Sinta Nuriyah Ajak Warga Lintas Agama di Madiun Saling Menghargai, Ini Alasannya
Sinta Nuriyah melakukan buka puasa bersama warga lintas agama di Pondok Pesantren Riyadhul Jannah, Jalan Jambu Kota Madiun, Jawa Timur. Dalam tausiyahnya, ulama perempuan itu mengajak masyarakat lintas agama saling menghargai.
Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, ulama perempuan sekaligus aktivis kemanusiaan, memiliki rutinitas keliling Indonesia setiap kali Ramadan tiba. Ia menggagas sahur keliling untuk melihat kondisi masyarakat di berbagai daerah sejak lebih dari 20 tahun silam. Biasanya, Sinta akan ditemani sejumlah orang kepercayaannya dalam melakukan safari Ramadan itu.
Awal pekan ini, Senin (4/4), Sinta Nuriyah melakukan buka puasa bersama warga lintas agama di Pondok Pesantren Riyadhul Jannah, Jalan Jambu Kota Madiun, Jawa Timur.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Apa saja yang terjadi saat Jamasan Jimat? Setelah jimat-jimat dikeluarkan, sang juru kunci bersama para kerabat Amangkurat segera membuka kain mori kusam yang membungkus pusaka sebelum dicuci menggunakan air jeruk bali.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Apa yang terjadi pada Raden Ario Soerjo saat menuju Madiun? Saat hendak menuju Madiun, tanda-tanda buruk sudah mulai terlihat. Soerjo pun tidak percaya akan hal itu meskipun ban mobilnya pecah dan kehabisan bahan bakar saat perjalanan.
-
Apa saja yang ditemukan di Situs Banten Girang sebagai bukti peradaban di masa lampau? Di area tersebut terdapat kompleks bangunan, arca hingga makam dari tokoh agama yang cukup berpengaruh kala itu.
-
Apa yang ingin disampaikan oleh jargon "Nusantara Baru, Indonesia Maju" di HUT ke-79 RI? Jargon ini menggarisbawahi aspirasi bangsa untuk memasuki era baru dengan semangat pembaruan dan kemajuan. Jargon ini tidak hanya merayakan pencapaian kemerdekaan yang telah diraih, tetapi juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berfokus pada transformasi yang lebih besar. "Nusantara Baru" mencerminkan tekad untuk memperkuat kekayaan budaya dan potensi lokal di seluruh penjuru Indonesia, sementara "Indonesia Maju" menekankan pentingnya inovasi dan pembangunan berkelanjutan untuk menghadapi tantangan masa depan.
Saat memberikan tausiyah, perempuan yang akrab dipanggil Nyai Sinta itu meminta masyarakat Kota Madiun dan Indonesia secara umum menjaga kerukunan sesama, meningkatkan persatuan dan kesatuan, serta memperkuat toleransi antar-umat beragama.
"Bangsa Indonesia tidak membeda-bedakan. Baik dari ras, agama, suku, dan budaya," ungkapnya, dikutip dari Antara.
Ajak Saling Menghargai
©2023 Merdeka.com/Instagram @madiuntoday
Istri almarhum Gus Dur itu mengajak masyarakat memanfaatkan latar belakang yang berbeda untuk bergotong-royong, rukun, damai, dan saling menghargai.
Kegiatan buka bersama itu dihadiri oleh Gusdurian Madiun, jemaah NU, Stainu, GKJW Madiun, GSJA Air Hidup, GBIP, Gereja Katolik Materdai, GKJW Madiun Lor, dan Ahmadiyah. Perwakilan Universitas Widya Mandala Madiun juga memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan acara tersebut.
Wali Kota Madiun Maidi yang hadir dalam acara buka bersama warga lintas agama menyampaikan terima kasih kepada Sinta Nuriyah.
"Saya bangga dan senang sekali, hari ini Ibu Gus Dur hadir menyambangi kita, menghadiri kita, menyemangati kita. Semoga semangat ini membawa kesempurnaan bagi hidup kita," ungkap Wali Kota Maidi.
Teladan Gus Dur
Mantan Sekretaris Daerah Kota Madiun itu berharap masyarakat dapat meneladani nilai-nilai baik dari sosok Gus Dur. Dia menyinggung kebermanfaatan Mantan Presiden ke-4 RI itu bahkan setelah yang bersangkutan meninggal dunia.
“Gus Dur masih memberikan manfaat kepada masyarakat atas sikap toleransi dalam berbangsa dan bernegara. Sikap ini yang harus kita tiru," ajak Maidi.
Salah satu sesi menarik dalam kegiatan buka bersama itu adalah penampilan Paduan Suara dari GKJW Madiun yang membawakan "Ya Lal Wathon", lagu khas NU yang berisi ajakan untuk cinta pada Tanah Air.