Mengunjungi Kampung Buddha Buneng, Jadi yang Terbesar di Blitar
Dusun Buneng sendiri telah dikenal sebagai salah satu kampung Buddha terbesar di Jawa Timur. Ini terlihat dari banyaknya penganut ajaran tersebut di sana. Saat hari raya Waisak, kawasan tersebut dimeriahkan oleh kegiatan keagamaan dari umat Buddha.
Ornamen khas Buddha bisa dengan mudah ditemui di Dusun Buneng, Desa Boro, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Di dusun ini juga terdapat bangunan vihara megah sebagai rumah ibadah bagi warga Buddha di sana.
Dusun Buneng sendiri telah dikenal sebagai salah satu kampung Buddha terbesar di Jawa Timur. Ini terlihat dari banyaknya penganut ajaran tersebut di sana. Saat hari raya Waisak, kawasan tersebut dimeriahkan oleh kegiatan keagamaan dari umat Buddha.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Apa yang menjadi sorotan Kantor Berita Amerika tentang OKU Timur? Potensi perikanan terutama kampung patin yang ada di OKU Timur menjadi lirikan dunia Internasional, di mana tim dari Kantor Berita Amerika Associated Press beraudensi dan wawancara bersama Bupati OKU Timur H Lanosin ST, Senin 24 Juli 2023 di Ruang Budensi Bupati OKU Timur.
-
Siapa yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Mengapa Aming dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Keluarga jadi salah satu faktor terpenting bagi seorang anak. Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Mengapa Candi Jawi dibangun menghadap ke timur? Berbeda dari candi-candi lain di Jawa Timur yang dibangun menghadap ke barat, Candi Jawi dibangun menghadap ke timur, sedikit menyerong ke arah timur laut. Pintu masuk candi hanya satu, otomatis pintu dan tangga masuk terdapat di sisi timur.
-
Siapa yang menyatakan bahwa masyarakat Jawa Timur memiliki karakteristik khusus? Menurut Mohammad Noer, masyarakat Jawa Timur dinamis, agresif dan memiliki karakteristik khusus. "Agar diterima menjadi pimpinan di Provinsi Jawa Timur maka harus mau melayani rakyat, tahu menempatkan diri serta mampu mengayomi rakyat," ujarnya, dikutip dari laman resmi disperpusip.jatimprov.go.id.
Dilansir dari kanal YouTube Telusur Jelajah, Dusun Buneng menjadi contoh permukiman majemuk yang menjunjung tinggi toleransi, karena di sana juga terdapat umat agama lain.
Selain itu, daya tarik lain dari Dusun Buneng adalah letak geografisnya. Area sawah dan perkebunan yang menyejukkan masih sangat mudah dijumpai karena tak jauh dari dataran tinggi.
Miliki Penganut Buddha Terbesar
Bagian dari area Vihara Buddha Sasana Jaya ©2023 Kanal YouTube Smb Buddha Sasana Jaya Buneng Blitar/Merdeka.com
Menurut informasi, jumlah penganut Buddha di Dusun Buneng termasuk yang terbesar hingga mencapai 150 kepala keluarga. Mereka tergabung ke dalam komunitas umat Buddha setempat.
Hal itu dibenarkan oleh salah satu warga bernama Gino. Menurut pria yang pernah menjadi ketua komunitas umat Buddha di Buneng itu, jumlah penganut di sana termasuk yang terbesar.
“Di sini total umat Buddhanya mencapai 21 rumah, urutannya nomor 1 Islam, nomor 2 umat Buddha dan yang ketiga Kristen,” kata Gino dalam kanal YouTube tersebut.
Terdapat Vihara Unik
Pendopo Puthuk Ayem di lingkungan Vihara Buddha Sasana Jaya ©2023 Kanal YouTube Smb Buddha Sasana Jaya Buneng Blitar/Merdeka.com
Di Dusun Buneng terdapat vihara ikonik bernama Buddha Sasana Jaya. Dari depan, desainnya unik dan megah dengan ornamen patung khas. Ini menjadi vihara terbesar di Boro, dan kerap dijadikan tempat berdoa serta berziarah saat hari raya Waisak.
Merujuk kanal Smb Buddha Sasana Jaya Buneng Blitar, bagian depan dan samping vihara dibuat menyerupai stupa seperti di candi Buddha. Bentuknya seperti mangkuk terbalik dan dianggap suci karena merupakan simbol dari agama Buddha.
Di Vihara Sasana Jaya juga terdapat Pendopo Puthuk Ayem. Bangunan tersebut berada tak jauh dari vihara. Biasanya lokasi ini digunakan untuk prosesi meditasi karena sepi dan jauh dari hiruk pikuk keramaian.
Bergeser ke Dusun Jarangan, Desa Boro, terdapat satu vihara lain bernama Buddha Bumika. Ini disebut sebagai satu-satunya vihara yang memiliki pengeras suara. Sehingga saat kegiatan keagamaan Puja Bakti akan terdengar ke sekitarnya.
Jadi Contoh Toleransi Umat Beragama
Gino menambahkan, jika selama ini tidak pernah ditemukan adanya perpecahan antar umat beragama. Sejak menjadi pemuka agama pada 1975 sampai ia pensiun, warga Buneng selalu damai dan hidup berdampingan.
“Kalau soal kerukunan di sini nggak pernah ada masalah, rukun semua,” kata Gino.
Ditilik dari sejarahnya, Agama Buddha sendiri masuk ke wilayah Desa Boro sekitar tahun 1960-an. Ketika itu ada kebijakan dari pemerintahan Soeharto yang meminta masyarakat memilih salah satu agama. Warga Boro sampai Buneng pun kemudian memilih Buddha.
Saat awal-awal, warga di sini masih beribadah secara sederhana di rumah salah satu penganut. Hal ini karena wilayah itu belum memiliki vihara. Pada 1989, Vihara Buddha Sasana Jaya baru berdiri dan diresmikan.
Miliki Tradisi Waisak Unik
Dirujuk dari berbagai sumber, masyarakat Buddha di Buneng dan Desa Boro memiliki tradisi keagamaan Buddha yang unik. Mereka akan mengenang dan berziarah ke makam leluhur sebagai bentuk penghormatan. Upacara tersebut bernama Pelimpahan Jasa.
Prosesi itu masuk dalam rangkaian acara Puja Bakti, yang digelar setiap menjelang hari raya Waisak. Pihak pengelola akan menyiapkan altar khusus, termasuk hasil bumi dan dupa sebagai saranan berdoa.
Di sana, dipajang gambar dari para Bhikkhu dan leluhur yang merupakan tokoh Agama Buddha masa lampau. Pelaksanaannya sendiri bisa berlangsung selama satu minggu penuh.
Di luar Waisak, warga biasanya beribadah dua kali seminggu di hari Rabu dan Minggu, berdasarkan perhitungan ajaran Buddha.