Kisah Unik dari Desa Mertelu Gunungkidul, Satu Kawasan Hanya Boleh Dihuni 3 Kepala Keluarga
Asal-usul Desa Mertelu dibuktikan dengan adanya petilasan Migit Tiban yang berasa di Dusun Beji, Desa Mertelu.
Asal-usul Desa Mertelu dibuktikan dengan adanya petilasan Migit Tiban yang berasa di Dusun Beji, Desa Mertelu.
Kisah Unik dari Desa Mertelu Gunungkidul, Satu Kawasan Hanya Boleh Dihuni 3 Kepala Keluarga
Di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat sebuah kampung terpencil yang berada di kawasan perbukitan, namanya Desa Mertelu.
-
Apa itu Desa Devisa? Desa Devisa adalah program pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan potensi komoditas ekspor sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, seperti dilansir dari laman resmi Diskominfo Jatim.
-
Di mana Desa Pelemwatu terletak? Desa Pelemwatu di Kabupaten Gresik, Jawa Timur berhasil mengubah kesan tertinggal menjadi desa mandiri.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Di mana letak Desa Sade? Desa Sade merupakan sebuah kampung adat yang berada di Kabupaten Lombok Tengah.
-
Kenapa Mentari De Marelle menarik perhatian di Bidadari Surgamu? Salah satu aktris yang mencuri perhatian adalah Mentari De Marelle. Memerankan tokoh Dini di sinetron tersebut, kehadirannya pun membawa warna baru pada jalan cerita sinetron ini.
-
Apa yang ditemukan di desa purba itu? Alat-alat yang ditemukan dari situs tersebut mengejutkan para peneliti, mengungkapkan bahwa penduduk desa memiliki pengetahuan yang tinggi tentang teknik berburu.
Asal-usul Desa Mertelu dibuktikan dengan adanya petilasan Migit Tiban yang berasa di Dusun Beji, Desa Mertelu.
Dilansir dari kanal YouTube DMTV, petilasan tersebut berada di kompleks Masjid Sunan Kalijaga. Konon posisi migit tersebut berpindah-pindah.
Pada zaman dahulu, bangunan petilasan tersebut hanya berupa cungkup, namun kini petilasan tersebut sudah dilindungi dengan bangunan batako dengan model limasan.
Konon, dahulu ada seorang wali yang datang ke desa tersebut. Setelah sampai di sana, wali tersebut disuguhi makanan oleh seorang janda tua berupa tiga nasi golong. Atas pemberian tersebut, sang wali merasa sangat terharu.
Dalam perkembangannya, area kompleks yang terdapat bangunan petilasan tersebut hanya bisa dihuni tiga kepala keluarga.
Dikutip dari kanal YouTube DMTV, pernah terjadi dua kali bencana terhadap rumah tambahan. Hal inilah yang diungkapkan Suyitno, salah seorang warga yang menghuni kawasan tersebut.
Ia mengatakan, pernah ada seorang warga yang mendirikan rumah di kompleks itu. Namun kemudian rumah tersebut ikut terbawa arus banjir dari sebuah sungai yang berada di samping Migit Tiban.
- Mengunjungi Tempat Persemedian di Lereng Gunung Merbabu, Dipercaya Bisa Menyembuhkan Penyakit
- Menilik Desa Sekar Gumiwang yang Berada di Tengah Waduk Gajah Mungkur, Sempat Muncul saat Musim Kemarau
- Berada di Kaki Gunung Merbabu, Begini Serunya Bermain Paralayang di Desa Wisata Tarubatang
- Kisah Kehidupan Warga di Desa Terpencil di Wonogiri, Cari Rumput Harus Jalan Naik Turun Bukit
Kejadian lainnya adalah terbakarnya sebuah rumah tambahan sehingga hanya menyisakan tiga buah rumah. Hingga kini tidak ada warga yang mendirikan rumah di area migit tersebut.
Suyitno mengatakan, terdapat mundung atau gundukan tanah yang terdapat di dalam bangunan Migit Tiban. Menurut pengamatannya, mundung tersebut sebenarnya tumbuh walaupun sangat lambat.
Kawasan Migit Mertelu juga menjadi tempat dilakukannya upacara bersih desa pada saat peringatan Rasulan. Apabila tradisi Rasulan di Migit sudah dimulai, daerah di sekitarnya baru berani melaksanakan Rasulan.
Tradisi tersebut dilakukan sebagai wujud rasa syukur terhadap rizki yang diberikan oleh Tuhan. Migit Mertelu juga kerap dijadikan tempat ritual untuk memohon hajat tertentu baik terkait karier, kelancaran usaha, maupun kesembuhan.
Pernah ada cerita di mana ada peziarah yang membawa kerabatnya yang menderita kelumpuhan kaki. Setelah berziarah, kerabat yang lumpuh itu mendapatkan kesembuhan.
Tempat itu juga pernah menjadi tempat berdoa meminta hujan setelah sekian lama tidak hujan. Begitu selesai dilakukan doa bersama, tak perlu menunggu lama hujan pun turun.
Hingga kini, kepercayaan tersebut dihormati masyarakat setempat sebagai penghormatan kepada para leluhur. Penghormatan juga dilakukan kepada Sunan Kalijaga yang diyakini pernah singgah di desa tersebut.