Emak-Emak Tangguh Demi Prabowo Presiden
Keterlibatan banyak emak-emak dalam politik tidak lepas dari hadirnya media sosial. Itu menjadi pemicu. Mereka tak mau hanya berpangku tangan. Berdiam diri menyaksikan dinamika politik. Apalagi bagi mereka pendukung pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Kaum perempuan tidak mau hanya diam dalam Pilpres 2019. Mereka menjadi sorotan, khususnya kaum ibu. Sampai rela membagi waktu dengan keluarga demi memenangkan jagoannya. Kini mereka berani unjuk gigi.
Keterlibatan banyak emak-emak dalam politik tidak lepas dari hadirnya media sosial. Itu menjadi pemicu. Mereka tak mau hanya berpangku tangan. Berdiam diri menyaksikan dinamika politik. Apalagi bagi mereka pendukung pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Apa yang ditolak mentah-mentah oleh Prabowo Subianto? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar.
-
Apa yang diresmikan oleh Prabowo Subianto di Sukabumi? Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto meresmikan lima titik sumber air di Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (30/12/2023).
-
Apa yang dilakukan Prabowo Subianto dalam Upacara HUT Polri? Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto hadir dalam upacara HUT Polri ke-78, Senin kemarin.
-
Siapa yang menjadi keponakan Prabowo Subianto? Selain itu, ternyata Tommy masih memiliki hubungan keluarga dengan Prabowo, sebagai keponakan.
Harapan adanya pemimpin baru pengganti Presiden Joko Widodo sekaligus capres petahana, menjadi modal perjuangan. Mereka bergerak, menemui banyak masyarakat, demi membantu kampanye Prabowo-Sandiaga. Dorongan itu semakin kuat ketika Sandiaga ingin memperjuangkan para emak-emak ketika awal ditetapkan sebagai cawapres.
Seolah menjadi pemicu, ucapan Sandiaga membuat banyak relawan perempuan aktif terlibat. Salah seorang di antaranya adalah Tri. Dia seorang ibu rumah tangga dari Kemayoran, Jakarta Pusat. Sejak pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, Tri mulai aktif terjun ke dunia politik. Menjadi relawan untuk Anies Baswedan-Sandiaga. Kini di pertarungan Pilpres, dia kembali terlibat sebagai relawan. Bergabung dalam Relawan Prabowo Sandi (PAS).
Mama Tri, biasa dia dipanggil, mengaku sangat mengidolakan sosok Prabowo Subianto lantaran memiliki latar belakang militer. Itu membuatnya yakin bahwa sosok idolanya merupakan pemimpin tegas dan berwibawa. Apalagi Prabowo juga dikenal dekat dengan kalangan ulama. Semakin memantapkan pilihan hatinya.
Bergabung dalam relawan PAS, Mama Tri mengaku belum pernah ikut pembekalan. Padahal banyak sekali undangan. Mulai dari acara digagas Roemah Djoeang, Partai Gerindra hingga Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
Alasannya sederhana, faktor kesehatan. Dia memilih mendapatkan arahan dari pengurus relawan di wilayahnya atau membaca hasil pertemuan relawan di WhatsApp Grup. Dia juga memanfaatkan media sosial Facebook, televisi hingga media online sebagai bacaan politik.
Wanita berumur 44 tahun ini memilih kampanyekan Prabowo lewat sosial media. Lewat medium Whatsapp grup atau Facebook. Lebih mudah dan tak perlu repot, begitu katanya.
Banyak konten disebarkan berasal dari grup relawan PAS. Berisi visi misi dan rencana program kerja Koalisi Adil dan Makmur. Salah satunya program OK OCE. Program andalan Sandiaga Uno sejak jadi Cawagub DKI Jakarta.
Selain itu, Mama Tri kerap menyebarkan kegiatan relawan PAS. Seperti jalan sehat Roemah Djoeang, senam sehat PAS dan lain sebagainya. Tak kurang dari 20 orang bisa dibawa dalam acara tersebut. Sebab, Tri banyak memiliki kenalan dan dikenal bermulut manis.
Sebagai relawan, dia tidak memiliki jadwal khusus untuk kampanyekan Prabowo-Sandi secara langsung. Dia amat hati-hati. Ini dilakukan untuk menghindari gesekan politik. "Kita lihat dulu nih, kalau warnanya enggak sama, mending enggak deh daripada bikin masalah," kata Tri kepada merdeka.com, Sabtu pekan lalu.
Bukan tanpa alasan. Mama Tri pernah berselisih paham dengan tetangganya. Salah satu tokoh masyarakat di tempat tinggal dia merupakan loyalis partai koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin.
Dalam sebuah perbincangan, kata Mama Tri, tetangganya selalu mendominasi pembicaraan. Membanggakan pilihannya tanpa memberi kesempatan orang lain memberikan pendapat. Merasa obrolan tak sehat, Mama Tri memilih pergi dengan sopan. Sejak saat itu dia enggan lagi membahas politik dengan orang tersebut.
Selama ini dirinya tak menampik Jokowi sebagai presiden sudah memberikan perubahan baru untuk Indonesia. Terutama dalam pembangunan infrastruktur. Seperti Tol Trans Jawa dan melanjutkan pembangunan Tol Becakayu. Namun, sebagai masyarakat kecil, hal itu tidak berdampak langsung pada kehidupannya.
Sebagai ibu rumah tangga, dirinya kerap kelimpungan menghadapi kenaikan harga bahan pokok. Meski masih bisa mencukupi kebutuhannya, tetapi dia kesulitan menyisihkan uang untuk tabungan masa depan. Kondisi ini akhirnya mendorong Mama Tri menginginkan lahirnya pemimpin baru.
