Gibran Bikin Resah Petahana
Hadirnya nama Gibran mengubah rencana. Petahana mulai resah. Rudy merasa munculnya Gibran membuat para pengurus bergejolak dan membuat banyak intervensi.
Kaos putih, celana hitam dan memegang cangkul. Begitu santai tampilan Gibran Rakabuming bersama para pendukung membersihkan aliran air keruh. Kejadian itu diabadikan, kemudian buming sejagat media sosial. Beragam komentar bermunculan. Semua sadar bahwa putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini sedang pamer citra demi Pilkada Solo 2020.
Upaya Gibran meningkatkan pamor demi mendapat tiket PDIP maju sebagai calon di Pilkada Solo memang sedang dibangun. Memiliki kekuatan sebagai anak presiden, satu per satu kesempatan diraih Gibran seketika. Setelah resmi bergabung pada September 2019 lalu, hanya butuh waktu sebulan dia bisa menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
-
Apa yang sebenarnya terjadi dengan Gibran Rakabuming Raka? Penelusuran Setelah dilakukan penelusuran, klaim Gibran Rakabuming Raka ditangkap polisi karena narkoba adalah tidak benar alias hoaks.
-
Apa tujuan dari gagasan hilirisasi yang digaungkan oleh Gibran Rakabuming Raka? Program tersebut bertujuan untuk memperluas hilirisasi yang dilakukan pemerintah, terutama dengan mempertimbangkan cadangan nikel dan timah serta potensi besar energi baru dan terbarukan di Indonesia.
-
Siapa yang didampingi Gibran Rakabuming Raka saat mengunjungi warga Solo? Pada kunjungannya di Kampung Mutihan, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Gibran datang bersama Respati Ardi-Astrid Widayani.
-
Kapan Gibran lahir? Gibran Rakabuming Raka lahir 1 Oktober 1987.
-
Siapa yang menggugat Gibran? Almas Tsaqibbirru, penggugat syarat usia capres-cawapres yang dikabulkan Mahkamah Konstitusi (MK), kini menggugat Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dalam perkara wanprestasi ke Pengadilan Negeri Surakarta, Jawa Tengah.
-
Kenapa Gibran diarak keliling kampung dengan Kuda Renggong? Pawai khitan Kuda Renggong biasanya dilakukan satu hari sebelum prosesi khitan dilaksanakan.
Membawa makanan gudeg, selama satu jam Gibran mendapat kesempatan berbincang bersama Megawati. Dalam pertemuan tertutup itu, dia sekaligus menyampaikan niatnya maju dalam Pilkada Solo meski baru sebulan mengantongi kartu anggota PDIP. "Saya sampaikan keseriusan saya untuk maju," ujar Gibran ketika usai bertemu Megawati.
Infografik Gibran ©2019 Merdeka.com
Manuver Gibran cukup membuat dahi pengurus DPC PDIP Solo. Sebelum ada nama anak Jokowi, Sudah dua nama diserahkan PDIP Kota Solo kepada pengurus partai pusat, yakni Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa.
Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo (Rudy), merasa saat ini semakin banyak intervensi di Pilkada Kota Solo. Terutama terkait turunnya rekomendasi untuk calon wali kota dari DPP PDIP. Mereka adalah Wakil Wali Kota dan Sekretaris DPC PDIP Solo. Kedua nama itu diserahkan langsung ketua DPC PDIP sekaligus wali kota Solo, FX Hadi Rudyatmo.
Berkas Purnomo dan Teguh bahkan sudah dikirim ketua DPC PDIP sekaligus wali kota Solo, FX Hadi Rudyatmo kepada DPD PDIP Jawa Tengah dan DPP PDIP untuk mendapatkan rekomendasi. Sejauh ini Rudy menunggu Januari 2020 dalam Rakernas partai dalam menentukan siapa maju di Pilkada Serentak.
Menurut Rudy, keduanya merupakan hasil penjaringan internal partai. Penjaringan internal dilakukan karena perolehan kursi PDIP di DPRD Kota Solo lebih dari 25 persen. Sehingga dua nama itu merupakan usulan dari pengurus wilayah.
Selain itu, untuk Pilkada 2020 nanti, DPC PDIP Solo diberikan hak otonom melakukan seleksi pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota. Pemberian ini sebagai apresiasi atas perolehan hasil Pemilu 2019 PDIP mendapatkan 62 persen.
Hadirnya nama Gibran mengubah rencana. Petahana mulai resah. Rudy merasa munculnya Gibran membuat para pengurus bergejolak dan membuat banyak intervensi. Di antaranya, penjaringan bakal calon wali kota dan wakil wali kota kembali ditarik melalui DPD dan DPP PDIP. Hak otonom itu dicabut. Purnomo-Teguh kini posisinya terancam.
Rudy sebagai mantan wakil Wali Kota ketika Solo dipimpin Jokowi itu, merasa kecewa terhadap pengurus pusat PDIP yang selama ini merasa lebih tahu dengan kondisi Kota Solo. "Dulu enggak ada penjaringan melalui DPD dan DPP. Kalau pengurus (PDIP) pusat lebih tahu tentang Kota Solo, enggak usah pakai DPC!"
FX Rudy ©2019 Merdeka.com/arie sunaryo
Sebagai pengurus daerah, Rudy sudah menjalankan kewajiban melaksanakan penjaringan sesuai Peraturan Partai Nomor 24 tahun 2017. Pada Pasal 10 Ayat 4, peraturan itu menyebut DPP pada tingkatannya menyampaikan pemberitahuan atau pengumuman resmi ke seluruh jajaran termasuk simpatisan partai, secara tertutup tentang penjaringan bakal calon. Kondisi itu bisa dilakukan ketika suara mencapai 25 persen atau perolehan kursi dewan lebih dari 20 persen.
