Melihat Sentra Kerajinan Tenun di Kota Ambon, Padukan Motif Peninggalan Leluhur dengan Kreasi Baru
Makin ke sini, bahan baku pembuatan kerajinan itu makin sulit diperoleh sehingga harga produk mereka bertambah mahal
Makin ke sini, bahan baku pembuatan kerajinan itu makin sulit diperoleh sehingga harga produk mereka bertambah mahal
Foto: YouTube Michael Latuheru
Melihat Sentra Kerajinan Tenun di Kota Ambon, Padukan Motif Peninggalan Leluhur dengan Kreasi Baru
Desa Tawiri letaknya tak jauh dari Bandara Internasional Pattimura, Ambon. Desa itu sudah sejak lama dikenal sebagai kampung tenun. Di kampung itu, suasana kekeluargaan masih terjaga dan para tetangganya saling mengenal.
-
Apa itu Kain Tenun Ikat Inuh? Setiap kerajinan tradisional di Indonesia telah menjadi ciri khas dan identitas masyarakat di suatu daerah. Salah satu kerajinan tradisional yang sudah menjadi ciri atau identitas masyarakat yaitu Kain Tenun Ikat Inuh berasal dari Lampung Selatan dari adat Sai Batin.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa yang terjadi pada saat kerusuhan di Ambon? Penulis: Arsya Muhammad Tahun 2001, konflik bernuansa SARA membakar Ambon. Kota yang ratusan tahun dikenal karena kerukunan beragama, tiba-tiba berlumuran darah akibat ulah para provokator. Teror dan pembunuhan terjadi di mana-mana. Suasana Ambon seperti Sarajevo di Bosnia.
-
Apa yang diungkapkan Mentan Amran mengenai Timnas Indonesia? “Bangga dengan perjuangan Timnas Indonesia, sangat gigih, serangan yang dibangun Timnas kita luar biasa” ungkap Mentan Amran.
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
-
Di mana Kaum Tsamud tinggal? Kaum Tsamud adalah sebuah kaum yang diutus Nabi Saleh dan mengalami azab dari Allah SWT. Mereka merupakan keturunan dari Kaum Nuh dan hidup di daerah Hijjāz, di Arab Saudi sekarang ini.
Di desa itu, tinggal seorang pria bernama Niko Watumlawar. Di kediamannya, pria yang akrab disapa Om Niko itu mengorganisir sebuah kelompok tenun bernama Ralsasam. Anggotanya ada 15 orang dan masih sekeluarga dengan Om Niko.
Dalam menghasilkan kain tenun, mereka tak hanya menenun motif yang telah diwariskan secara turun-temurun dari leluhur, melainkan juga berkreasi dengan motif dan corak baru. Motif yang paling populer adalah kreasi perpaduan bentuk bunga cengkeh dan anggrek.
Dilansir dari Indonesia.go.id, kain tenun yang diproduksi Ralsasam menggunakan benang pabrik warna.
Tetapi sisi yang menampilkan motif kuno pada bagian tengah kain masih dibuat dengan teknik ikat menggunakan pewarna kimia.
Pewarna alami tak lagi digunakan karena material itu sudah tak tersedia lagi di sekitar mereka.
Bagi warga Kota Ambon, kain tenun punya makna sebagai suatu penegasan identitas kultural ketimbang fungsi-fungsi sakralnya. Kain tenun juga dipakai oleh banyak pejabat dan tokoh penting. Begitu pula dengan nilai estetikanya yang mempermanis penampilan.
Keberadaan perajin industri kerajinan dan wastra tradisional kain tenun semacam Ralsasam tidak luput dari perhatian pemerintah. Mereka terus didukung agar terus tumbuh dan berkembang. Salah satu bantuan yang diberikan pemerintah adalah mesin tenun khusus.
Kesulitan Bahan Baku
Seiring berjalannya waktu, para perajin tenun tradisional di Ambon dihadapkan pada tantangan di mana bahan baku makin sulit diperoleh. Hal itulah yang diutarakan pemilik Kabeta Craft, Novita, salah seorang perajin tenun di Kota Ambon.
- Tak Ada Pelaminan Mewah Cuma Bermodal Bangku Plastik, Resepsi Sederhana Pengantin Baru di Jatim ini Jadi Sorotan
- Kenalan dengan Batik Kuno Ciwaringin khas Cirebon, Gambarkan Penderitaan Rakyat Akibat Penjajahan hingga Perjuangan Santri Lawan Belanda
- Pemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah
- Melihat Sentra Kerajinan Batik Kayu di Bantul, Hasil Kombinasi Dua Wujud Karya Seni yang Jadi Denyut Nadi Ekonomi Masyarakat Desa
Dilansir dari Rri.co.id, Kabeta Craft merupakan UMKM yang bergerak di bidang kerajinan dan membawa gaya khas Maluku.
UMKM ini berfokus pada produk tas hingga dompet yang setiap desainnya selalu menghadirkan corak warna dari Kepulauan Tanimbar, Maluku.
Namun akhir-akhir ini, Novita mengeluh karena bahan baku pembuatan kerajinan sulit didapat bahkan harganya sangat mahal. Sehingga harga jual produk berdampak ikut mahal.