Cilacap Jadi Wilayah Paling Rawan Tsunami, Begini Antisipasi yang Dilakukan
Pada Senin (4/10), Kepala BMKG mengunjungi Cilacap untuk memastikan kesiapan wilayah itu dalam menghadapi ancaman tsunami. Selain alat pendeteksi tsunami, Pemkab Cilacap juga telah mempersiapkan tempat-tempat evakuasi kalau bencana itu terjadi.
Pada Senin (4/10), Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Dwikornita Karnawati mengadakan kunjungan kerja ke Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Dia mengatakan kalau Cilacap merupakan wilayah paling rawan terhadap bencana tsunami dibandingkan wilayah lainnya. Menurutnya, ancaman tsunami bisa mencapai ketinggian 12 meter apabila terjadi gempa bumi besar atau megathrust berkekuatan di atas 8 SR.
Oleh karena itu, dalam kunjungan itu Dwikornita ingin memastikan Cilacap siap dalam menghadapi bencana tersebut. Lantas apa saja yang sudah dilakukan Cilacap dalam mempersiapkan datangnya bencana itu? Berikut selengkapnya:
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Siapkan Sirine Peringatan Tsunami
©2020 Merdeka.com/bpbd.bantenprov.go.id
Untuk memberikan peringatan dini tsunami kepada masyarakat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap akan segera memasang tiga sirine early warning system (EWS) yang tersebar di beberapa titik. Sebelumnya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga telah memasang alat deteksi dini tsunami di pantai selatan Cilacap. Terkait dengan keberadaan sirine EWS dan alat deteksi dini tsunami itu, pihak BPBD mengimbau agar masyarakat tidak melakukan perusakan atas alat-alat tersebut.
“Alat-alat itu penting untuk keselamatan kita. Saya minta tolong masyarakat untuk menjaga EWS yang kita punya. Itu penting. Kita butuh semuanya,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap, Wijonardi, mengutip dari ANTARA pada Senin (4/10).
Gunakan Frekuensi Radio HT
©2020 Merdeka.com/amazon.com
Sementara itu Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara, Setyoajie Prayoedie mengatakan bahwa nantinya salah satu sistem peringatan dini tsunami berbasis pada frekuensi radio. Dengan adanya sistem ini, pesan yang disampaikan dalam bentuk suara harapannya bisa menjangkau kelompok masyarakat rentan, khususnya yang mengalami kendala dalam melihat dan membaca.
Apalagi, Seyoajie menjelaskan, sistem ini menggunakan teknologi yang relatif sederhana di mana masyarakat cukup mendengarkan informasi dari frekuensi radio. Sehingga kalau terjadi gempa bumi, secara otomatis masyarakat akan mendengar informasi tersebut.
Sistem Peringatan Berbasis Aplikasi
pcquest.com
Selain sistem peringatan melalui sirine dan radio, BMKG juga mengembangkan sistem peringatan dini berbasis aplikasi Android yang bernama “Sirita” (Sirens for Rapid Information on Tsunami Alert). Dengan memasang aplikasi tersebut pada telepon pintar, pengguna masih tetap bisa menerima sirine walaupun telepon dalam posisi hening atau getar.
“Karena keterbatasan jumlah sirine yang dipasang, otomatis kami harus punya solusi alternatif. Jadi kami kembangkan aplikasi sirine tsunami berbasis telepon pintar. Namanya Sirita,” tutur Setyoajie, mengutip dari ANTARA.
Siapkan Tempat Evakuasi
©©2012 pakistanweatherportal.com
Selain menyiapkan sistem peringatan dini, BMKG bekerja sama dengan Pemkab Cilacap juga menyiapkan tempat-tempat berlindung apabila tsunami terjadi. Terkait dengan adanya jalur pipa bawah tanah milik Pertamina, Dwikorita tidak menyarankan penggunaan jalur tersebut sebagai jalur evakuasi. Oleh karena itu, gedung-gedung tinggi disiapkan sebagai tempat perlindungan.
“Intinya, kami memetakan dan memitigasi masyarakat agar mereka berada pada jalur yang tepat. Termasuk pemanfaatan gedung-gedung tinggi seperti Politeknik Negeri Cilacap, terutama di lantai tiga dan empat,” kata Wakil Bupati Cilacap, Syamsul Aulia Rahman, mengutip dari ANTARA pada Senin (4/10).