Hilal adalah Penampakan Bulan Sabit Pertama, Ini Penjelasan Lengkapnya
Mengetahui tentang konsep hilal menurut tafsir Al-Qur’an, penjelasan dari para mufasir serta pandangan ilmu pengetahuan (sains) adalah untuk memberi keseimbangan antara ayat qur’ani dan kauniyah tentang fenomena alam dan perjalanan fase bulan. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya mengenai apa itu hilal.
Kata hilal biasanya akan sering terdengar pada bulan Ramadhan menjelang Syawal atau pada malam penentuan hari raya Idul Fitri. Peneropongan hilal ramai diberitakan oleh berbagai stasiun televisi pada saat-saat tersebut. Dan masyarakat pun menanti-nantikan hasilnya.
Perkara tentang apakah hilal sudah tampak atau belum, sudah bisa dilihat atau belum, menggunakan metode hisab atau ru’yah, menggunakan mathla’ global atau nasional (wilayat al-hukmi), sudah diitsbatkan (ditetapkan) oleh pemerintah atau hanya cukup diumumkan (diikhbarkan) oleh pimpinan ormas Islam, dan lain-lain.
-
Kapan Mahalini resmi memeluk agama Islam? Yang pasti, Mahalini menjadi mualaf bulan ini setelah acara memapit kemarin," ujarnya.
-
Bagaimana penampilan Ameena dalam kajian Islam? Ameena Atta terlihat sungguh menggemaskan dan feminin dengan dress floral putih yang lengan panjang! Wah, cantik banget deh!
-
Apa pengertian akhlak menurut agama Islam? Secara sederhana, akhlak adalah tingkah laku yang dilakukan secara berulang kali. Mengutip dari berbagai sumber, berikut ini merdeka.com merangkum informasi tentang pengertian akhlak, sekaligus macam dan manfaatnya menurut agama Islam.
-
Kenapa umat Islam dianjurkan memperbanyak amalan di bulan Sya'ban? Hal itu bertujuan agar mendapatkan keberkahan.
-
Di mana Sunan Ampel menyebarkan agama Islam? Di tempat ini, Sunan Ampel menyebarkan agama Islam dengan mulai mendirikan Pesantren Ampel Denta.
-
Bagaimana Abdul Karim Amrullah memperkenalkan pemikiran Islam modernnya? Buah pemikiran modern itu terbentuklah Sumatra Thawalib yang menjadi sekolah Islam modern pertama yang berdiri di Indonesia.
Karena ternyata, masalah penentuan awal bulan dan kalender Islam hingga saat ini masih belum disepakati secara bulat oleh seluruh umat Islam di dunia. Semuanya berpusat pada sistem waktu, konsep dan kriteria hilal atau bulan sabit atau tanggal satu.
Dilansir dari jurnal.iainkediri.ac.id, mengetahui tentang konsep hilal menurut tafsir Al-Qur’an, penjelasan dari para mufasir serta pandangan ilmu pengetahuan (sains) adalah untuk memberi keseimbangan antara ayat qur’ani dan kauniyah tentang fenomena alam dan perjalanan fase bulan. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya mengenai apa itu hilal yang perlu Anda ketahui.
Mengenal Makna Hilal
Hilal dalam bahasa Arab adalah kata isim yang terbentuk dari 3 huruf asal, yaitu ha-lam-lam ( ھـ -ل - ل ), sama dengan asal terbentuknya fi’il (kata kerja) dan tashrif-nya. Hilal (jamaknya ahillah) artinya bulan sabit, suatu nama bagi cahaya bulan yang nampak seperti sabit.
Dalam Kamus Ilmu Falak disebutkan, hilal atau ”bulan sabit” yang dalam astronomi disebut crescent adalah bagian Bulan yang tampak terang dari Bumi sebagai akibat cahaya Matahari yang dipantulkan olehnya pada hari terjadinya ijtima’ sesaat setelah Matahari terbenam. Apabila setelah Matahari terbenam, hilal tampak, maka malam itu dan keesokan harinya merupakan tanggal satu bulan berikutnya.
