Sumur Unik Berisi Aspal di Pasuruan, Bekas Peninggalan Zaman Belanda
Berbeda dari sumur-sumur pada umumnya. Sebuah sumur tua di Desa Carat, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur justru berisi lain, yaitu aspal. Bukan sembarang sumur, sumur berusia ratusan tahun ini merupakan peninggalan Belanda.
Berbeda dari sumur-sumur pada umumnya. Sebuah sumur tua di Desa Carat, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur justru berisi lain, yaitu aspal.
Bukan sembarang sumur, sumur berusia ratusan tahun ini merupakan peninggalan Belanda. Sumur ini dulunya bekas penambangan aspal. Enggak heran, jika dalam sumur tidak berisi air berwarna jernih namun hitam.
-
Bagaimana menara tersebut di gambarkan dalam sumber sejarah? Menara ini memiliki empat sisi yang tergambar dengan jelas dalam ilustrasi kuno.
-
Siapa Gubernur Jawa Timur pertama? R.M.T. Soerjo yang kala itu menjabat Residen Bojonegoro ditunjuk sebagai Gubernur Jawa Timur yang pertama.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Mengapa foto Bumi pertama dari luar angkasa dianggap penting? Foto hitam-putih yang buram merupakan tonggak penting di zaman ketika teknologi belum maju.
-
Apa yang ditemukan di situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
-
Bagaimana sejarah Museum di Puro Mangkunegaran? Museum ini terletak tak jauh dari Balai Kota Solo, berdasarkan sejarahnya, museum ini sudah dibangun sejak tahun 1867 dan dulunya digunakan sebagai kantor untuk De Javasche Bank Agentschap Soerakarta.
Meski, bekas penambangan aspal. Namun isinya bukan aspal murni, tetapi aspal bercampur air. Warga menyebut sumur bersejarah ini sebagai Sumur Lantung.
©2021 Merdeka.com/Ivu Fajar
Dari berbagai sumber, diketahui Sumur Lantung ini berdiri sejak tahun 1918 lalu. Sumur bekas zaman penjajahan Belanda ini dulu aktif digunakan. Namun, kabarnya setelah zaman kemerdekaan, sumur tua ini tak lagi difungsikan lagi hingga sekarang. Setidaknya selama 103 tahun sumur ini dibiarkan begitu saja.
Sumur yang berada di tengah perkebunan tebu ini memiliki tak begitu dalam. Sekitar 6 meter dengan diameter 1,5 meter di bagian bawah. Sedangkan bagian atas, sumur ini memiliki diameter 2,5 meter.
©2021 Merdeka.com/Ivu Fajar
Menjadi sebuah tempat yang bersejarah, 3 tahun yang lalu sumur ini dibenahi sedikit tepatnya pada tahun 2019. Desa tersebut membangun joglo di atas sumur menggunakan biaya dari Dana Desa Carat. Sekeliling sumur juga diberi pagar pembatas, agar lebih nyaman saat dikunjungi.
Kadangkala, para petani tebu juga menggunakan tempat ini sebagai tempat istirahat pada saat tengah hari. Sumur lantung ini juga digunakan sebagai tempat bari'an (selamatan desa).
©2021 Merdeka.com/Ivu Fajar
Jika penasaran, para pengunjung pun bisa melihat lebih dekat isi dalam sumur. Meski aspal mempunyai bau yang menyengat. Namun, berada di bibir Sumur Lantung tidak mencium bau yang pekat.
Meski menjadi tempat bersejarah, namun kondisi di Sumur Lantung nampak tidak terawat. Masih sedikit orang yang tertarik mengunjungi sumur ini.
Walau perjalanan menuju ke Sumur Lantung juga tak sulit, namun letak Sumur Lantung ini cukup tersembunyi. Sumur Lantung berada di tengah perkebunan tebu yang jauh dari pemukiman. Setidaknya menempuh 2,5 kilometer dari Jalan jalan nasional jurusan Pasuruan – Mojokerto.
©2021 Merdeka.com/Ivu Fajar
Sumur Lantung di Desa Carat bukan satu-satunya. Di Gresik, Jawa Timur juga terdapat sumur lantung. Dulunya, Gresik menjadi pusat pengeboran minyak antara tahun 1920 hingga tahun 1930-an. Dari hasil pemetaan, ada 35 sumur minyak peninggalan Belanda yang pernah dieksplorasi di Gresik.
Selain Sumur Lantung, ada situs bersejarah lainnya di Desa Carat yaitu situs Raos Pecinan, situs peninggalan Kerajaan Majapahit.
(mdk/Tys)