Cerita dari Kampung Legon Lele, Desa yang Ditinggalkan di Karimunjawa
Di Kepulauan Karimunjawa, ada sebuah kampung yang ditinggalkan penduduknya. Dulunya ada 30 rumah di kampung itu. Namun sejak tahun 1998, mereka pindah satu per satu dan kini hanya menyisakan satu keluarga.
Di Kepulauan Karimunjawa, ada sebuah kampung yang ditinggalkan penduduknya. Dulunya ada 30 rumah di kampung itu. Namun sejak tahun 1998, mereka pindah satu per satu dan kini hanya menyisakan satu keluarga.
Kampung itu bernama Legon Lele. Kini hanya keluarga Pak Temporas yang tinggal di kampung itu. Walaupun hidup menyendiri, keluarga Pak Temporas tampak damai dalam menjalani hidup. Salah satunya adalah Mak Um.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Waktu momen pindahan itu aku nggak punya uang. aku jual 3 hektare dapat uang Rp9 juta,” kata Mak Um, salah satu anggota keluarga, dikutip dari kanal YouTube Sudut Karimunjawa.
Berikut selengkapnya:
Hidup dengan Beternak
©YouTube/Sudut Karimunjawa
Dalam kesehariannya, Mak Um hidup beternak. Segala hewan ternak yang bisa ia ternak ia ternak seperti kambing, ayam, dan juga sapi. Bahkan di tempat itu, ia merawat 25 sapi milik 8 orang.
“Jadi tak lepas saja sapi-sapi itu. Kalau sudah sampai rumah baru diurusi,” kata Mak Um.
Kalau usianya sudah beranjak tua, Mak Um mengaku ingin pindah dari tempat itu. Apalagi di Kampung Legon Lele ia benar-benar hidup sendiri tanpa ada penduduk lain yang tinggal di sekitarnya.
Merasa Gembira
©YouTube/Sudut Karimunjawa
Walaupun tinggal menyendiri di tempat itu, Mak Um mengaku merasa senang. Apalagi sering ada pengunjung untuk sekadar mampir ke rumahnya yang sederhana. Tak hanya sekadar mampir, mereka juga menjadi teman ngobrol dan juga sering memberi hadiah pada Mak Um.
“Bahagia di sini. Kalau ada omongan apa-apa nggak kedengaran. Selain itu di sini juga dibantu sama hotel, sama anak-anak, sama kawan-kawan, sama semuanya singgah di sini. Itu senang sekali karena banyak dibantu,” kata Mak Um.
Bahagia Tinggal Sama Ibu
©YouTube/Sudut Karimunjawa
Dalam kesehariannya, Mak Um tinggal dibantu oleh anak perempuan dan menantunya yang juga perempuan. Mereka bekerja keras dalam merawat hewan-hewan ternak itu dan juga mengurus kehidupan mereka sendiri. Walaupun sudah berkali-kali ditawar untuk ikut pindah, Dewi tetap tidak mau. Ia mengatakan tetap akan tinggal bersama ibunya ke manapun ibunya pergi.
“Saya berkali-kali diajak pindah oleh mbak tapi saya tidak mau. Saya ingin tetap di sini bantu ibu. Ibu pindah saya ikut pindah,” ujar Dewi.