Tata Cara Pengurusan Jenazah dalam Agama Islam, Ketahui Langkah-langkahnya
Pengurusan jenazah dari memandikan hingga proses menguburkan haruslah dilakukan sesuai dengan sunnah yang telah ditentukan. Di dalam Islam, wajib hukumnya bagi seluruh atau sebagian orang disekitarnya saat mereka masih hidup dan mengetahui tata cara ini.
Tata cara pengurusan jenazah yang dilakukan dalam agama Islam dari memandikan hingga menguburkan haruslah dipahami setiap umat muslim. Di dalam syariat Islam, ada beberapa tata cara yang haruslah dipenuhi dalam pengurusan orang yang sudah meninggal.
Cara pengurusan jenazah dalam mengafani, menyolatkan, hingga nantinya menguburkan jenazah merupakan suatu kewajiban yang haruslah dipahami oleh seorang Muslim dalam melakukan pengurusan jenazah. Di dalam agama Islam, hukum dalam mengurus jenazah dalah fardu kifayah dalam ajaran umat Muslim.
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
-
Apa yang dilakukan Kama saat liburan di Yogyakarta? Anak-anak Zaskia Adya Mecca menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana seperti jajan gulali dan duduk santai di pinggir jalan.
-
Apa masalah utama yang dihadapi Yogyakarta terkait sampah? Sampah di Yogyakarta ini rasane ora kelar-kelar, ora uwis-uwis (rasanya enggak pernah selesai, enggak ada habisnya). Pertanyaannya, kepiye kok ngene? Gitu kan? Terus muncul timbunan sampah di 14 depo yang ada di kota,
-
Apa bisnis yang dirintis oleh Risma di Yogyakarta? Risma memulai usaha kecil-kecilan dari pre-order di rumah. Dari sinilah Risma mulai mengumpulkan modal sedikit demi sedikit hingga akhirnya memberanikan diri untuk membuka bisnis ramen.
-
Apa yang dinikmati oleh Kasad dan keluarganya di Yogyakarta? Saat sampai di Yogyakarta, ketiganya langsung menikmati kuliner khas kota tersebut. Mereka tampak datang dan menikmati sajian khas dari Yogyakarta yaitu Gudeg.
-
Apa arti dari 'Ya Rahman Ya Rahim'? Secara harfiah, Ya Rahman Ya Rahim berarti "Wahai Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang". Dua kata "Rahman" dan "Rahim" secara khusus menggambarkan sifat-sifat Allah yang amat penyanng.
Pengurusan jenazah dari memandikan hingga proses menguburkan haruslah dilakukan sesuai dengan sunnah yang telah ditentukan. Di dalam Islam, wajib hukumnya bagi seluruh atau sebagian orang disekitarnya saat mereka masih hidup dan mengetahui tata cara ini.
Dilansir dari Liputan6.com, berikut ini kami telah rangkum tata cara pengurusan jenazah dalam agama Islam.
Tata Cara Pengurusan Jenazah dalam Islam
Tata cara pengurusan jenazah dalam agama Islam dari memandikan hingga sampai menguburkan tentu haruslah dipahami setiap langkahnya.
Tata cara ini wajib dipahami agar kita tidak keliru dalam berbuat karena mengurus jenazah tentunya tak bisa dilakukan sembarangan dan perlu adanya langkah dan doa-doa yang dipanjatkan.
Berikut tata cara memandikan jenazah:
- Meletakkan jenazah dengan kepala agak tinggi di tempat yang disediakan
- Yang memandikan jenazah hendaklah memakai sarung tangan.
- Ambil kain penutup dari jenazah dan ganti dengan kain basahan agar auratnya tidak terlihat
- Setelah itu bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari tangan dan kaki serta rambutnya.
- Bersihkan kotoran jenazah baik yang keluar dari depan maupun dari belakang terlebih dahulu. Caranya, tekan perutnya perlahan-lahan agar apa yang ada di dalamnya keluar.
- Siram atau basuh seluruh anggota tubuh jenazah dengan air sabun.
- Kemudian siram dengan air yang bersih sambil berniat sesuai jenis kelamin jenazah.
Untuk bacaan niat bagi memandikan jenazah perempuan atau laki-laki adalah sebagai berikut:
Niat memandikan jenazah perempuan:
Nawaitul ghusla adaa 'an hadzihil mayyitati lillahi ta'aalaa
Artinya: "Aku berniat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari jenazah (wanita) ini karena Allah Ta'ala."
