Anomali cuaca dan ramalan 'palsu' hujan deras saat Valentine
Banyak guyonan yang menyebutkan prediksi hujan saat Valentine adalah buah dari doa para jomblo yang tak punya pasangan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi pada Sabtu, 14 Februari 2015 lalu akan diguyur hujan dengan intensitas yang berbeda. Sontak informasi tersebut menjadi viral di media sosial. Maklum, saat itu adalah bertepatan dengan hari Valentine.
Bahkan, banyak guyonan yang menyebutkan prediksi hujan saat Valentine adalah buah dari doa para jomblo yang tak punya pasangan saat Valentine tiba.
Namun ternyata pada hari itu Jakarta terang benderang alias tak ada hujan. Prediksi BMKG ternyata meleset. Para jomblo pun saat itu kembali jadi bahan candaan.
Bagaimana kondisi seperti ini bisa terjadi? Cuaca cepat sekali berganti, tak sesuai prediksi? Berikut wawancara khusus merdeka.com dengan Kepala BMKG, Budi Ekya Sakya soal anomali cuaca ini:
Bagaimana cuaca dapat berubah-ubah setiap waktu?
Sekarang ketika kita berbicara mengenai perubahan iklim. Ternyata apa yang terjadi di Kemayoran tahun 80 itu totally different dengan tahun 2015. Contohnya hujan kemarin 9 sampai 10 Februari itu pada waktu 1988 kalau tidak salah itu hujan di Tanjung Priok berbeda lebih sedikit dibanding dengan hujan di Kemayoran intensitasnya. Nah hari ini kita melihat tanggal 9-10 itu, di Tanjung Priok 361 mm sedangkan di sini 277 mm. Nah kalau saya berbicara milimeter (mm) tentu seperti apa. Kalau hujan itu 1 mm artinya atau 100 mm kita katakan hujan deras, nah itu ukuranya. Hujanya 100 mm berarti 100 liter, itu 24 jam, itu 361 mm (di Tanjung Priok). Ketika kita berbicara tentang banjir, kalau permukaan di Jakarta hanya menyerap 20%, karena di Jakarta hanya bisa menyerap air kurang dari 20%.
Jadi kalau hujanya 100 mm atau 100 liter maka 20 liter yang diserap, 80 liter kemana? Dia masuk ke tempat-tempat rendah seperti sungai, got. Kalau kita bisa menata aliran air dari Puncak, Depok dan Bogor sebagainya dari Jakarta, permasalahanya bisa dibereskan. Bagaimana caranya? Resapanya ditingkatkan dari hulu sampai hilir, mulainya dari masyarakat dong. Caranya gimana? setiap rumah itu paling sedikit ukuran 4L lu lagi lu lagi , itu paling tidak dua lubang biopori. Semakin tinggi semakin banyak biopori, kalau hotel buat sumur resapan.
Yang kedua jangan buang sampa sembarangan, kenapa? Karena got-got kita itu kecil, kalau kita buat besar dengan kemudian dengan budaya buang sampah itu tidak sembarangan maka aliran air mengalir. Terus sungai-sungai dibereskan, itu maka akan membantu. Itu bisa kita lihat pada tanggal 9-10 Februari pada potensi di pompa air yang cukup bagus, dalam waktu 1-2 jam habis jadi bisa ditangganilah istilahnya.
Apakah bisa BMKG memberikan informasi lebih cepat dan mudah kepada publik?
Pertama ada dua hal yaitu eksebilitas saya kira sudah lebih megah. BMKG juga di situ hampir setiap hari di-update. Kita juga bisa lihat dari Android. Jadi info BMKG ini sudah ada, tinggal seperti ini. Lalu kemudian yang kedua adalah Twitter, @infobmkg, terus kemudian masyarakat bisa mengakses dari SMS. Jadi misalnya sekarang kita SMS kirim ke 2303 jadi caranya tulis C0 (spasi) nama kota, C0 itu artinya cuaca hari ini. Berikutnya adalah C1, semakin panjang semakin tidak teliti. Di dalam konteks masyarakat itu kita membatasi 1-2 , 10 sebenernya masih bisa mengakses ini dengan berbagai hal. Tapi ini masih mudah misalnya di informasi cuaca, masyarakat bisa lihat cuaca provinsi, cuaca Indonesia, cuaca dunia dan sebagainya.
