Kisah Pirngadie Keliling Indonesia untuk Melukis Wajah Semua Suku, Kini Jadi Arsip Penting Museum Nasional
Lukisan 78 suku bangsa yang dipajang di Museum Nasional itu menyihir mata nyaris setiap pengunjung
Lukisan 78 suku bangsa yang dipajang di Museum Nasional itu menyihir mata nyaris setiap pengunjung
Kisah Pirngadie Keliling Indonesia untuk Melukis Wajah Semua Suku, Kini Jadi Arsip Penting Museum Nasional
Berasal dari keluarga ningrat, Pirngadie yang saat itu baru berusia 12 tahun punya privilese magang pada sebuah kantor pertanahan milik pemerintah Hindia Belanda. Saat itulah, ia berkenalan dengan pensil gambar, cat, dan kuas yang mengantarkannya jadi pelukis andal di kemudian hari.
-
Apa yang terbakar di Museum Nasional? Dinas Pananggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Disgulkarmat) DKI Jakarta mengungkapkan, patung untuk pameran hangus terbakar akibat insiden kebakaran di Museum Nasional Indonesia pada Sabtu (16/9) malam.
-
Siapa pencetus Rahmat Museum? Galeri dan museum satwa liar ini dicetuskan oleh Rahmat Shah, seorang pengusaha dan pemburu profesional.
-
Mengapa Museum Nasional disebut sebagai Museum Gajah? Ini yang kemudian membuat masyarakat lebih mengenal Museum Nasional sebagai Museum Gajah.
-
Di bagian mana dari Museum Nasional kebakaran terjadi? Api membakar bagian gedung A yang lokasi berada di bagian belakang.
-
Kapan Museum Goedang Ransoem diresmikan? Pada tahun 2005, pemerintah memutuskan untuk dijadikan museum yang bernama Goedang Ransoem yang diresmikan pada 17 Desember 2005.
-
Kapan Museum Negeri Lampung diresmikan? Peletakan batu pertama pada museum ini baru dilakukan pada tahun 1978 dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Fuad Hassan pada tanggal 24 September 1988.
Karya Awal
Selama magang, R.M. Pirngadie bertugas membuat peta-peta tanah. Mengutip situs resmi Museum Nasional Indonesia, Pirngadie lalu bertemu J.E. Jasper, seorang pegawai pemerintah Hindia Belanda yang ahli tentang seni Nusantara. Jasper mengagumi album gambar motif batik karya Pirngadie. Bahkan, bagi Jasper, reproduksi motif-motif Batik Jawa karya Pirngadie sangat sulit ditandingi kualitasnya.
Tugas Menantang
Pirngadie kemudian bekerja di Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Ia ditugaskan membuat lukisan 78 wajah semua suku bangsa. Lukisan ini akan dipajang mengelilingi peta besar Nusantara yang juga karyanya.
Tugas ini dikerjakan Pirngadie pada tahun 1928. Pirngadie ditemani Jasper keliling dari satu daerah ke daerah dan membuat sketsa langsung di tempat. Hal ini bertujuan agar hasil lukisannya benar-benar menunjukkan ciri khas setiap suku bangsa.
Lukisan wajah 78 suku bangsa karya Pirngadie punya tingkat presisi tinggi pada setiap detailnya. Adapun proyek lukisan ini merupakan bagian dari misi mendata seni kerajinan rakyat.
Lukisan karya Pirngadie merupakan arsip penting bagi bangsa Indonesia. Karya tersebut mencerminkan keragaman budaya Indonesia, mulai dari simbol kecantikan, perhiasan, kasta sosial, hingga aspek adaptasi dengan alam.
Lukisan Terbakar
Pada tahun 1931, lukisan suku bangsa dan peta besar Nusantara karya Pirngadie mendapat kehormatan dipamerkan secara internasional dalam Koloniale Tentoonstelling (Pameran Kolonial) di Paris, Prancis. Nahas, karya Pirngadie musnah terbakar api bersama hasil seni Indonesia lainnya di pameran tersebut.
- Mengunjungi Museum Keris Nusantara, Simpan Koleksi Keris Berusia Ribuan Tahun
- Mengunjungi Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama, Ada Kendaraan Dewa Siwa Peninggalan Masa Hindu
- Berusia 124 Tahun, Begini Kisah Lokomotif Tertua di Indonesia yang Tersimpan Utuh di Museum Kereta Api Ambarawa
- Pria Ini Keliling Indonesia hingga Luar Negeri Demi Berburu Serangga, Koleksinya Capai Ribuan
Pirngadie kemudian melukis ulang gambar wajah suku bangsa beserta peta suku bangsa Nusantara. Pada tahun 1935, karyanya dipamerkan di museum.
Akhir Hayat
Pirngadie meninggal dunia karena sakit pada 4 April 1936. Hingga kini, lukisan wajah suku bangsa dan peta suku bangsa karyanya masih dapat dinikmati saat memasuki Ruang Etnografi Museum Nasional.