Niat memandikan jenazah laki-laki:
Nawaitul ghusla adaa 'an hadzal mayyiti lillahi ta'aalaa
Artinya: "Aku berniat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari jenazah (pria) ini karena Allah Ta'ala."
- Siram atau basuh dari kepala hingga ujung kaki dengan air bersih. Siram sebelah kanan dan kiri masing-masing 3 kali.
- Memiringkan jenazah ke kiri, basuh bagian lambung kanan sebelah belakang.
- Tata Cara Pengurusan Jenazah Selanjutnya
- Memiringkan jenazah ke kanan, basuh bagian lambung kirinya sebelah belakang.
- Siram lagi dengan air bersih dari kepala hingga ujung kaki.
- Siram dengan air kapur barus.
- Jenazah kemudian diwudhukan seperti orang yang berwudhu sebelum sholat.
- Perlakukan jenazah dengan lembut saat membalik dan menggosok anggota tubuhnya.
- Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai badannya, wajib dibuang dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah di atas kafan, tidak perlu diulangi mandinya, cukup hanya dengan membuang najis tersebut.
- Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepas dan dibiarkan terurai ke belakang. Setelah disiram dan dibersihkan, lalu dikeringkan dengan handuk dan dikepang.
- Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan handuk sehingga tidak membasahi kain kafannya.
- Selesai memandikan jenazah, berilah wangi-wangian yang tidak mengandung alkohol sebelum dikafani. Biasanya menggunakan air kapur barus.
Langkah-langkah diatas merupakan cara memandikan jenazah sebagai salah satu bagian dari tata cara pengurusan jenazah dari memandikan sampai menguburkan.
Cara Mengafani Jenazah Perempuan
Tata cara penguran jenazah setelah dimandikan hendaknya kita segera untuk mengafani. Namun, perlu diketahui bahwa tata cara ini juga berbeda baik perempuan atau laki-laki. Berikut ini beberapa langkah untuk mengafani jenazah perempuan:
1. Bentangkan 2 lembar kain kafan yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah. Kemudian letakkan kain sarung tepat pada badan antara pusar dan kedua lututnya.
2. Persiapkan baju gamis dan kerudung di tempatnya.
3. Sediakan 3–5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan.
4. Sediakan kapas yang sudah diberikan wangi-wangian, yang nantinya diletakkan pada anggota badan tertentu.
5. Setelah kain kafan siap, lalu angkat dan baringkan jenazah di atas kain kafan.
6. Letakkan kapas yang sudah diberi wangi-wangian tadi ke tempat anggota tubuh seperti halnya pada jenazah laki-laki.
7. Selimutkan kain sarung pada badan jenazah, antara pusar dan kedua lutut. Pasangkan baju gamis berikut kain kerudung. Untuk yang rambutnya panjang bisa dikepang menjadi 2/3, dan diletakkan di atas baju gamis di bagian dada.
8. Selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari yang lapisan atas sampai paling bawah. Setelah itu ikat dengan beberapa utas tali yang tadi telah disediakan.
Cara Mengafani Jenazah Laki-laki
Setelah kita mengetahui tata cara pengurusan jenazah yaitu dengan mengafani jenazah perempuan, berikut ini adalah tata cara dalam mengafani jenazah laki-laki:
1. Siapkan tali-tali pengikat kafan secukupnya. Letakkan secara vertikal tepat di bawah kain kafan yang akan menjadi lapis pertama.
2. Bentangkan kain kafan lapis pertama yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
3. Beri wewangian pada kain kafan lapis pertama.
4. Bentangkan kain kafan lapis kedua yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
5. Beri wewangian pada kain kafan lapis kedua.
6. Bentangkan kain kafan lapis ketiga yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
7. Beri wewangian pada kain kafan lapis ketiga.
8. Letakkan jenazah di tengah-tengah kain kafan lapis ketiga.
9. Tutup dengan kain lapis ketiga dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.
10. Tutup dengan kain lapis kedua dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.
11. Tutup dengan kain lapis pertama dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.
12. Ikat dengan tali pengikat yang sudah disediakan.
Tata Cara dalam Menyolatkan Jenazah
©2021 Merdeka.com
Setelah selesai mengafani, maka segeralah kita untuk menyolatkan jenazah. Shalat jenazah terdapat tujuh rukun seperti berikut:
