Gerilya Relawan Menangkan Jokowi di Kandang Lawan
Sadar ada di kandang lawan, Yani dan Evi mengambil cara aman. Tidak terang-terangan mengajak warga memilih Jokowi. Sebelum keliling kampung, mereka melakukan riset lebih dulu. Memastikan tiap rumah mereka datangi bukan pendukung fanatik Prabowo.
Terlibat aktif sebagai relawan kampanye bukan keputusan gampang. Apalagi harus menjalani misi mengampanyekan pasangan capres dan cawapres di kandang lawan. Butuh kesabaran ekstra dan strategi jitu agar bisa diterima.
Begitulah nasib masyarakat menjadi relawan. Pengalaman tadi sungguh dirasakan Suryani (35) dan Evi Sutrisnawati (38). Dua ibu rumah tangga ini tidak mau ketinggalan dalam hajat pesta demokrasi. Mereka tak ragu mengambil peran. Menjadi ujung tombak dalam mengampanyekan pasangan capres dan cawapres nomor urut 02, Joko Widodo- Ma'ruf Amin.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
Mereka merupakan warga Kampung Kambing, Karang Asem Barat, Citeureup, Kabupaten Bogor. Selama tiga sampai lima hari dalam sepekan, dua perempuan ini reka meluangkan waktu mengampanyekan Jokowi. Bertemu warga untuk memberi sosialisasi dari kampung ke kampung.
Yani dan Evi tercatat sebagai Relawan Merdeka. Sebuah kelompok pendukung petahana besutan Mantan Kapolda Jawa Barat, Anton Charliyan. Strategi mereka kampanye secara 'door to door'. Menyambangi tiap pintu warga di wilayah Citeureup, sambil membawa alat peraga kampanye untuk dibagikan ke masyarakat.
"Biasanya kita bawa kalender sama kaos untuk dibagikan," kata Yani saat ditemui merdeka.com di Posko Relawan Merdeka, Citeureup, Kabupaten Bogor pekan lalu.
Untuk kawasan Kabupaten dan Kota Bogor pada Pilpres 2014, Prabowo Subianto menang telak. Untuk di Kabupaten Bogor, Prabowo meraih 1.636.134 suara atau 63.73 persen. Sedangkan Jokowi hanya mendapat 852.888 suara atau 34.27 persen.
Sedangkan di Kota Bogor, hasil pleno KPU menunjukkan Prabowo mendulang suara sah sebesar 340.286 atau 61,77 persen. Sedangkan Jokowi hanya mendapatkan suara 210.578 atau 38,23 persen. Sehingga tidak heran dalam Pilpres 2019 ini, wilayah Bogor dianggap kandang bagi Prabowo sebagai capres nomor urut 02.
Pilihan dua perempuan itu menjadi relawan sekaligus pendukung Jokowi karena kekaguman. Sekaligus sebagai wujud balas jasa. Sebab, mereka merasa sudah dibantu dengan banyak program bantuan sosial keluaran Kementerian Sosial. Mulai dari Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Semua dirasa membantu perekonomian rumah tangga mereka.
Dalam membantu kampanye, kata Yani, terpaksa harus meluangkan banyak waktu. Semua dilakukan demi blusukan. Biasanya dia meninggalkan rumah saat empat anaknya sekolah. Bergerak dari jam 9 pagi sampai menjelang jam 12 siang. Dirinya harus sudah tiba di rumah sebelum anaknya pulang untuk menyiapkan makan siang.
Begitu juga dengan Evi. Bahkan demi kampanyekan Jokowi, dia menitipkan si bungsu baru usia 3 tahun kepada saudaranya bila pergi blusukan dengan Yani. "Anak saya paling kecil baru 3 tahun. Kalau saya pergi, anak titip sama kakak-kakaknya atau sama saudara yang ada di rumah," tutur Evi.
Sebelum blusukan ke warga, mereka mendapatkan pelatihan dari pengurus Relawan Merdeka. Dibekali sejumlah data pendukung sebagai amunisi. Ada tiga fokus utama materi. Prestasi Jokowi sebagai presiden, program unggulan pemerintah dan klarifikasi informasi hoaks berkembang di masyarakat.
Diakui Yani, Isu Jokowi PKI dan antek asing kadung dipercaya masyarakat khususnya di wilayah Bogor. Belum lagi kabar tentang rencana penghapusan azan bila Jokowi kembali terpilih. Isu itu membuat keduanya harus putar otak saat menjelaskan kepada warga.
Sadar ada di kandang lawan, Yani dan Evi mengambil cara aman. Tidak terang-terangan mengajak warga memilih Jokowi. Sebelum keliling kampung, mereka melakukan riset lebih dulu. Memastikan tiap rumah mereka datangi bukan pendukung fanatik Prabowo. Dia juga tak memakai atribut Jokowi meski membawa sejumlah alat peraga kampanye dalam tasnya.
Saat sosialisasi, keduanya selalu memperkenalkan diri sebagai relawan Jokowi. Sambil memberikan stiker, silih berganti Yani dan Evi menjelaskan pencapaian Jokowi selama jadi presiden. Misalnya, program bantuan sosial Kemensos, pembangunan infrastruktur di Papua sampai tol trans Jawa. Meski masalah infrastruktur tidak dirasakan langsung warga Kampung Kambing.
