Hasil Tes Cepat "Positif" Belum Tentu Terinfeksi COVID-19, Ini Faktanya
Hasil konfirmasi positif melalui alat tes cepat belum bisa diartikan seseorang positif terjangkit COVID-19. Hal ini disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Mulai Minggu (29/3), tes cepat untuk mendeteksi COVID-19 dilakukan di Jawa Timur. Sebanyak 49 orang berstatus positif dari hasil tes menggunakan alat tes cepat atau rapid test.
Dikutip dari Antara, hasil konfirmasi positif melalui alat tes cepat belum bisa diartikan seseorang positif terjangkit COVID-19. Hal ini disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
Khofifah meminta Tim Gugus Tugas COVID-19 Jawa Timur untuk segera melakukan tes lanjutan kepada 49 orang tersebut. Hasil dari tes lanjutan inilah yang akan berfungsi untuk mengetahui apakah seseorang positif mengidap COVID-19 atau tidak.
Belum Tentu Positif COVID-19
2020 Merdeka.com/liputan6.com
Dikutip dari Antara (01/4), sejak alat tes cepat didistribusikan ke rumah sakit dan pemerintah daerah di seluruh Jawa Timur, sudah dilakukan 2.020 kali tes. Dari jumlah tersebut, diketahui 49 orang berstatus positif menurut hasil tes melalui alat tes cepat atau rapid test.
Kendati demikian, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta kepada Tim Gugus Tugas COVID-19 Jatim untuk melakukan tes lanjutan. Tes yang dimaksud ialah tes dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) berupa swab.
Lantaran hasil tes menggunakan alat cepat dinilai belum bisa dijadikan patokan bahwa seseorang positif mengidap COVID-19. Tes dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) berupa swab berguna untuk memperoleh presisi yang baik berkenaan dengan COVID-19.
Biaya Pemeriksaan Ditanggung Pemerintah
Shutterstock/sfam_photo
Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu juga menjelaskan skema pembiayaan tes COVID-19. Seluruh masyarakat Jawa Timur yang dinyatakan positif dari hasil tes cepat akan mengikuti tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Apabila hasil tes PCR negatif, maka biaya pemeriksaan akan menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Sebaliknya, apabila hasil tes PCR dinyatakan positif, maka pembiayaan pemeriksaan dan perawatan medis menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat.
Data Terbaru Kasus COVID-19 di Jawa Timur
2020 Merdeka.com/instagram @jatimpemprov
Dilansir dari instagram resmi Pemprov Jatim @jatimpemrov, per Selasa (31/3) pukul 18.00 WIB, ada 93 orang yang dinyatakan positif terjangkit COVID-19. Dari jumlah itu, 17 orang dinyatakan sudah sembuh. Sementara sebanyak 8 orang meninggal dunia.
Kasus positif COVID-19 di Jawa Timur tersebar di beberapa daerah. Di Surabaya ada 41 orang, Sidoarjo (10), Magetan (9), Kabupaten Malang (5), Situbondo (5), Kota Malang (4), Lumajang (3), Gresik (3), Kabupaten Kediri (2), Jember (2), Kota Batu (1), Kota Blitar (1), Kabupaten Blitar (1), Kota Kediri (1), Tulungagung (1), Banyuwangi (1), Pamekasan (1), Jombang (1), dan Kabupaten Madiun (1).
Sementara itu, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Jawa Timur ada 420 orang. Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) ada 6.565 orang. Jumlah ini meningkat dari dua hari sebelumnya.