Inovatif, UNS Ciptakan Alat Pernapasan Canggih untuk Bantu Pasien Covid-19
Seiring dengan makin bertambahnya pasien COVID-19, alat bantu pernapasan yang dibutuhkan semakin banyak. Hal itulah yang dipikirkan betul oleh Fakultas Teknik UNS Surakarta. Bekerja sama dengan RS Moewardi, mereka menciptakan Nasal Cannula dengan metode molding yang membuat proses produksinya lebih cepat.
Hari demi hari, penyebaran Virus Corona makin ganas saja. Rumah sakit dipenuhi oleh para pasien COVID-19 yang butuh penanganan serius. Salah satu yang mereka butuhkan adalah alat bantu pernapasan.
Seiring dengan makin bertambahnya pasien COVID-19, alat bantu pernapasan yang dibutuhkan semakin banyak. Pada satu titik, rumah sakit kewalahan dan sempat mengalami krisis alat bantu pernapasan. Hal ini yang dipikirkan betul oleh Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Mereka mengembangkan desain alat bantu pernapasan atau “Nasal Cannula” untuk penanganan pasien COVID-19.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Ketua Tim Produksi Nasal Cannula UNS, Ubaidillah merupakan produksi alat bantu itu merupakan hasil kerja sama antara Program Studi Teknik Mesin FT UNS dengan RSUD Moewardi. Proses pembuatannya dicetak dengan menggunakan printer tiga dimensi. Lantas seperti apa kecanggihan alat bantu pernapasan ini? berikut selengkapnya:
Menjawab Permasalahan
©Lkpp.go.id
Ubaidillah mengatakan, saat ini RS Moewardi Solo mengalami kelebihan pasien COVID-19. Hal itu tidak sebanding dengan ketersediaan alat pernapasan yang mereka butuhkan. Tak hanya itu, rumah sakit tersebut juga terkendala suplai Nasal Cannula yang sering terlambat.
“Penanganan pasien menjadi tidak lancar karena ketersediaan alat terapi tidak sebanding dengan jumlah pasien COVID-19 yang dirawat. High Flow Nassal Canula (HFNC) ini memerlukan komponen “Nasal Canulla” dengan tipe aliran tinggi yang terpasang di hidung pasien,” kata Ubaidillah dikutip dari ANTARA pada Sabtu (17/7).
Lebih Efisien
©Lkpp.go.id
Ubaidillah mengatakan, proses produksi “Nasal Cannula” yang mereka buat nantinya akan menjawab keterbatasan alat itu dengan pembuatan molding dari “Nasal Cannula” yang selama ini digunakan.
"Dengan molding ini, pembuatan 'nasal cannula' yang menggunakan teknik 'plastic injection molding' dapat menghasilkan alat dalam jumlah yang banyak dengan waktu yang relatif cepat," kata Ubaidillah.
Bisa Digunakan Pasien Penyakit Lain
©Lkpp.go.id
Ubaidillah mengatakan, kelebihan dari produksi “Nasal Cannula” dengan pembuatan molding itu adalah nantinya tak hanya dapat digunakan untuk pasien COVID-19, namun juga pasien yang punya diagnosa penyakit paru obstruktif kronik, restrictive thoracic disease (RTD), obesity hypoventilation syndrome 5, deformitas dinding dada, penyakit neuromoskular, dan “decompensated obstructive sleep apnea”.
“Selain itu dengan adanya molding dari Nasal Cannula, proses produksi alat bantu pernapasan itu jadi meningkat,” kata Ubaidillah dikutip dari ANTARA pada Sabtu (17/7).