Dibangun pada Abad ke-19, Ini Potret Klasik Rumah Adik Sri Sultan HB X yang Kental Nuansa Tradisional Jawa
Bangunan itu dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwana VII, tepatnya antara tahun 1877-1921.
Bangunan itu dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwana VII, tepatnya antara tahun 1877-1921.
Dibangun pada Abad ke-19, Ini Potret Klasik Rumah Adik Sri Sultan HB X yang Kental Nuansa Tradisional Jawa
Dalem Yudonegaran beralamat di Jl. Ibu Ruswo, No. 35 Yogyakarta. Bangunan itu dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwana VII, tepatnya antara tahun 1877-1921.
-
Kapan Ndalem Sopingen dibangun? Ndalem Sopingen pada awalnya dibangun oleh Raden Hamat Dalem Sopingi sekitar tahun 1800.
-
Dimana letak Ndalem Priyosuhartan? Alamatnya di Jalan Perintis Kemerdekaan Nomor 70, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.
-
Siapa Nenek Ngatemi? Di antara mereka ada Nenek Ngatemi. Ia baru bisa menunaikan ibadah haji saat ia menginjak usia 99 tahun. Nenek Ngatemi berangkat haji didampingi oleh putri dan menantunya.
-
Kapan Ngalungsur Geni diadakan? Pelaksanaan Ngalungsur Geni dilakukan setiap tahun sekali, tepatnya pada bulan Maulud, yaitu tanggal 14 Maulud.
-
Siapa yang membeli Ndalem Priyosuhartan? Kemudian pada 14 Desember 2007, rumah tersebut dibeli oleh Eks Kakorlantas Polri, Djoko Susilo, dengan harga mencapai puluhan miliar rupiah.
-
Kenapa Nelayan Indramayu melakukan Nadran? Mengutip indramayukab.go.id, makna tradisi nadran secara garis besar adalah mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan atas lancarnya kegiatan mencari ikan.
Sebelumnya bangunan tersebut ditempati oleh GKR. Dewi, puteri Sri Sultan HB VII dan GKR Kencono.
Pada saat ini, Dalem Yudonegaran ditempati oleh GBPH H. Yudaningrat, putera Sri Sultan HB IX dengan KRAy Hastungkoro.
Dia tak lain adalah adik dari Sri Sultan HB X, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan juga Raja Keraton Yogyakarta saat ini.
Bangunan itu memiliki luas 2.000 meter persegi dengan tanahnya memiliki luas 8.000 meter persegi. Sejak didirikan, bangunan itu memang telah dipergunakan sebagai tempat tinggal.
Dalam perkembangannya, bangunan gandok belakang dipergunakan sebagai tempat indekos, bangunan depan sisi timur digunakan sebagai sekolah Asisten Apoteker, dan bagian depannya digunakan sebagai sekretariat PORDASI (Perkumpulan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia).
Bangunan tradisional itu pernah dipergunakan untuk kampus Fakultas Sastra UGM sampai tahun 1960-an.
Bangunan utamanya menghadap ke arah selatan. Hal ini sesuai dengan kosmologis kraton yang biasanya membuat bangunan menghadap ke arah utara atau selatan.
Di sana terdapat bangunan kuncungan, pendopo, dan pringgitan yang menjadi satu kesatuan.
Dari pringgitan ke bagian dalem utama terdapat ruangan terbuka yang dibatasi dinding dengan tiga pintu di mana salah satu pintunya dibuka dengan cara diangkat ke atas.
Bagian dalem mempunyai tiga ruang yang disebut senthong yang di dalamnya berisi pendaringan, song-song, tombak, dan patung loro blonyo.
Di depan senthong tengah terdapat seperangkat gamelan lengkap. Senthong kanan dan kiri berfungsi sebagai kamar tidur yang digunakan hanya pada saat upacara adat.
Sementara bagian Barat dalem terdapat rumah berbentuk limasan dengan empat ruangan. Pada bangunan tersebut terdapat doorlop yang menghubungkan dengan gandok barat.
- Dikenal Sultan Jombang, Potret Sederhana Dapur di Rumah Haji Bolot Bikin Salfok
- Klasiknya Rumah Singgah Kesultanan Siak Sri Indrapura, Seluruh Bagian Bangunan Terbuat dari Kayu
- Melihat Rumah-Rumah Kolonial Tua di Tengah Hutan Jati Grobogan, Kental Nuansa Klasik
- Potret Wilayah Penting Kerajaan Majapahit Sejak Pemerintahan Raja Pertama, Warga Hidup Makmur
Di area Dalem Yudonegaran terdapat beberapa kereta kuda koleksi GBPH Yudaningrat. Salah satu kereta kuda itu bernama Paulina. Namanya diambil dari seorang Miss Youniverse bernama Paulina.