Tetap Produktif, 6 Musisi Indonesia Ini Masih Terus Berkarya di Usia Senja

1. Iwan Fals

©2015 merdeka.com/dwi narwoko

Penyanyi yang mempunyai nama asli Virgiawan Listanto ini sudah menginjak umur 58 tahun. Karier musiknya dimulai dari jalanan sebagai pengamen di kota Bandung dan masuk studio dengan merekam album berjudul Amburadul. Namun sayang, album yang dibayar dengan motor Iwan tersebut tidak laku di pasaran.

Karena tidak laku di pasaran, Iwan kemudian kembali turun ke jalan menjadi pengamen lagi. Sembari menjadi pengamen, Iwan juga bekerja sama dengan Musica Studio untuk merekam album Sarjana Muda dan beberapa album lainnya.

Masih tetap aktif mengamen, album Sarjana Muda miliknya ternyata banyak diminati dan membuat tawaran manggung Iwan datang dari berbagai pihak. Kemudian pada pertengahan 80an, Iwan masuk televisi untuk pertama kalinya.

Kemudian di akhir 80an, sejak Iwan bergabung dengan grup SWAMI lagu Iwan yang berjudul Bento dan Bongkar menjadi fenomenal di kalangan masyarakat Indonesia. Kemudian pada awal tahun 1990 Iwan bergabung dengan grup Kantata Takwa membuat namanya semakin melambung, bahkan beberapa konser Kantata Takwa sempat menjadi konser terbesar di sejarah musik Indonesia.

Kemudian pada era 2000an Iwan mengeluarkan 12 Album termasuk album yang berjudul Manusia Setengah Dewa pada tahun 2004. Walaupun, sudah berumur setengah abad lebih, Iwan masih tetap berkarya dan sering berkolaborasi dengan musisi-musisi muda yang satu label rekaman dengannya.

2. Ebiet G. Ade

©kapanlagi.com

Warna musik yang dihasilkan oleh Ebiet adalah musik yang tidak begitu jauh dengan karakter musik Iwan Fals. Namun, musik Ebiet adalah musik yang terilhami oleh alam, sosial, ketuhanan dan kemanusiaan tanpa ada syarat protes kepada elit politik.

Ebit yang telah berusia 66 tahun ini, mengawali kariernya dari kota Yogyakarta, dengan belajar gitar dari kakaknya yang bernama Ahmad Mukhodam. Kemudian, Ebiet meneruskan belajar gitarnya dengan Kusbini yang juga dikenal sebagai tokoh musik keroncong pada era 50an. Kemudian pada tahun 1979 Ebiet memulai rekaman dengan label Jackson Record dan juga membuatnya hijrah ke Jakarta.

Tidak hanya berkarier di Indonesia saja, Ebiet juga pernah melakukan rekaman album Camelia III di Filipina. Setelahnya, untuk merekam album kedelapannya yang berjudul Zaman, Ebiet melakukan rekaman di Capitol Records di Amerika Serikat dengan bekerjasama bersama Adde M.S dan Dodo Zakaria.

Dari tahun 1979 dengan album pertamanya yang berjudul Camelia I, sampai pada tahun 2013 dengan albumnya yang berjudul Serenade, Ebiet telah menciptakan sebanyak 22 ablum studio. Karier Ebiet sebagai penyanyi pun diikuti oleh anak keduanya Adera Ega yang juga menjadi penyanyi pop.

3. Yovie Widianto

©instagram.com/ywpiano

Awalnya Yoive mengenal musik dari keluarganya, beberapa anggota keluarganya termasuk ayahnya adalah penggemar musik. Memulai kariernya dengan bermain band bergenre jazz, bahkan sejak SMP Yovie telah bermain musik dengan rutin di beberapa hotel di Bandung.

Membentuk Kahitna pada tahun 1986, sebelumnya Yovie telah mengikuti Festival Band Tingkat Nasional di Balai Sidang Jakarta. Kemudian, Yovie meraih penghargaan The Best Composer pada tahun 1991 di Taiwan.