Dalam penjaringan internal, lima pengurus cabang dan ranting menentukan Purnomo-Teguh. Rudy menyerahkan soal rekomendasi tersebut kepada Megawati. Jika konsisten, dia menilai pasangan Purnomo-Teguh cukup dipertimbangkan. Namun jika dirinya sudah tidak dianggap sebagai kader partai, Wali Kota Solo itu tidak akan sakit hati.
Tunduk Keputusan Partai
Sebagai kader PDIP selama 42 tahun, Rudy rela jika harus dikecewakan sampai dibunuh partainya sendiri. Untuk itu, dia enggan menjanjikan bahwa rekomendasi bakal jatuh kepada pasangan Purnomo-Teguh yang sudah menjalani serangkaian penjaringan.
Muncul Gibran dalam pencalonan Pilkada Solo dirasakan Rudy justru membuat pengurus dan petahana resah. Karena DPC PDIP sudah bulat mengajukan Purnomo-Teguh. "Ketika kita sudah ekspos Purnomo-Teguh, pengamat menyampaikan bahwa kalau calonnya seperti ini Pilkada selesai. Tahu-tahu muncul ini (Gibran), masyarakat kan jadi resah," katanya.
Beragam aksi dilakukan Gibran dirasa belum meningkatkan tingkat popularitasnya di Kota Solo. Lembaga survei Median menyebut Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo masih lebih dikenal dibanding putra pertama Jokowi itu. Pada survei kepada warga Solo mulai 3-9 Desember 2019, Achmad Purnomo mendapat tingkat popularitas 94,5 persen, sedangkan dan kedua Gibran 82,3 persen.
Elektabilitas Gibran juga masih kalah dari Purnomo yang mendapatkan dukungan sebesar 45 persen. Sedangkan Gibran hanya mendapatkan 24,5 persen. Survei itu dilakukan kepada 800 responden dengan menggunakan multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 3,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Achmad Purnomo bertemu Gibran 2019 Merdeka.com
Mendapat angin segar di survei, Purnomo merasa tidak ingin di atas angin. Melihat hasil itu, dia merasa wajar. Dia menilai hasil survei tersebut memang semua apa adanya. Sehingga tidak akan mempengaruhi proses politik di internal partai. Meski secara pribadi bersyukur dengan hasil survei, Purnomo menegaskan untuk tetap menyerahkan hasil kepada Megawati.
Adapun dengan berbagai manuver sedang dilakukan Gibran yang sedang gencar blusukan, Purno mengaku tak khawatir. Termasuk elektabilitas Gibran yang bisa mengunggulinya usai berbagai manuver. Menurut pengusaha SPBU itu, Gibran memang harus sering bertemu masyarakat untuk meningkatkan popularitasnya.
"Menurut saya kok wajar kalau Mas Gibran blusukan, dia kan belum dikenal masyarakat," jelas Purnomo.
Purnomo mengaku masih fokus melaksanakan pekerjaannya sebagai Wakil Wali Kota Solo. Untuk urusan blusukan, dirinya merasa sudah menjadi rutinitas selama membantu Rudy. "Justru selama ini saya lebih banyak mendatangi undangan masyarakat."
Manuver Gibran
Gibran masih meneruskan manuvernya. Setelah dapat kesempatan bertemu Megawati, pengusaha kuliner itu juga mencuri perhatian Puan Maharani. Putri Megawati sekaligus Ketua DPR itu dijemput Gibran ketika berkunjung ke Sukoharjo dalam acara 'Konsolidasi Tiga Pilar Partai Bersama Puan Maharani' pada 18 Desember 2019 lalu.
Tidak berhenti di situ, Gibran juga menggelar Kompetisi Esports mulai 28-29 Desember 2019. Total hadiah diberikan mulai dari mobil sampai duit Rp 200 juta. Walaupun kegiatan ini enggan dikaitkan dengan politik, dia mengaku kompetisi ini hanya untuk menyedot perhatian para kaum milenial di Solo. Itu terlihat dari sebanyak 1.600 peserta ikut beradu kebolehan dalam perlombaan tersebut.
Upaya mendapat tiket maju di Pilkada Solo masih menunggu titah Megawati. Gibran sejauh ini lebih sering bertemu masyarakat setelah uji kelayakan. Dalam sehari dia bisa mendatangi lebih dari empat lokasi. Mulai dari pasar sampai perkampungan dan lainnya.
Terkait intervensi dalam Pilkada Solo yang dilakukan pengurus DPP PDIP, Gibran merasa tidak tahu. Apalagi bila untuk memuluskan langkahnya bertarung dalam dunia politik. "Intervensi bagaimana? Siapa yang intervensi? Enggak ada," katanya.
Sedangkan terkait hubungannya dengan Rudy yang digosipkan tak akur, Gibran juga membantah. Gibran menilai Rudy adalah figur politikus senior PDIP yang sangat dihormati dan disegani. Sebagai Wali Kota Solo, Rudy juga sangat berprestasi dengan mampu menjamin pendidikan dan kesehatan masyarakatnya. "Gosip ada gesekan saya dengan Pak Rudy, itu tak benar. (Kami) baik-baik saja," kata Gibran mengungkapkan.
(mdk/ang)