.