Pada era 2000an, Yovie mendapatkan nominasi terbanyak pada ajang penghargaan Anugerah Musik Indonesia tahun 2009. Nominasi tersebut adalah kategori duo/kolaborasi/grup terbaik, penata musik terbaik, pendatang baru terbaik dari yang terbaik, album terbaik dari yang terbaik, karya produksi terbaik dari yang terbaik.

4. Hedi Yunus

©2019 Merdeka.com

Hedi yang termasuk salah satu rekan Yovie dan juga menjadi anggota Khatina ini sudah berusia 51 tahun. Mengawali kariernya dengan menyanyikan lagu Kristal-Kristal Cinta yang berduet dengan Irma June dan juara Festival Suara Remaja Vinolia tahun 1989.

Terkenal sebagai presenter di acara salah satu stasiun televisi nasional dan memenangkan berbagai penghargaan sebagai presenter. Selain berkarier di dunia musik, Hedi juga pernah menjadi penulis dengan menulis biografinya berjudul "Biografi, Hedi Yunus Karier, Gaya hidup dan Cinta" tahun 2001.

5. Ahmad Albar

©2013 Merdeka.com

Sejak era tahun 50an Ahmad sudah mengawali kariernya sebagai bintang film kanak-kanak. Kemudian awal tahun 60an Ahmad hijrah ke Belanda dan mengawali kariernya sebagai pemain band.

Kemudian pada awal tahun 70an, Ahmad kembali ke Indonesia dan mengumpulkan beberapa musisi untuk membentuk sebuah grup band baru. Setelah menemukan personel, serta telah mengadakan latihan di kawasan puncak selama dua bulan, pada tahun 1973 God Bless terbentuk dan berhasil membuka band Deep Purple di Stadion Gelora Bung Karono pada tahun 1975.

Tiga tahun berselang, Ahmad menikah dengan seorang aktris Rini S. Bono dan dikaruniai tida orang anak bernama Fauzi Albar, Fachri Albar, dan Fadli Albar. Namun, rumah tangganya harus kandas pada tahun 1994 dan Ahmad juga sempat menjalin kasih asmara dengan artis Cut Keke.

6. Fariz RM

©2015 Merdeka.com/kapanlagi

Fariz mengawali kariernya sejak umur 12 tahun dengan membentuk band bernama Young Gipsy bersama teman-temannya. Kemudian di tahun 1977, bersama Addie M.S, Ikang Fawzi dan beberapa temannya juga telah memenangkan Lomba Cipta Lagu Remaja di Jakarta.

Kemudian pada tahun 1978 Fariz melanjutkan kuliah di ITB dan membentuk band Giant Step bersama Triawan Munaf dan bersama rekan lainnya. Sedangkan, lagu Sakura milik Fariz yang saat itu menjadi penyenyi solo meledak di pasaran pada tahun 1980.

Sejak tahun 1979 sampai pada tahun 2012, Fariz telah mengeluarkan sebanyak 20 album studio. Kemudian pada tahun 2018 lalu, Fariz harus berurusan dengan pihak kepolisian karena Fariz ditangkap dengan kasus kepemilikan sabu seberat 900 miligram.

7. Rhoma Irama

Sumber Foto : DangdutBerisik.com

Rhoma Irama, penyanyi yang dijuluki Raja Dangdut ini sudah memulai karirnya di umur belasan. Berbagai judul film juga pernah Rhoma bintangi, salah satunya adalah film Satria Bergitar. Selain menjajaki dunia hiburan, Rhoma juga pernah terjun ke dunia politik.

Pria yang membentuk Soneta Grup pada tahun 1970 ini mengalami perjalanan karier yang tak seindah orang bayangkan. Rhoma yang mencoba mencampur budaya muslim Timur Tengah dan lantunan lagu melayu menghasilkan ciri khas yang berbeda dengan musik dangdut pada saat itu.

Pertengahan tahun 70an adalah masa menanjaknya karier Rhoma di dunia hiburan. Dalam kurang dari sepuluh tahun, Rhoma sudah bisa membintangi hampir 13 judul film.