Mengenal Sosok Kakek Dian Sastrowardoyo, Pahlawan Pejuang Kemerdekaan Indonesia
Prof. Mr. Sunario Sastrowardoyo adalah salah satu tokoh Indonesia pada masa pergerakan kemerdekaan Indonesia dan pernah menjabat sebagai pengurus Perhimpunan Indonesia di Belanda. Siapa sangka, beliau merupakan kakek dari aktris papan atas Tanah Air, Dian Sastrowardoyo.
Siapa yang tak kenal Dian Sastrowardoyo? Aktris cantik ini dikenal dan jadi popular sejak memerankan sosok Cinta, dalam film Ada Apa Dengan Cinta bersama Nicholas Saputra.
Siapa sangka, Dian berasal dari keluarga pahlawan pejuang kemerdekaan Indonesia, lho. Kakek Dian Sastro bernama Sunario Sastrowardoyo dan saudaranya, Soemarsono Sastrowardoyo.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Kapan Jawa Timur meraih penghargaan insentif fiskal? Atas Keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan insentif fiskal yang diserahkan langsung Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mewakil Khofifah, dalam acara Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal atas Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem 2023, di Istana Wapres Jakarta, Kamis(9/11).
-
Apa yang dimaksud dengan pepatah Jawa "Mikul dhuwur mendhem jero"? "Mikul dhuwur mendhem jero" berarti seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua, atau anak yang selalu menghormati orang tua. Makna dari pepatah ini adalah bahwa seorang anak harus selalu menghargai jasa orang tua dan berusaha untuk selalu membanggakan mereka.
-
Siapa yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Mengapa Aming dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Keluarga jadi salah satu faktor terpenting bagi seorang anak. Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Kapan Jalur Pantura Jawa Barat mulai ramai pemudik motor? Sudah Ada Beberapa yang Mudik Saat kreator tersebut melalui Jalur Pantura, beberapa pemudik mulai terlihat di satu pekan jelang lebaran. Mereka sudah mulai pulang ke kampung halaman denga menggunakan sepeda motor.
Prof. Mr. Sunario Sastrowardoyo adalah salah satu tokoh Indonesia pada masa pergerakan kemerdekaan Indonesia dan pernah menjabat sebagai pengurus Perhimpunan Indonesia di Belanda.
Unggahan Dian Sastro
©2020 Merdeka.com/instagram Dian Sastro
Baru-baru ini, Dian Sastro mengunggah sebuah foto. Menariknya foto yang diunggahnya terlihat sudah usang. Foto berwarna hitam putih tersebut rupanya merupakan foto eyang buyut dan anak-anaknya.
Dari foto keluarga tersebut, dapat diketahui jika Dian Sastro berasal dari keluarga ningrat di zaman dahulu. Ia juga mengatakan, bahwa salah satu anak kecil berjenis kelamin laki-laki dalam foto tersebut merupakan kakeknya, Sunario Sastrowardoyo.
“Eyang buyut Sutedjo Sastrowardoyo dan anak-anaknya. Salah satu anak laki-laki yang kecil adalah bapaknya bapak saya. Al Fatihah,” tulisnya pada caption unggahannya tersebut.
Tokoh Penting dalam Sejarah Manifesto 1923
©2020 Merdeka.com/instagram Dian Sastro
Selain berperan penting pada lahirnya Sumpah Pemuda, Sunario juga menjadi salah satu tokoh penting dalam tonggak sejarah nasional Manifesto 1925. Saat itu ia menjadi Pengurus Perhimpunan Indonesia bersama Hatta sebagai Sekretaris II, Hatta bendahara I.
Tak hanya itu, Sunario juga aktif sebagai seorang pengacara yang kerap membela para aktivis pergerakan yang berurusan dengan polisi Hindia Belanda.
Dian Sastro pernah mengunggah sebuah foto eyangnya dan dirinya yang di bingkai menjadi satu. Dalam foto itu Dian Sastro tampil bak gadis Jawa dengan kebaya dan sanggul yang ia pakai. Sementara eyangnya memakai setelan jas.
“Beliau adalah tokoh kunci Manifesto Politik 1923 Perhimpunan Indonesia dan Sumpah Pemuda 1928. Beliau juga seorang kakak dari eyang kakung saya: dr. Soemarsono Sastrowardoyo," tambahnya.
Memiliki Peran Penting dalam Sumpah Pemuda
Tak hanya Sunario, sang adik, Soemarsono Sastrowardoyo juga punya peran penting. Kakek-kakek Dian Sastro, memiliki peran penting dalam sejarah kepemudaan tanah air.
Dilansir dari berbagai sumber sejarah, Sunario memiliki peran penting dalam Kongres Sumpah Pemuda II tahun 1928. Kongres tersebut akhirnya melahirkan butir-butir "Sumpah Pemuda" kala itu.
Berbagai Pencapaian Kakek Dian Sastro
Setelah Indonesia merdeka, pria yang memiliki gelar doktor ilmu hukum ini menjadi anggota dan kemudian Badan Pekerja KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat).
Tak hanya itu, Sunario juga pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Bahkan ia juga pernah menjabat sebagai rektor hingga menjadi Duta Besar Indonesia untuk Inggris.