Mengenal Sholawat Rodat, Tradisi Unik Sambut Waktu Berbuka Ala Santri Dlingo Bantul
Pada umumnya orang menunggu waktu berbuka puasa dengan ngabuburit atau mengikuti kajian di masjid. Namun ada cara yang berbeda yang dilakukan oleh kaum muda di Kecamatan Dlingo, Bantul. Ketika sore tiba, mereka memainkan sebuah kesenian bernama Shalawat Rodat.
Pada umumnya orang menunggu waktu berbuka puasa dengan ngabuburit atau mengikuti kajian di masjid. Namun ada cara yang berbeda yang dilakukan oleh kaum muda di Kecamatan Dlingo, Bantul. Ketika sore tiba, mereka memainkan sebuah kesenian bernama Shalawat Rodat.
Dilansir dari akun YouTube Adi TV, pertunjukan kesenian Shalawat Rodat dilakukan sore hari setiap menjelang waktu berbuka puasa. Tradisi yang diselenggarakan setiap sore hari di kawasan Hutan Literasi Muntuk Dlingo, Bantul itu sudah ada sejak masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Pelaksanaan Sholawat Rodat
©YouTube/Adi TV
Dalam pelaksanaannya, Sholawat Rodat dimainkan puluhan jemaah laki-laki. Untuk memainkannya mereka duduk berjajar rapi dan saling berhadapan. Masing-masing dari mereka membawa kipas dan ada pula enam orang yang menabuhkan rebana. Sementara itu pemimpin Sholawat Rodat biasanya merupakan seorang pemuka agama setempat melantunkan alunan sholawat dan zikir.
Lantunan syair sholawat dan zikir itu kemudian dipadukan oleh gerakan tubuh dari para pemain Rodat. Mereka menggerakkan tubuh sambil mengayunkan kipas. Perpaduan itulah yang menjadi fokus utama dari kesenian tersebut.
Diwariskan Turun Temurun Sejak Masa Sultan HB I
©YouTube/Adi TV
Sholawat Rodat merupakan kesenian yang memadukan sholawat dan zikir dengan alunan musik rebana dan gerakan tubuh. Dilansir dari akun YouTube Adi TV, kesenian ini telah diwariskan secara turun temurun sejak masa Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1759.
Pada awal kemunculannya kesenian Sholawat Rodat tidak hanya digunakan untuk pertunjukan belaka, melainkan juga sebagai sarana dakwah dalam menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa, khususnya pada masyarakat Bantul dan sekitarnya.
Sarana Kreativitas Anak Muda
©YouTube/Adi TV
Seiring berkembangnya waktu, Sholawat Rodat kemudian dimanfaatkan warga setempat sebagai sarana pengembangan kreativitas anak muda.
Kesenian ini bisa dimanfaatkan sebagai ajang mempererat tali silaturahmi dan keagamaan, serta media olah tubuh yang bermanfaat bagi kesehatan. Tak hanya itu, dengan adanya kesenian ini, para anak muda di desa setempat itu bisa mengisi waktu dengan kegiatan yang produktif dan bermanfaat.
“Akhir-akhir ini kan banyak sekali muda mudi yang sering nongkrong di jalanan. Makanya kesenian Shalawat Rodat inilah diadakan agar kegiatan mereka itu bisa dibatasi. Lebih baik menjalankan Shalawat Rodat dan gerakan-gerakannya daripada nongkrong-nongkrong yang tidak benar,” jelas koordinator kesenian Shalawat Rodat Muhammad Munawir dikutip Merdeka.com dari YouTube Adi TV pada Rabu (13/5).
Membawa Banyak Manfaat
©YouTube/Adi TV
Sementara itu pemain Sholawat Rodat Nahariziq Anshori menjelaskan memainkan kesenian Sholawat Rodat mendatangkan manfaat pada para pemainnya, terutama dari hal agama maupun fisik.
“Dari kesenian ini, hasil positifnya dari segi agama dengan menyanyikan shalawat ini kita bisa mendapat syafa’at dari Nabi Muhammad. Sedangkan dari segi fisiknya, sehabis seperti ini, kita merasakan badan sangat enteng dari mulai ujung kaki sampai ujung kepala,” ujar Nahariziq dikutip Merdeka.com dari YouTube Adi TV pada Rabu (13/5).
Sempat Marak di Jawa
©YouTube/Adi TV
Dilansir dari YouTube Adi TV, kesenian Sholawat Rodat ini pada tahun 1959 sempat marak karena hampir seluruh masjid di Jawa memainkan kesenian tersebut. Pada saat itu, jenis gerakannya juga beragam. Ada yang menggerakkan kipas, menggunakan gerakan silat, dan ada pula yang menggunakan gerakan reog.
Selain itu, kesenian ini juga pernah digunakan sebagai alat propaganda perlawanan bangsa melawan komunisme. Keberadaan kesenian itu hingga saat ini membuktikan jejak perjuangan dakwah Islam di nusantara, khususnya di Yogyakarta yang memiliki beragam budaya dan adat istiadat.