Bahaya Hipertensi yang Wajib Diketahui, Picu Banyak Komplikasi Penyakit
Serangan hipertensi biasanya menghampiri tanpa tanda atau gejala peringatan, sehingga para penderitanya bahkan tak tahu bahwa diri mereka menderita hipertensi. Rutin mengukur tekanan darah adalah satu-satunya cara untuk mengetahui apakah memiliki tekanan darah tinggi atau tidak.
Penting untuk mengetahui apa saja bahaya hipertensi yang mungkin terjadi sebab kondisi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi penyakit serius. Diketahui, kondisi hipertensi dapat memicu sejumlah komplikasi seperti penyakit jantung, ginjal, stroke, penyakit pembuluh darah tepi, gangguan serebral (otak) dan gangguan saraf, hingga kerusakan retina mata.
Serangan hipertensi biasanya menghampiri tanpa tanda atau gejala peringatan, sehingga para penderitanya bahkan tak tahu bahwa diri mereka menderita hipertensi. Rutin mengukur tekanan darah adalah satu-satunya cara untuk mengetahui apakah memiliki tekanan darah tinggi atau tidak.
-
Apa saja gejala hipertensi yang dirasakan? Dilansir dari Halodoc, seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul, antara lain:1. Sakit kepala2. Mimisan3. Masalah penglihatan4. Nyeri dada5. Telinga berdengung6. Sesak napas7. Aritmia
-
Bagaimana cara mengatasi hipertensi? Pengobatan hipertensi sendiri biasanya akan disesuaikan dengan usia dan tingkat keparahan pasien. Namun, ada beberapa hal yang penting diperhatikan setiap pasien jika ingin menurunkan tekanan darah, yakni:1. Kurangi asupan garam2. Tidak merokok3. Lakukan latihan fisik secara teratur4. Hindari stres5. Hindari konsumsi alkohol6. Terapkan pola makan yang seimbang7. Jaga berat badan8. Minum obat penurun tekanan darah sesuai resep dokter
-
Mengapa hipertensi berbahaya? Jika dibiarkan, hipertensi bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa.
-
Kapan seseorang disebut mengalami hipertensi? Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi jika angka tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg.
-
Siapa yang berisiko terkena hipertensi? Beberapa anak mungkin mengalami hipertensi karena memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi.
-
Siapa saja yang berisiko terkena hipertensi? Salah satu penyebab hipertensi bisa jadi karena faktor genetik atau keturunan. Sehingga, saat orang tua memiliki riwayat hipertensi maka hal itu berpotensi menurun pada anak.
Hipertensi bisa terjadi karena pilihan gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang berolahraga. Kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes dan obesitas, juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena hipertensi. Hipertensi juga bisa terjadi selama masa kehamilan.
Berikut adalah informasi tentang apa saja bahaya hipertensi yang wajib untuk diketahui, agar selalu berhati-hati dan berupaya mencegahnya berkembang dalam diri.
1. Sebabkan Kerusakan pada Arteri
Bahaya hipertensi yang pertama adalah dapat menyebabkan kerusakan pada arteri. Arteri yang sehat bersifat fleksibel, kuat, dan elastis. Lapisan dalamnya halus sehingga darah mengalir dengan bebas, memasok organ dan jaringan vital dengan nutrisi dan oksigen.
Kondisi hipertensi atau tekanan darah tinggi secara bertahap meningkatkan tekanan darah yang mengalir melalui arteri. Melansir dari Mayo Clinic, hipertensi ini dapat menyebabkan:
- Arteri yang rusak dan menyempit. Tekanan darah tinggi dapat merusak sel-sel lapisan dalam arteri. Saat lemak dari makanan masuk ke aliran darah, mereka bisa terkumpul di arteri yang rusak. Akhirnya, dinding arteri menjadi kurang elastis, membatasi aliran darah ke seluruh tubuh.
- Aneurisma. Seiring waktu, tekanan konstan darah yang bergerak melalui arteri yang melemah dapat menyebabkan bagian dindingnya membesar dan membentuk tonjolan (aneurisma). Aneurisma berpotensi pecah dan menyebabkan pendarahan internal yang mengancam jiwa. Aneurisma dapat terbentuk di arteri mana pun, tetapi paling sering terjadi di arteri terbesar tubuh (aorta).
©2020 Merdeka.com
2. Sebabkan Kerusakan pada Jantung
Hipertensi adalah kondisi yang diketahui dapat menyebabkan berbagai masalah pada jantung, di antaranya:
- Penyakit arteri koroner. Arteri yang menyempit dan rusak akibat hipertensi mengalami kesulitan memasok darah ke jantung. Terlalu sedikit aliran darah ke jantung dapat menyebabkan nyeri dada (angina), irama jantung tidak teratur (aritmia), atau serangan jantung.
