Potret Lawas Dua Surat Kabar yang Pertama Terbit di Jogja, Sama-Sama Gunakan Nama "Mataram"
Tradisi surat kabar masuk ke Yogyakarta bersamaan dengan mulai stabilnya kondisi perpolitikan saat itu.
Tradisi surat kabar masuk ke Yogyakarta bersamaan dengan mulai stabilnya kondisi perpolitikan saat itu.
Potret Lawas Dua Surat Kabar yang Pertama Terbit di Jogja, Sama-Sama Gunakan Nama "Mataram"
Surat kabar di Yogyakarta sudah ada sejak zaman Belanda. Tradisi surat kabar masuk ke Yogyakarta bersamaan dengan mulai stabilnya kondisi perpolitikan ditandai dengan kebijakan pembukaan pabrik gula dan penyewaan tanah.
-
Apa yang dimaksud dengan Surat Tabarok? Mungkin sebagian orang asing dengan nama Surah Tabarok, tapi sebenarnya ini adalah nama lain dari surah yang ada di Al Quran. Surah Tabarok adalah nama lain dari surah Al Mulk, yang merupakan surah ke-67 dalam Al-Qur’an, yang terdiri dari 30 ayat.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Kapan Surat Yasin sering dibaca? Yasin adalah salah satu surat yang sering dibaca oleh umat Islam, terutama dalam acara-acara keagamaan atau ketika seseorang sedang sakit atau meninggal dunia.
-
Kapan surat itu ditulis? "P.J Féret, penduduk Dieppe, anggota dari berbagai komunitas intelektual, melakukan penggalian di sini pada Januari 1825. Dia melanjutkan penyelidikannya di daerah yang luas ini yang dikenal dengan nama Cité de Limes or Caesar’s Camp."
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
-
Apa itu Surat Batak? Aksara Batak ini biasa disebut dengan Surat Batak atau Surat na Sampulu Sia yang artinya kesembilan belas huruf atau bisa juga disebut Si Sia-sia.
Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja.
Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”. Kedua koran itu sama-sama menggunakan nama Mataram.
Dikutip dari @sejarahjogya, Mataram Courant terbit perdana pada 15 Januari 1877. Pemilihan nama itu mengacu pada sejarah kerajaan dan bukan dari nama kota.
Beberapa koran yang terbit sezaman biasanya menggunakan nama lokasi. Sebagai contoh, surat kabar di Batavia menggunakan nama Bataviasche Koloniale Courant.
Kemungkinan nama “Mataram” dipilih mengikuti pola “Preanger Bode” di Bandung atau “Deli Courant” di Medan. Jadi, alih-alih menggunakan nama “Djocjakarta Courant” atau Djocjakarta Nieuwsblad”, surat kabar ini menggunakan nama Mataram.
Redaksi surat kabar ini berkantor di Toegoe Weg (Sekarang Jalan Margo Utomo) Nomer 58. Kalau sekarang kemungkinan lokasinya berdekatan dengan kantor surat kabar Kedaulatan Rakyat.
Di foto lainnya, ada surat kabar “Bintang Mataram”. Surat kabar ini memiliki segmentasi pembaca kalangan Tionghoa. Uniknya, surat kabar ini menggunakan bahasa Melayu, bukan bahasa Mandarin. Diketahui surat kabar ini terbit sekitar tahun 1920-an.
Selain kedua surat kabar itu, pada periode yang tak terlalu terpaut jauh, di Yogyakarta terbit pula surat kabar Sedya Tama. Surat kabar ini terbit pada tahun 1930-an dan menjadi satu-satunya koran berbahasa Jawa.
- Potret Kemeriahan Sebar Apem di Klaten Dihadiri Menteri Jokowi, Hormati Keragaman Tradisi dan Budaya
- Potret Serunya Hajad Dalem Garebeg Besar Keraton Yogyakarta, Ada Arak-Arakan Gajah hingga Tumpeng Raksasa
- Potret Enzy Storia saat Liburan di Jepang, Ungkap Kondisi Terkini Pasca Terjadi Gempa Dahsyat
- Potret Lawas Presiden SBY Berbaju Pramuka, Ada Sosok Jokowi Tertawa Lebar Disalami
Saat Indonesia berada di bawah penjajahan Jepang, semua surat kabar dan majalah yang tidak mendapat izin Istimewa dilarang terbit. Namun pemerintah Jepang tetap membiarkan Sedya Tama terbit dengan syarat harus menggunakan bahasa Indonesia.