Harga Kedelai dan Minyak Goreng di Kudus Belum Stabil, Begini Kondisi Terkini
Di Kudus, harga kedelai impor yang tinggi membuat harga jual tahu dan tempe terancam naik. Tak hanya itu, kondisi harga dan ketersediaan minyak goreng di san juga belum stabil sehingga minyak goreng dengan HET yang digelontorkan pemerintah diborong warga.
Telah berminggu-minggu lamanya harga minyak goreng yang terus melambung tinggi nyatanya tak kunjung stabil. Kini di tengah usaha pemerintah menstabilkan harga, keberadaan minyak goreng justru menjadi langka.
Hal itu diperparah dengan harga kedelai yang juga naik. Akibatnya para perajin tahu tempe sulit untuk berproduksi. Banyak di antara mereka yang terpaksa gulung tikar.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Kondisi ini menjadi hambatan besar di tengah usaha masyarakat bangkit dari keterpurukan ekonomi di masa sulit pandemi. Kejadian ini juga terjadi di Kudus. Harga kedelai impor yang tinggi membuat harga jual tahu dan tempe di pasaran ikut naik.
“Sebetulnya harga jual tempe hingga kini belum naik. Namun dari sisi ukurannya memang berkurang. Jika sebelumnya dengan uang Rp3.000 bisa mendapatkan tempe berukuran panjang 20 cm, maka saat ini panjangnya dikurangi,” kata Suntono, salah seorang perajin tempe di Desa Jati Kulon, Kecamatan Jati,Kudus, dikutip dari ANTARA pada Minggu (6/3). Berikut selengkapnya.
Terpaksa Dinaikkan
©2018 www.kateringmurah.com
Suntono mengatakan, meskipun terjadi kenaikan harga kedelai impor, produksi tempe di tempatnya masih tetap menghabiskan 1,5 kuintal per hari.
Menurutnya, jika harga jual kedelai kembali naik, maka terpaksa harga jualnya dinaikkan karena kalau tetap mengurangi ukuran tempe terus menerus minat pembeli juga akan berkurang.
“Ukuran tempe saat ini saja sudah ada yang protes karena lebih kecil dibanding sebelumnya. Jika harga kedelai impor ternyata naik lagi, maka tidak ada jalan lagi kecuali menaikkan harganya karena ukuran tempe saat ini memang sudah tergolong kecil dibandingkan sebelumnya,” kata Suntono.
Harga Sudah Naik
©Liputan6.com/JohanTallo
Anam, pedagang sayur di Kecamatan Dawe, Kudus, mengatakan bahwa sebenarnya harga jual tahu tempe sudah naik. Sementara itu Manajer Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Primkopti) Kudus Amar Ma’ruf.
Bahwa per Minggu (6/3), harga jual kedelai sudah naik lagi menjadi Rp11.500 per kilogram, dibandingkan pada pertengahan Februari 2022 masih berkisar Rp11.000 per kilogram. Ia memperkirakan pekan depan harga akan kembali naik karena stok kedelai mulai berkurang.
Bahkan saat ini stok kedelai impor di gudang hanya tersedia 25 ton dibanding hari-hari sebelumnya yang mencapai 60-70 ton. Sedangkan kedelai lokal yang biasanya menjadi alternatif hingga kini belum tersedia.
Warga Kudus Digelontor 5.000 Liter Minyak Goreng
©Liputan6.com/Angga Yuniar
Sementara itu warga Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Kudus mendapat gelontoran 5.000 liter minyak goreng yang dijual dengan harga Rp14.000 per liter. Jumlah keluarga yang mendapat kupon pembelian minyak goreng itu sebanyak 2.500 keluarga yang masing-masing hanya boleh mendapatkan maksimal 2 liter minyak goreng.
“Seharusnya satu orang dapat jatah 1 liter minyak goreng, namun pihak Pemdes Gulang turut membantu dalam pendistribusian minyak goreng sesuai HET, sehingga per keluarga mendapatkan maksimal 2 liter,” kata Kepala Desa Gulang, Aris Subhkan dikutip dari ANTARA.
Tanggapan Warga
Di Kudus sendiri, belum ada jaminan minyak goreng tersedia di pasaran. Tak heran, ribuan liter minyak goreng yang dijual sejak pukul 07.00 itu ludes terjual pada pukul 12.00 WIB.
Sifa, salah satu warga Desa Gulang, mengaku berterima kasih bisa mendapatkan minyak goreng sesuai HET, apalagi di pasaran harganya berkisar Rp18.000 hingga Rp20.000 per liter.
“Beberapa kali mendatangi pasar modern juga tidak mendapatkan hasil karena stok minyak goreng sesuai HET sering kali habis. Sehingga adanya pasar murah ini memang diharapkan warga,” kata Sifa.