- Pembesaran jantung kiri. Tekanan darah yang tinggi memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan ruang jantung kiri bawah (ventrikel kiri) menebal. Ventrikel kiri yang menebal meningkatkan risiko serangan jantung, gagal jantung, dan kematian jantung mendadak.
- Gagal jantung. Seiring waktu, ketegangan pada jantung akibat hipertensi dapat menyebabkan otot jantung melemah dan bekerja kurang efisien. Akhirnya, hati yang kewalahan pun mulai gagal berfungsi.
3. Sebabkan Kerusakan pada Otak
Bahaya hipertensi berikutnya adalah dapat menyebabkan kerusakan pada otak. Otak bergantung pada suplai darah yang bergizi untuk bekerja dengan baik. Hipertensi dapat mempengaruhi otak dengan cara sebagai berikut:
- Serangan iskemik sementara (TIA). Terkadang disebut ministroke, TIA adalah gangguan suplai darah ke otak yang singkat dan sementara. Arteri yang mengeras atau penggumpalan darah yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi dapat menyebabkan TIA. TIA sering kali merupakan tanda peringatan stroke berat.
- Stroke. Stroke terjadi ketika bagian otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup, menyebabkan sel-sel otak mati. Pembuluh darah yang rusak akibat tekanan darah tinggi bisa menyempit, pecah atau bocor. Hipertensi juga dapat menyebabkan penggumpalan darah terbentuk di arteri yang menuju ke otak, menghalangi aliran darah dan berpotensi menyebabkan stroke.
- Demensia. Arteri yang menyempit atau tersumbat dapat membatasi aliran darah ke otak, menyebabkan jenis demensia tertentu (demensia vaskular). Stroke yang mengganggu aliran darah ke otak juga dapat menyebabkan demensia vaskular.
- Gangguan kognitif ringan. Kondisi ini merupakan tahap transisi antara perubahan pemahaman dan ingatan yang umumnya terjadi seiring bertambahnya usia dan masalah yang lebih serius yang disebabkan oleh demensia. Studi menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi dapat menyebabkan gangguan kognitif ringan.
4. Sebabkan Kerusakan pada Ginjal
Ginjal menyaring kelebihan cairan dan limbah dari darah, dan ini adalah suatu proses yang membutuhkan kondisi pembuluh darah yang sehat. Hipertensi dapat merusak pembuluh darah di dalam dan menuju ke ginjal.
Memiliki diabetes selain hipertensi dapat memperburuk kerusakan yang terjadi. Masalah ginjal yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi meliputi:
- Jaringan parut ginjal (glomerulosklerosis). Jenis kerusakan ginjal ini terjadi ketika pembuluh darah kecil di dalam ginjal menjadi rusak dan tidak mampu menyaring cairan dan limbah dari darah secara efektif. Glomerulosklerosis dapat menyebabkan gagal ginjal.
- Gagal ginjal. Tekanan darah tinggi adalah salah satu penyebab gagal ginjal yang paling umum. Pembuluh darah yang rusak mencegah ginjal menyaring limbah dari darah secara efektif, memungkinkan tingkat cairan dan limbah yang berbahaya terkumpul. Perawatan dibutuhkan antara lain termasuk dialisis atau transplantasi ginjal.
5. Sebabkan Kerusakan pada Mata
Bahaya hipertensi berikutnya dapat merusak pembuluh darah kecil dan halus yang memasok darah ke mata. Hal ini bisa menyebabkan:
- Kerusakan pembuluh darah di retina (retinopati). Kerusakan pada pembuluh darah di jaringan peka cahaya di bagian belakang mata (retina) dapat menyebabkan pendarahan di mata, penglihatan kabur, dan kehilangan penglihatan total. Memiliki diabetes selain tekanan darah tinggi meningkatkan risiko retinopati.
- Penumpukan cairan di bawah retina (koroidopati). Koroidopati dapat menyebabkan penglihatan terdistorsi atau terkadang jaringan parut yang mengganggu penglihatan.
- Kerusakan saraf (neuropati optik). Aliran darah yang tersumbat dapat merusak saraf optik, menyebabkan pendarahan di dalam mata atau kehilangan penglihatan.
6. Sebabkan Disfungsi Seksual
Ketidakmampuan untuk memiliki dan mempertahankan ereksi (disfungsi ereksi) menjadi semakin umum pada pria saat mereka mencapai usia 50 tahun. Namun, pria yang mengidap hipertensi lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi. Itu karena aliran darah yang terbatas akibat tekanan darah tinggi dapat menghalangi aliran darah ke penis.
Wanita juga dapat mengalami disfungsi seksual akibat tekanan darah tinggi. Berkurangnya aliran darah ke vagina dapat menyebabkan penurunan hasrat atau gairah seksual, kekeringan vagina, atau kesulitan mencapai orgasme.