Termasuk cuaca harian?
Iya harian, cuaca harian, mingguan juga. Terus kemudian citra satelit, misalnya saya perlihatkan citra satelit ini untuk memperlihatkan awan jadi kalau sudah bisa lihat ini. Kalau yang kuning-kuning ini sudah jelas hujan, pasti hujan dan ini jamnya jam berapa. Ini pakai yudisi universal, nah ini tinggal nambah tujun saja.
Saat hari Valentine, waktu itu banyak media menulis Valentine akan hujan deras. Para jomblo banyak yang girang, ternyata kan panas. Untuk tanggal 14 Februari itu bagaimana datanya?
Ini juga saya ingin menunjukkan, saya memang mempersiapkan diri bahan-bahan itu. Mengapa? Ini terus terang baru, my education bukan orang meteorologi, saya juga bukan orang klimatologis, sehingga saya belajar, terus terang saja. Di sini ada yang menarik, yang menarik itu ini sebenarnya kita lihat. Terus terang saja saya juga lagi belajar.
Ini pada tanggal 17 Februari ini pola angin. Pola angin begini membuat hujan deras sekali, sementara yang di sini itu menarik semua kumpulan awan terus ditarik ke bawah. Apa yang terjadi di sini itu ternyata saya melihat hujan deras disini pada tanggal 19 Februari. Hari apa? Imlek, tapi yang saya lihat bukan ini tapi terjadi low jadi dia istilahnya menyentuh maka dia tidak akan terjadi, powernya hilang. Sehingga di sini terjadi terlambatan, lihat tanggal 20 sudah mulai tapi di sini banjir. Dan perubahanya setiap hari. Sehingga memang perubahanya sangat-sangat cepet sekali.
Ini kalau kita lihat tanggal hari ini 23, ini kan kalau ada pertemuan panas begini ketemuan, itu awan awanya ngumpul di sini terjadi keterlambatan. Ini tanggal 23, ini begini dan lihat cuacanya begini ada perlambatan kalau belok begini, ini beloknya pas persis Khatulistiwa kan. Nah inilah yang saya lihat garis gergoriusnya 0, tapi itu sangat bergantung pada posisi ini juga. Ini kalau Indonesia sangat dipengaruhi pada tulisan L ini, ini adalah low rendah jadi kalau tekananya rendah dia nyedot begini, anginya yang seperti apapun nyedot, jadi ini bergerak kesana karena ada jalur ini. Kalu sudah berbelok kesedot lagi tergantung pada berapa low-nya, berapa tekananya 1006 1008 lebih rendah yang menyedot juga. Ini yang membuat persoalan kita jauh lebih mudah, karena apa? Kita diperngaruhi oleh berbagai kondisi.
Baca juga:
Membiasakan diri sadar cuaca, apa bisa?
Insiden AirAsia QZ8501 dan bahaya awan Cumulonimbus
Kepala BMKG bicara anomali cuaca
Indonesia negara 'supermarket' bencana
Pagi hari Maluku digoyang gempa 5,1 SR
BMKG: Gempa 5,0 SR guncang Cianjur
-
Dimana BMKG memprakirakan cuaca cerah? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
-
Bagaimana MKMK dibentuk? Ketiga orang ini dipilih secara aklamasi oleh seluruh hakim konstitusi.
-
Kenapa BMKG meminta warga Pandeglang dan Lebak waspada? Ini kemudian memicu dampak yang signifikan yang perlu diperhatikan oleh masyarakat.
-
Apa yang diutarakan BW terkait putusan MK? Dengan lantang BW menyebut dalil yang dimohonkan kubunya sejalan dengan pendapat para hakim mengenai diperlukannya pemungutan suara ulang di beberapa daerah.
-
Kapan pelantikan MKMK? Ketiga anggota MKMK akan dilantik dan mengucapkan sumpah pada 8 Januari 2024.
-
Kapan BBNKB dikenakan? BBNKB berlaku bila seseorang melakukan transaksi jual beli mobil bekas dan akan dikenakan biaya balik nama sehingga kendaraan tersebut memiliki nama sesuai dengan pemilik atau pembelinya.