Soal bantuan sosial seperti PKH, keduanya melakukan pendataan warga tidak mampu. Data tersebut nantinya akan diserahkan kepada pemangku kebijakan untuk diajukan sebagai penerima bantuan dari pemerintah. "Kami mendata, tapi kami tidak menjanjikan apapun," kata Yani.
Pernah Ditolak Warga
Ragam respon masyarakat dirasakan Yani dan Evi selama enam bulan blusukan. Penolakan secara halus sudah sangat sering didengar. Warga dengan santun menyatakan pilihan politiknya bukan untuk Jokowi.
Evi mengaku tak pernah memaksa warga harus memilih Jokowi. Dia memilih undur diri ketimbang memaksakan kehendak agar memilih Jokowi. Meski begitu, Yani dan Evi pernah mendapat penolakan keras dari warga.
Cerita bermula saat keduanya mampir ke sebuah warung. Mereka bermaksud istirahat dan membeli minuman. Sambil duduk, penjaga warung bertanya bungkusan dibawa Yani. Yani menyebut bungkusan itu berisi kalender dan kaos bergambar Jokowi-Ma'ruf.
Tak disangka, penjaga warung itu juga memiliki pilihan politik sama. Mengidolakan sosok Jokowi. Sayangnya, dia tak berani terbuka lantaran sang suami pendukung fanatik Prabowo. "Saya juga milih Pak Jokowi, tapi suami saya dukung Prabowo," kata penjaga warung sambil berbisik pada Yani dan Evi.
Saat ketiganya asyik berbincang, tiba-tiba suami pemilik warung keluar rumah. Dia mendapati istrinya tengah ngobrol dengan orang tidak dikenal. Sang suami melihat atribut Jokowi-Ma'ruf dibawa Yani dan Evi. Seketika itu juga, mereka diusir. Mereka diminta untuk tidak kampanye di wilayah tersebut. Sebab, wilayah itu basis massa Prabowo.
"Pokoknya ini wilayahnya Prabowo. Ibu-ibu jangan kampanye di sini," kata Yani meniru suami penjaga warung itu.
Yani langsung menjelaskan kedatangannya ke warung bukan untuk kampanye. Dia hanya singgah untuk beli minuman dan numpang istirahat. Lalu ibu pemilik warung bertanya bungkusan yang dibawa. Sayangnya, suami pemilik warung tak percaya penjelasan itu. Dia tetap beranggapan, Yani tengah memengaruhi istrinya agar memilih Jokowi.
Tak mau ambil pusing, Yani dan Evi lantas bergegas meninggalkan warung. Dia memilih pergi meninggalkan tempat itu sebelum memancing keributan lebih besar. "Itu pengalaman yang paling berkesan. Saya takut sampai gemetaran," ungkap Evi.
Kata Evi, kasus seperti ini bukan hal aneh. Banyak suami-istri memiliki pilihan politik berbeda. Tidak sedikit ibu rumah tangga ditemui memilih Jokowi tapi enggan mengungkapkan secara langsung. Sebab, suami mereka pendukung fanatik Prabowo.
Dua perempuan ini kerap mengundang warga untuk bertandang ke posko Relawan Merdeka. Di sana nantinya mereka mengajak warga berdiskusi sambil minum kopi. Cara ini nyatanya ampuh untuk meyakinkan warga. Tak heran, sore hari, ada saja warga datang ke posko.
Selepas magrib biasanya para Relawan Merdeka kumpul di posko. Mereka datang untuk melaporkan hasil kampanye seharian. Melakukan evaluasi dan merancang strategi. Nantinya laporan akan disampaikan ke posko pusat Relawan Merdeka.
Kampung Jokowi di Kabupaten Bogor ©2019 Merdeka.com
Buluskan dua ibu ini bagian dari program Relawan Merdeka di Karang Asem Barat. Mereka memiliki misi membuat Kampung Jokowi. Menjadikan Kampung Kambing basis massa untuk capres Petahana itu. Meski bukan hal mudah, tapi mereka optimis bisa memenangkan Jokowi.
"Kalau tidak ada kecurangan kami yakin Jokowi akan menang. Di sini sudah banyak yang beralih dukungan ke Pak Jokowi," kata Relawan Merdeka lainnya, Kusnadi.
Berada di kandang lawan, membuat Kusnadi dan Relawan Merdeka lainnya harus hati-hati. Pencopotan dan pengrusakan spanduk sudah hal biasa. Tak mau asal tuduh, mereka memilih mengganti dengan spanduk baru. Pihaknya pantang berselisih paham dengan warga beda pandangan politik. Apalagi hingga menimbulkan keributan.
Kusnadi merasa optimis Jokowi bakal kembali terpilih. Dukungan untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf dirasakan makin besar tiap harinya. Kawasan tempatnya tinggal pun menjadi pioner Kampung Jokowi di Kabupaten Bogor. Warga pun telah menyampaikan deklarasi untuk kemenangan Jokowi.
(mdk/ang)