Kisah Hidup Slamet Riyadi Difabel Asal Trenggalek, Diremehkan Orang sejak Kecil Kini Buktikan Sukses Jadi Musisi dan Kreator Konten
Pria asal Trenggalek ini pernah bekerja dengan gaji Rp10 ribu per hari
Ia pernah bekerja dengan gaji Rp10 ribu per hari
Kisah Hidup Slamet Riyadi Difabel Asal Trenggalek, Diremehkan Orang sejak Kecil Kini Buktikan Sukses Jadi Musisi dan Kreator Konten
Slamet Riyadi, warga Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, berkali-kali menyesali kehadirannya di dunia. Ia bertanya-tanya mengapa tidak lahir dengan fisik normal seperti saudara-saudaranya.
- Kerasnya Hidup, Ini Cerita Musisi Jalanan di Persimpangan Jogja Ingin Mengubah Nasib Untuk di Masa Tua
- Kisah Hidup Mochtar Embut, Musikus Legendaris Indonesia yang Pilih Hidup dalam Kesunyian
- Momen Keseruan Kasad Maruli Nyanyi 'Cucak Rowo' Bareng Prajurit, Sang Jenderal Asik Berjoget jadi Sorotan
- Kisah Gadis Blitar Bikin Jam Tangan Kece dari Limbah Kayu, Awalnya Coba-coba Kini Omzetnya Puluhan Juta Rupiah per Bulan
Diremehkan
Slamet menyadari dirinya berbeda dengan saudara-saudara kandungnya saat ia berusia tuujuh tahun.
"Saya tidak tahu apa yang membuat (fisik) saya begini, di keluarga hanya saya. Kakak dan adik saya normal," ujarnya, dikutip dari YouTube PecahTelur, Jumat (21/6/2024).
Slamet terlahir dengan kondisi istimewa, tangan kirinya hanya sampai bahu, sementara tangan kanannya hanya memiliki dua jari. Slamet juga terlahir tanpa kedua kaki.
Cacian dan makian sudah didengar Slamet sejak kecil. Kata-kata pedas itu masih ia ingat hingga sekarang.
"Banyak yang mencaci maki saya. Katanya, saya ini cacat, kalau besar pasti akan merepotkan orang lain," ujar Slamet.
Belajar Percaya Diri
Pada usia sembilan tahun, Slamet sempat tidak berani keluar rumah karena malu dan takut dicaci-maki.
Saat usianya 12 tahun, satu-satunya orang yang menyayanginya dengan tulus di keluarga ialah sang ibu. Selepas sang ibu meninggal, ia sangat sedih.
"Ibu saya meninggal, saya jadi tidak punya siapa-siapa, hanya punya diri sendiri. Dari situ saya belajar agar bisa percaya diri," ungkapnya.
Coba Beragam Pekerjaan
Selepas meninggalnya sang ibu, Slamet mencoba berbagai pekerjaan. Ia pernah berperan sebagai suster ngesot di rumah hantu pertunjukan pasar malam.
Bangkit
Bak gayung bersambut, niat Slamet membangun kepercayaan diri didukung dengan pertemuannya dengan Taryaningsih, pendiri Yayasan Naeema yang berfokus pada pemberdayaan difabel di Kabupaten Trenggalek.
Kepercayaan diri Slamet semakin meningkat sejak ia bergabung dengan Yayasan Naeema dan bertemu dengan rekan-rekan difabel lainnya. Mulai 2017, ia mulai serius menjajaki dunia musik dangdut dan campursari.
"Saya mulai main musik, nulis lagu, sekarang bikin konten juga. Asyik gitu bermusik. Nyanyi di hajatan-hajatan," ungkap Slamet.
Saat ini, Slamet sudah menciptakan dua buah lagu. Selain sebagai pencipta, ia juga menjadi vokalis dalam lagu tersebut.
Harapan
Tak hanya menjadi musisi, kini Slamet juga seorang kreator konten. Pengikut akun Instagramnya @cakmet_real tembus angka 21 ribu.
"Saya berharap bisa hidup normal (percaya diri, tidak dicaci-maki) sebagaimana orang lain," tandasnya.