Mengenal Hari Raya Pagerwesi Umat Hindu, Ketahui Makna dan Tradisinya
Hari Raya Pagerwesi adalah Rerahinan Gumi, yaitu perayaan khusus yang diperingati setiap 210 hari sekali. Pada tahun 2023, Hari Raya Pagerwesi jatuh pada hari ini Rabu, 24/5.
Hindu adalah salah satu agama yang memiliki tradisi keagamaan yang sangat beragam dan menarik. Tradisi-tradisi ini mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari, termasuk upacara keagamaan, ritual, festival, dan praktik spiritual.
Bukan hanya itu, umat Hindu juga memiliki beberapa hari besar yang sering diperingati. Mulai dari Hari Raya Galungan, Hari Raya Kuningan, Hari Raya Siwaratri, dan Hari Raya Saraswati. Selain itu, ada pula Hari Raya Pegerwesi yang tak luput dirayakan umat Hindu pada waktu tertentu.
-
Kenapa Doa Sapu Jagat penting? Bukan hanya menambah pahala, doa sapu jagat juga akan meningkatkan keimanan dan dekat dengan Allah SWT.
-
Kapan HUT Kodam Jaya diperingati? Setiap tanggal 24 Desember diperingati HUT Kodam Jaya.
-
Siapa yang menerima bantuan pangan di Jateng? Ada sebanyak 3.583.000 keluarga penerima manfaat di Jawa Tengah yang bakal menerima bantuan tersebut.
-
Kenapa bantuan pangan diberikan di Jateng? “Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah kepada masyarakat. Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan,” kata Nana.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Di mana petugas pemilu di Jateng meninggal dunia? Di Klaten, Jawa Tengah, seorang petugas KPPS meninggal dunia setelah sempat bertugas di TPS 04 Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno. Ia bernama Dewi Indriyani (43), sebelumnya diketahui bahwa ia memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Selain Dewi, ada satu lagi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang meninggal dunia usai bertugas. Petugas KPPS bernama Joko Basuki (55) bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 11 Desa Tegalrejo, Kecamatan Cepet, Klaten.
Hari Raya Pagerwesi adalah Rerahinan Gumi, yaitu perayaan khusus yang diperingati setiap 210 hari sekali. Peringatan ini dirayakan oleh seluruh umat Hindu yang ada di dunia, namun tergantung pada tempat, wkatu, dan keadaan. Pada tahun 2023, Hari Raya Pagerwesi jatuh pada hari ini Rabu, 24/5.
Tepat pada peringatan hari ini, maka menarik untuk dibahas lebih lanjut apa yang dimaksud dengan Hari Raya Pagerwesi. Selain itu, Anda juga perlu memahami makna apa yang terkandung dan tradisi apa saja yang sering dilakukan umat Hindu dalam merayakan Hari Raya Pagerwesi.
Dari berbagai sumber, berikut kami merangkum pengertian, makna, dna tradisi Hari Raya Pagerwesi, bisa Anda simak.
Mengenal Hari Raya Pagerwesi
Hari Raya Pagerwesi adalah salah satu hari besar yang diperingati oleh umat Hindu. Ini adalah peringatan yang dirayakan setiap 210 hari sekali. Dinamakan sebagai Rerahinan Gumi, perayaan ini diikuti oleh semua umat Hindu, namun tergantung pada tempat, waktu dan keadaan, sehingga bisa disesuaikan skala perayaannya.
Secara sederhana, perayaan Pagerwesi diisi dengan kegiatan ibadah atau sembahyang dari sanggah di pekarangan setiap umat umat Hindu. Selain itu, kegiatan sembahyang ini juga bisa dilakukan di pura-pura besar, mengingat skala perayaannya fleksibel dan bisa disesuaikan.
Di Bali, daerah di mana penduduk mayoritas beragama Hindu, merayakan Pagerwesi sama seperti perayaan Galungan. Sebab, Pagerwesi termasuk salah satu hari besar yang diperingati umat Hindu sehingga melibatkan beragam tradisi yang unik dan bermakna.
Makna Hari Raya Pagerwesi
Setelah mengetahui pengertian Hari Raya Pagerwesi, berikutnya akan dijelaskan makna dari perayaan ini. Jika ditelaah dari kata, Pagerwesi terdiri dari dua kata yaitu Pager yang berarti pagar atau perlindungan, dan Wesi yang berarti besi kuat. Dari sisi istilah, dapat dipahami, Pagerwesi adalah perayaan yang melambangkan perlindungan kuat.
Sementara itu, dari segi filosofis Pagerwesi dimaknai sebagai sebuah keteguhan iman dari umat Hindu yang memagari diri dengan menuntut ilmu. Dengan mempelajari dan menyerap beragam ilmu pengetahuan, bisa menjadi manusia yang bijak dan tidak mengalami kegelapan.
Secara umum, perayaan Pagerwesi dilakukan untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa, ini adalah perwujudan Premesti Guru atau Guru Alam Semesta. Pramesti Guru ini juga merupakan nama lain dari Dewa Siwa, yaitu Dewa yang menghapus segala hal buruk dalam kehidupan.
Dengan memuja Guru Alam Semesta, maka manusia tidak terjebak dalam sifat-sifat buruk di kehidupan. Selain itu, penting bagi setiap umat Hindu untuk terus belajar, terbuka akan berbagai ilmu pengetahuan agar tidak gelap arah sehingga bisa menjadi pedoman untuk menuju kebaikan.
Tradisi Hari Raya Pagerwesi
Setelah mengetahui makna Hari Raya Pagerwesi, terakhir akan dijelaskan berbagai tradisi yang dilakukan dalam perayaan ini. Secara umum, peringatan Hari Raya Pagerwesi dilakukan dengan kegiatan meditasi atau yoga di tengah malam.
Sementara itu, untuk upacara perayaan, terdapat dua hal Banten yaitu Sesayut Panca Lingga untuk upacara para pendeta, dan Sesayut Pageh Urip untuk upacara masyarakat secara umum. Dalam hal ini, Banten adalah sesajen yang dihaturkan secara khusus untuk perayaan hari besar.
Karena perayaan ini bersifat fleksibel, maka skala perayaannya bisa disesuaikan dengan tempat, waktu, dan keadaan. Bahkan, beberapa daerah di Bali memiliki tradisi perayaan yang berbeda satu dengan yang lain untuk memperingati Hari Raya Pagerwesi.
Salah satunya, di daerah Buleleng Bali, Pagerwesi dirayakan sama seperti perayaan Hari Raya Galungan. Di mana masyarakat melakukan ibadah atau sembahyang baik di pekarangan rumah, pura dadia, maupun pura dalem. Selain itu, masyarakat juga memiliki tradisi unik lainnya dalam perayaan ini seperti menyantap sesajen nasi kuning dengan aneka lauk dan buah bersama kerabat.