Mencicipi Lenjongan, Jajanan Manis Khas Solo yang Terbuat dari Singkong
Lenjongan sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, yaitu pada era tahun 1900-an. Pada saat itu rakyat Indonesia mengolah singkong menjadi berbagai jenis makanan untuk mengisi perut. Alhasil, lahirlah makanan bernama lenjongan ini.
Sebagai kota wisata, Kota Solo juga memiliki banyak variasi wisata kuliner. Mulai dari kuliner raja-raja, makanan berat, hingga jajanan pasar semuanya tersedia di Solo.
Salah satu kuliner jajanan pasar yang cukup legendaris di Kota Solo adalah lenjongan. Dilansir dari Liputan6.com, lenjongan sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, yaitu pada era tahun 1900-an.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan Ujung Kulon Janggan buka? Ujung Kulon Janggan dibuka mulai pukul 07.00 hingga 18.00.
Pada saat itu rakyat Indonesia mengolah singkong menjadi berbagai jenis makanan untuk mengisi perut. Alhasil, lahirlah jajanan bernama lenjongan ini.
Campuran Makanan Tradisional
©ksmtour.com
Dilansir dari Surakarta.go.id, lenjongan terdiri dari beragam jajanan pasar seperti cenil, ketan hitam, ketan putih, klepon, sawut, gendar, jongkong, getuk, gatot, tiwul, serta grontol.
Jajanan tersebut kemudian ditaburi parutan kelapa dan gula pasir atau gula merah cair. Jajanan pasar ini dihargai sangat murah, yaitu hanya Rp3.000 per bungkus.
Dalam satu bungkus lenjongan, biasanya para pembeli bebas memilih jajanan pasar apa saja yang sesuai selera. Mereka diperbolehkan memilih gatot dan tiwul saja atau cenil dan ketat saja. Keseluruhan isi jajanan pasar ini punya tekstur dan rasa yang hampir mirip, yaitu kenyal, manis, dan gurih.
Ditemukan di Pasar-Pasar Tradisional
©jatengprov.go.id
Dilansir dari Liputan6.com, jajanan lenjongan cocok disantap kapan saja baik untuk sarapan, camilan di sore hari, maupun saat berbuka puasa.
Para penjual lenjongan ini bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional. Tak jarang pula menu lenjongan ditemukan sebagai menu katering di berbagai acara seperti pernikahan, seminar, serta acara lain di hotel.
Dilansir dari ksmtour.com, salah satu penjual lenjongan legendaris adalah Lenjongan Ibu Sum di Pasar Gede Solo. Ia dikenal sebagai penjual lenjongan dengan pilihan varian yang lengkap. Tak hanya dijual di pasar, Ibu Sum juga kerap mengisi katering acara kawinan, seminar, hingga acara resmi di hotel.