Angka Kematian Capai 500 Korban dalam Sebulan, Ini 4 Fakta Covid-19 di Surabaya
Angka kematian akibat Covid-19 di Kota Surabaya pada Juni hingga awal Juli 2021 mencapai 697 orang. Ini berdampak pada antrean pemulasaraan dan ketersediaan peti mati.
Angka kematian akibat Covid-19 di Kota Surabaya pada Juni hingga awal Juli 2021 mencapai 697 orang. Tingginya angka kematian ini berdampak pada terjadinya antrean pemulasaraan jenazah di rumah sakit serta ketersediaan peti mati.
"Mau tidak mau, mulai Juni 2021 sampai sekarang, sudah 500 orang lebih meninggal. Bahkan pemulasaraannya antre, petinya antre. Sampai kita buat peti di Balai Kota Surabaya untuk membantu," tutur Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Minggu (4/7/2021).
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Siapa Rajif Sutirto? Rajif Sutirto dikenal luas sebagai Ketua Umum Relawan Konco Prabowo. Ia juga tergabung dalam partai milik Prabowo, yaitu Gerindra.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Apa yang menjadi ciri khas oleh-oleh dari Surabaya? Sambal Bu Rudy menjadi salah satu ikon oleh-oleh khas Surabaya.
-
Kapan Waduk Jatigede biasanya surut? Saat bulan Juli sampai Oktober volume air sudah tidak tampak, dan hanya menyisakan bagian dasar waduh yang sudah kering.
-
Siapa yang berjuang melawan penjajah di Surabaya? Mereka gugur dengan mulia sebagai pahlawan yang ingin mempertahankan tanah air.
Kelangkaan Peti Mati
Wali Kota Eri menjelaskan, dalam satu bulan saat angka kematian mencapai 500, ketersediaan peti mati juga harus mengimbangi jumlah tersebut. Pasalnya, sesuai prosedur protokol kesehatan, orang yang meninggal karena Covid-19 harus dimakamkan menggunakan peti mati.
"Bayangkan kalau selama 30 hari sudah 500 (meninggal), peti ini juga harus tersedia. Siapa yang beli peti? Mosok wong Suroboyo wes susah terus cari peti baru untuk dimakamkan (masak orang Surabaya sudah susah cari peti baru untuk dimakamkan)," ujarnya.
Bikin Peti di Balai Kota
©2021 Merdeka.com/liputan6.com
Melihat kondisi di lapangan, Pemkot Surabaya berinisiatif membuat peti mati sendiri di halaman belakang balai kota. Hal ini dilakukan sebagai upaya meringankan beban keluarga yang ditinggalkan.
Eri berharap, warga yang mengalami kesusahan dan membutuhkan pemakaman dengan protokol kesehatan tidak perlu membeli peti untuk jenazah keluarganya yang meninggal akibat Covid-19.
"Sehingga pemkot akan melakukan apapun, termasuk membuat peti ketika ada keluarga yang meninggal karena Covid-19 dan di pemulasaran Keputih tidak perlu lagi membeli peti," terang Wali Kota Eri.
Lebih lanjut mengenai pemulasaraan, akibat kondisi rumah sakit sudah tidak memungkinkan lagi, kini pemulasaraan jenazah dilakukan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih.
Selter Isolasi
Di samping itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Surabaya ini mengaku mengerahkan seluruh jajaran di lingkup Pemkot untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Seluruh jajaran pemkot akan mati-matian berjuang untuk warga Surabaya," ungkap politikus PDI Perjuangan itu, mengutip dari liputan6.com.
Pemkot Surabaya sedang menyiapkan lapangan tembak yang berada di Kedung Cowek, Kecamatan Bulak sebagai rumah sakit untuk merawat warga yang akan melakukan isolasi mandiri.
“Paling tidak ini (lapangan tembak) bisa memberikan kekuatan kepada warga Surabaya yang takut melakukan isolasi di rumah karena tidak ingin menularkan kepada keluarganya. Jadi bisa dilakukan di sini, langsung di bawah pengawasan dokter,” tutur dia.
Petugas Kewalahan
©2021 Liputan6.com/Angga Yuniar
Sementara itu, data Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya per 2 Juli 2021 mencatat total ada 100 jenazah yang dimakamkan dengan prokes. Rinciannya, sebanyak 55 jenazah dimakamkan di TPU Keputih, 22 di TPU Babat Jerawat, empat di Krematorium dan 19 di pemulasaraan.
“Jadi per tanggal 2 Juli 2021 saja ada total 100 jenazah yang harus dimakamkan secara prokes. Sehingga hal ini juga membuat para petugas pembuatan peti jenazah di pemkot kewalahan,” tutur Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara.
Menurutnya, banyaknya jenazah yang harus dimakamkan dengan prokes harus diimbangi dengan ketersediaan peti mati.
"Jadi pembuatan peti di halaman belakang balai kota itu sifatnya darurat untuk membantu biar cepat. Karena di TPU Keputih saat ini juga digunakan untuk pemulasaraan jenazah,” pungkasnya.