Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran Pertama, Ini Kata BPPTKG
Memasuki awal tahun baru 2021 ini, aktivitas Gunung Merapi kembali mengalami peningkatan. Hingga pada akhirnya, pada Kamis (7/1) pukul 08.02 WIB, Gunung Merapi mengeluarkan guguran awan panas pertamanya.
Memasuki awal tahun baru 2021 ini, aktivitas Gunung Merapi kembali mengalami peningkatan. Peningkatan itu ditandai dengan munculnya guguran lava pijar yang semakin sering terjadi. Menanggapi hal ini, kepala BPTTKG Hanik Humaida mengatakan bahwa Merapi telah memasuki fase erupsi.
Hingga pada akhirnya, pada Kamis (7/1) pukul 08.02 WIB, Gunung Merapi mengeluarkan guguran awan panas pertamanya. Hanik mengatakan bahwa guguran itu memiliki tinggi kolom asap sebesar 200 meter dengan durasi 154 detik dan amplitudo maksimum 28 mm.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Namun karena masih tertutup kabut, jarak luncuran awan panas guguran itu tidak teramati. Berdasarkan durasinya, jarak luncur itu masih kurang dari satu kilometer dari puncak.
Asal Munculnya Awan Panas
©Handout/Merapi Observation/AFP
Menurut Hanik, munculnya awan panas itu berasal dari gundukan yang beberapa waktu lalu terpantau dari puncak Merapi. Walau begitu, dia mengaku belum memperoleh laporan adanya hujan abu karena guguran itu. Karena volume awan panas masih belum dalam skala besar, ia menilai potensi munculnya hujan abu masih kecil.
Atas kejadian ini, pihak BPPTKG belum menaikkan status Merapi. Potensi bahaya akibat Merapi pun masih berada dalam radius 5 kilometer dari puncak.
Keluarkan Lava Pijar Sembilan Kali
©2014 Merdeka.com/Chandra
Sebelum guguran awan panas itu, atau tepatnya pada Kamis dini hari dari pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar sebanyak 9 kali dan meluncur ke arah hulu Sungai Krasak.
Selain guguran lava pijar, BPPTKG juga mencatat 21 kali gempa guguran di gunung itu dengan amplitudo 4-34 mm dan durasi 16-76 detik, 26 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-5 mm dan durasi 9-42 detik, 70 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 3-25 mm dan durasi 5-10 detik.
Berikutnya, 13 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 40-75 mm dan durasi 12-29 detik, serta dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 3-5 mm dan durasi 116-139 detik.
Waspada Luncuran ke Sisi Barat
Sementara itu, Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Kabupaten Sleman Joko Lelono mengatakan pihaknya akan mewaspadai potensi arah luncuran ke sisi barat meskipun diprediksi luncuran itu akan tetap mengarah ke Kali Gendol. Kewaspadaan itu terus ditingkatkan mengingat berkali-kali luncuran lava pijar mengarah ke arah barat daya.
"Kami tetap mewaspadai potensi luncuran lava Merapi di arah barat. Karena saat guguran beberapa waktu terakhir juga mengarah ke arah Sungai Senowo Magelang. Sehingga, potensi mengarah ke Sungai Boyong di Sleman tetap ada," kata Joko dikutip dari ANTARA pada Kamis (7/1).