Menguak Sejarah di Balik Pembangunan Benteng Van Der Wijk Kebumen, Antisipasi Terjadinya Perang Jawa Kedua
Di kemudian hari, benteng itu berubah fungsi menjadi sekolah bagi calon militer
Di kemudian hari, benteng itu berubah fungsi menjadi sekolah bagi calon militer
Menguak Sejarah di Balik Pembangunan Benteng Van Der Wijk Kebumen, Antisipasi Terjadinya Perang Jawa Kedua
Saat meletus Perang Jawa atau Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830, situasi Yogyakarta kurang aman.
Saat itu, para etnis Tionghoa yang sebelumnya tinggal di Yogyakarta mengungsi dan mencari tempat yang lebih aman.
Salah satu daerah pengungsian mereka di pesisir selatan Jawa adalah sebuah kota kecil bernama Gombong.
-
Apa fungsi utama Benteng Speelwijk? Selain untuk mengawasi kapal-kapal dagang ilegal yang masuk perairan Karangantu, benteng ini disebut untuk mengawasi setiap kegiatan dari Kesultanan Banten.
-
Kenapa Benteng Speelwijk dibangun? “Pendirian benteng dilatari ketika Belanda ingin menguasai secara politik dan ekonomi di wilayah Kesultanan Banten,” terang Arkeolog dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII, Juliana.
-
Mengapa Benteng Van Der Capellen dibangun? Faktanya, pemerintah Belanda cukup kesulitan menguasai daerah tersebut karena berbagai halangan sehingga menuntut mereka untuk mendirikan benteng pertahanan.
-
Kapan Benteng Van Der Capellen dibangun? Mengutip dari beberapa sumber, Benteng Van Der Capellen ini berdiri sekira tahun 1824 bertepatan dengan Perang Paderi.
-
Kapan Benteng Speelwijk dibangun? Pada 1682 sejumlah fasilitas penunjang kolonialisme Belanda dibangun di sana, salah satunya benteng Speelwijk.
-
Siapa yang membangun Benteng Van Der Capellen? Benteng ini diambil dari nama Gubernur Jenderal Belanda yang menjabat pada waktu itu bernama Godert Alexander Gerard Philip baron van der Capellen.
Saat itu, banyak etnis Tionghoa yang menjadi pesuruh Belanda. Mereka diminta untuk mencari tempat strategis militer Belanda.
Maka setelah perang berakhir, daerah Gombogn cocok dijadikan area militer Belanda saat itu.
Tujuannya adalah antisipasi Belanda akan terjadinya kembali perang yang sama seperti Perang Jawa.
Area militer pemerintah Hindia Belanda yang selalu ada yaitu rumah sakit, pusat pendidikan militer, batalyon artileri, pusat angkutan dan infanteri.
Di daerah Gombong pula Belanda mendirikan sebuah benteng yang cukup unik.
Benteng itu dinamakan Fort General Cochius, atau yang di kemudian hari dinamakan Benteng Van Der Wijk.
Lalu seperti apa sejarah berdirinya benteng tersebut?
Benteng Van Der Wijk didirikan pada tahun 1844-1848.
Ada pula yang menyebutkan kalau benteng tersebut sudah berdiri sejak zaman VOC sebagai kantor dagang.
Pada awalnya, benteng itu bernama Fort Cochius. Nama itu diambil dari pemimpin perang Belanda, Frans David Cochius, yang pernah bertugas di daerah Bagelen.
Komandan Frans David Cochius juga menjadi pemimpin perang Belanda saat meletus Perang Diponegoro.
Pada tahun 1956, benteng itu berubah fungsi menjadi sekolah khusus untuk anak-anak. Sekolah itu bernama Pupilen School, atau sekolah calon militer.
“Dulu sekolah itu untuk inlander, atau untuk anak-anak pejabat pribumi yang afiliasinya ke Belanda. Karena daerah sini kan ada Demang, Bupati, Wedana, Asisten Wedana, dan seterusnya. Kemungkinan anak-anaknya sekolah di sini,” kata pengelola tempat itu dikutip dari kanal YouTube Jejak Siborik.
- Sejarah INS Kayutanam, Ruang Pendidikan di Bukittinggi Tanamkan Semangat Nasionalisme
- Cerita Sejarah Stasiun Tanjung Priok, Atapnya Mirip Stasiun Belanda dan Pernah Terbengkalai
- Menilik Sejarah Stasiun Medan, Peninggalan Perusahaan Kereta Api Milik Kolonial Belanda
- Menolak Beasiswa Sekolah Guru Belanda dan Pilih Belajar Agama, Sosok Ini Jadi Tokoh Besar Muhammadiyah dari Tanah Minang
Seiring waktu, benteng itu difungsikan sebagai kantor militer Belanda. Pada masa penjajahan Jepang, bangunan tersebut digunakan sebagai markas tentara PETA.
Setelah masa kemerdekaan, Jepang menyerahkan diri kepada sekutu.
Bangunan itu kemudian terbengkalai cukup lama. Kemudian bangunan itu diambil alih oleh TNI.
Setelah TNI punya bangunan militer baru, Benteng Van Der Wijk kemudian dijadikan sebagai tempat wisata.