Sebagian ayat Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah memiliki latar belakang (sabab al-nuzul), seperti halnya dengan surah Al-Baqarah ayat 189 yang berbunyi: “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: «Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
Surah Al-Baqarah ayat 189 berkaitan dengan fenomena “hilal” sebagai penentu waktu dan ketetapan lahirnya bulan baru qamariyah atau awal bulan hijriyah sebagai tolak ukur waktu-waktu peribadatan umat Islam sedunia, antara lain penentuan ibadah puasa Ramadhan mengutip Jurnal Universum IAIN Kediri.
Hilal dalam Ilmu Astronomi
Kalender Islam ditentukan dengan fenomena hilal (bulan sabit pertama) yang terjadi sesaat matahari terbenam. Hal ini karena hilal merupakan alasan paling mudah serta fenomena yang mudah dikenali dalam mengawali tanggal dari perubahan bantuk bulan. Penentuan berbagai ibadah dimulai dengan dilihatnya hilal.
Kemajuan ilmu astronomi dan pengetahuan astronomi terhadap pergerakan dan posisi bulan, menjadikan kriteria posisi hilal untuk bisa dilihat, meskipun bentuknya kecil, terlebih sudah ditemukan alat bantu observasi, seperti teleskop, menjadikan posisi hilal menjadi lebih kecil lagi.
Dalam Fiqh al-Islamiy disebutkan bahwa dalam memulai puasa Ramadan, harus dimulai setelah melihat hilal. Kejadian itu bisa terjadi dan bisa dilihat jika langit sedang cerah. Bila mendung maka harus menggenapkan bilangan bulan sya’ban menjadi 30 hari.
Cahaya hilal dan cahaya senja berasal dari matahari, jadi panjang gelombangnya sama dan tidak bisa difilter. Tidak ada teknologi yang mampu melihat hilal (bulan sabit) di bawah 4 derajat, dan secara teori pun tidak ada teknologi yang bisa mengatur tingkat kekontrasan agar hilal bisa lebih tampak dibanding cahaya senja, kecuali ada teknologi yang bisa mematahkan teori tersebut.
Agar bulan bisa dilihat, jarak bulan dan matahari minimal 6,4 derajat dan beda antara tinggi bulan dan matahari dari ufuk minimal 4 derajat. Jadi, hilal baru bisa teramati jika melebihi kriteria tersebut.
Hilal dalam Penentuan Awal Bulan
Hilal adalah sabit bulan baru yang menandai masuknya bulan baru pada sistem kalender Kamariah atau Hijriah. Hilal merupakan fenomena penampakan Bulan yang dilihat dari Bumi setelah ijtima’ atau konjungsi. Perbedaan tempat dan waktu di Bumi mempengaruhi tampakan hilal. Hilal sangat redup dibandingkan dengan cahaya Matahari atau mega senja karena merupakan cahaya yang didapat dari pantulan sinar matahari. Dengan demikian hilal ini baru dapat diamati sesaat setelah Matahari terbenam.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi penampakan hilal. Hal ini juga berkaitan dengan kriteria visibilitas hilal. Kedudukan Bumi, Bulan, dan Matahari, kemungkinan tinggi dan azimut Bulan dapat dihitung saat Matahari terbenam. Demikian juga dengan beda tinggi dan jarak sudut antara Bulan dan Matahari. Tidak kalah pentingnya adalah faktor atmosfer dan kondisi pengamat yang ikut menentukan kualitas penampakan hilal.
Hilal tanggal satu adalah hilal yang terlihat pertama sekali setelah menghilang dari langit pada malam sebelumnya. Ketika terlihat pertama sekali, hilal sangat redup (kuat cahayanya adalah 1% dari kuat cahaya purnama), dan hilal sangat tipis (hanya sekitar 1% dari luas bulan purnama) serta hilal tidak terlalu tinggi di atas ufuk mar’i (sekitar kurang dari 10 derajat).
Keesokan petangnya, hilal sudah lebih tebal sekitar empat kali lebih terang dengan ketinggian yang bisa mencapai sekitar 20 derajat. Ketentuan kepastian wujud hilal tanggal satu kamariah dengan tanggal lainnya adalah berdasarkan hasil perhitungan hisab.