"Pak Jokowi bagus, tapi kalau ada yang lebih baik kenapa enggak kan," ungkap Tri.
Walau sudah bergabung dalam relawan, Mama Tri mengaku masih malu-malu mengungkapkan pilihan politiknya di hadapan publik. Sanga berhati-hati saat mengajak orang. Dia tak ingin karena beda pandangan politik jadi berselisih, terutama dengan lingkungan sekitarnya.
Harapan dukungan emak-emak memang sering digembar-gemborkan kubu 02. Bahkan Prabowo sampai menyebut bahwa kaum ibu punya tugas penting, yaitu harus bertanggung jawab terhadap negara dan bangsa. Sehingga para ibu itu harus diperhatikan lantaran melahirkan generasi penerus bangsa. Bila kaum ibu tidak sehat dan kuat, menurut Prabowo, bakal membuat generasi penerus bangsa sulit maju.
Semangat disampaikan Prabowo itu membuat Mama Tri dan relawan perempuan lainnya semakin membara. Dia harus menjadi kuat. Sehingga perjuangannya selama ini tidak sia-sia.
Emak-emak relawan Prabowo-Sandiaga ©2019 Merdeka.com
Bergelut di dunia relawan membuat Mama Tri tahan banting. Dia juga jadi lebih tahu cara mengampanyekan calonnya tanpa menyinggung orang lain. Sempat berselisih paham dengan tetangga membuatnya tak mengampanyekan Prabowo di lingkungan rumah. Dia lebih suka ikut sosialisasi bersama teman relawan lain di luar lingkungannya. Salah satunya di perkumpulan senam ibu-ibu.
Dalam tiap obrolan Tri kerap menyisipkan ajakan memilih Prabowo. Dia banyak menjelaskan tentang sosok Prabowo sebagai pemimpin masa depan. Pemimpin yang dianggap bisa membawa perubahan bagi Indonesia. Hanya saja, obrolan tentang politik ini tak selalu ditanggapi serius para kaum ibu. Mereka lebih banyak saling bertukar pikiran tentang anak-anak.
"Namanya juga ibu-ibu, ngobrol politiknya sedikit, banyaknya malah pada curhat," ungkap Tri sambil terkekeh.
Prabowo Banjir Dukungan
Sejak awal, pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno memiliki konsen kepada kaum ibu rumah tangga. Selanjutnya disebut kaum Emak-emak oleh Sandiaga. Dalam pengamatannya masih jarang partai politik atau pihak yang berjuang untuk kaum hawa ini. Utamanya soal stabilitas harga bahan pokok. Sebab, Emak-emak ini merasakan langsung pergerakan ekonomi di rumah tangganya masing-masing.
Wakil Direktur Relawan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferry Juliantono mengatakan kesesuaian isu Prabowo-Sandi jadi alasan banjirnya dukungan kaum ibu pada pasangan nomor urut 01. Fokus utama kubu penantang ini merupakan perbaikan ekonomi. Sebab, empat tahun kepemimpinan Jokowi-JK, tidak banyak melakukan perubahan secara ekonomi.
Masalah lapangan pekerjaan belum bisa diselesaikan. Stabilitas harga bahan pokok hanya menguntungkan pihak tertentu. Para petani kian menjerit saat lantaran harus bersaing dengan produk impor.
"Kesesuaian isu inilah yang membuat kami dapat dukungan dari masyarakat," kata Ferry saat dihubungi merdeka.com.
Selain soal isu, Ferry menyebut Jokowi sudah tak lagi orisinal dalam pencitraan. Berbeda dengan Pilpres 2014 lalu. Jokowi dicitrakan pemimpin yang mau terjun langsung ke masyarakat. Masuk gorong-gorong hingga blusukan ke rumah warga di kampung-kampung.
Sementara setelah memimpin, Jokowi banyak melanggar janji politik pilpres tahun lalu. Misalnya, soal penolakan impor bahan kebutuhan pokok yang kerap didengungkan. Faktanya, Jokowi banyak melakukan impor kebutuhan pokok yang merugikan petani di daerah.
"Dulu masyarakat bisa percaya, tapi sekarang masyarakat kita sudah pintar dan bisa melihat mana yang baik dan buruk. Terlihat dari banyaknya dukungan untuk kami," terang Ferry.
Relawan Prabowo-Sandi tak hanya dari kalangan Emak-emak. Ferry mengklaim dukungan masyarakat atas nama relawan berasal dari semua kalangan. Mulai dari ormas Islam, relawan pendukung caleg koalisi, relawan partai politik hingga relawan masyarakat biasa.
Derasnya dukungan ini membuat Prabowo ikut terenyuh. Banyak pihak yang menyatakan dukungan dan siap memenangkan Prabowo. Di tengah keterbatasan yang ada, Prabowo mendapat banyak bala bantuan. Ini mendorong Prabowo semakin bijaksana dan memantapkan komitmen bekerja untuk kesejahteraan rakyat.
Baca juga:
Gerilya Relawan Menangkan Jokowi di Kandang Lawan
Prabowo Sebut Ada Otak Kejam dan Jahat Berkumpul di Dunia Intelijen
Cerita Prabowo Awal Tahu Ada Kebocoran Kekayaan RI
Prabowo Beberkan Keberhasilan Orde Baru
Amien Rais Bilang Prabowo Mundur Jika Pilpres Curang, Fadli Nilai itu Warning