1. Berniat (di dalam hati).
2. Berdiri bagi yang mampu.
3. Melakukan empat kali takbir (tidak ada ruku’ dan sujud).
4. Setelah takbir pertama, membaca Al Fatihah.
5. Setelah takbir kedua, membaca shalawat (minimalnya adalah allahumma sholli ‘ala Muhammad).
6. Setelah takbir ketiga, membaca doa untuk jenazah.
Do’a setelah takbir ketiga:
Allahummaghfirla-hu warham-hu wa ‘aafi-hi wa’fu ‘an-hu wa akrim nuzula-hu, wa wassi’ madkhola-hu, waghsil-hu bil maa-i wats tsalji wal barod wa naqqi-hi minal khothoyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danaas, wa abdil-hu daaron khoirom min daari-hi, wa ahlan khoirom min ahli-hi, wa zawjan khoirom min zawji-hi, wa ad-khilkul jannata, wa a’idz-hu min ‘adzabil qobri wa ‘adzabin naar.
Artinya: “Ya Allah! Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.” (HR. Muslim no. 963)
7. Takbir keempat membaca doa sebagai berikut:
Do’a setelah takbir keempat:
Allahumma laa tahrimnaa ajro-hu wa laa taftinnaa ba’da-hu waghfir lanaa wa la-hu
Artinya: “Ya Allah! Jangan menghalangi kami untuk tidak memperoleh pahalanya dan jangan sesatkan kami sepeninggalnya, ampunilah kami dan ampunilah dia”. Untuk jenazah perempuan, kata –hu diganti –haa.
8. Salam.
Tata Cara Menguburkan Jenazah
1. Memperdalam galian lobang kubur agar tidak tercium bau jenazah dan tidak dapat dimakan oleh burung atau binatang pemakan bangkai.
2. Cara menaruh jenazah di kubur ada yang ditaruh di tepi lubang sebelah kiblat kemudian di atasnya ditaruh papan kayu atau yang semacamnya dengan posisi agak condong agar tidak langsung tertimpa tanah.
Namun bisa juga dengan cara lain dengan prinsip yang hampir sama, misalnya dengan menggali di tengah-tengah dasar lobang kubur, kemudian jenazah ditaruh di dalam lobang.
Lalu di atasnya ditaruh semacam bata atau papan dari semen dalam posisi mendatar untuk penahan tanah timbunan. Cara ini dilakukan bila tanahnya gembur. Cara lain adalah dengan menaruh jenazah dalam peti dan menanam peti itu dalam kubur.
3. Cara memasukkan jenazah ke kubur yang terbaik adalah dengan mendahulukan memasukkan kepala jenazah dari arah kaki kubur.
4. Jenazah diletakkan miring ke kanan menghadap ke arah kiblat dengan menyandarkan tubuh sebelah kiri ke dinding kubur supaya tidak terlentang kembali.
5. Para ulama menganjurkan supaya ditaruh tanah di bawah pipi jenazah sebelah kanan setelah dibukakan kain kafannya dari pipi itu dan ditempelkan langsung ke tanah. Simpul tali yang mengikat kain kafan supaya dilepas.
6. Waktu memasukkan jenazah ke liang kubur dan meletakkannya dianjurkan membaca doa seperti: Bismillahi Waala Millati Rosulillah Artinya: “Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah” (HR. at-Tirmidzi dan Abu Daud).
7. Untuk jenazah perempuan, dianjurkan membentangkan kain di atas kuburnya pada waktu dimasukkan ke liang kubur. Sedang untuk mayat laki-laki tidak dianjurkan.
8. Orang yang turun ke lobang kubur jenazah perempuan untuk mengurusnya sebaiknya orang-orang yang semalamnya tidak mensetubuhi isteri mereka.
9. Setelah jenazah sudah diletakkan di liang kubur, dianjurkan untuk mencurahinya dengan tanah tiga kali dengan tangannya dari arah kepala mayit lalu ditimbuni tanah.
10. Berdoa setelah selesai menguburkan jenazah.
Selesai mengubur dan sebelum meninggalkan tempat penguburan pelayat mengambil tanah dan menaburkannya dari arah kepala tiga kali, lalu berdiri di sisinya, dan membaca doa sebagai berikut:
“Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi’madkhalahu, waghsilhu bil-ma’i watstsalji wal-baradi, wanaqqohi minal khotoya kamaayunaqqottsaubu abyadhu minadanasi, waabdilhu daaron khoiron in daarihi, waahlankhoiron min ahlihi, wazaujan khoiron minzaujihi, waqihi fitnatal qobri wa’adaabinnar.”