Kepincut lewat lagu
Vremita fasih sebelas bahasa.
Sejak sekolah dasar, Vremita Desektia, ahli sebelas bahasa sudah dijejali pelajaran bahasa Inggris. Namun ketika dia usianya 12 tahun, dia mulai tertarik mempelajari bahasa asing selain bahasa Inggris.
Awal ketertarikannya bukan tanpa sebab. Mulanya dia mendengarkan lagu-lagu berbahasa Rusia, Italia, dan Prancis. Dia baru sadar banyak bahasa bisa dia pelajari. Pi lantas mencari tahu arti dari lirik lagu itu. Mulai dari kata per kata hingga kalimat.
"Menarik sekali karena berbeda dari bahasa Indonesia atau Inggris dan bisa melihat budaya baru," kata Vremita kepada merdeka.com tiga pekan lalu. Dari sebelas bahasa dia kuasai, kebanyakan dia pelajari secara otodidak.
Selain otodidak, dia juga mengikuti kursus bahasa di kota kelahirannya, Yogyakarta, Jawa Tengah. Dia memulai dengan bahasa Turki, lalu Jerman, Korea, Mandarin, dan saat ini sedang kursus bahasa Rusia.
Namun bagi dia, kursus saja tidak cukup lantaran belajar bahasa harus dipraktekkan lewat berkomunikasi. "Kalau hanya salah satu tidak cukup," ujar Vremita.
Dari sebelas bahasa dia kuasai, hanya delapan bahasa sering digunakan. Bahkan saking ingin menguasai banyak bahasa, Vremita pernah mengikuti kursus bahasa Swedia, Yunani, Ibrani, Lithuania, Belanda, Polandia, Serbia, Kroasia, dan Bosnia.
Dia mengakui bahasa Korea, Jepang, dan Mandarin paling sulit dipelajari. "Saya pernah mencoba belajar Jepang, Korea, Mandarin, tapi susah sekali dan belum bisa," tuturnya.
Selalu ada hal menarik ketika memperlajari bahasa. Dia mengatakan dengan bahasa, setiap orang bisa memahami negara, budaya, dan penduduk si pemilik bahasa dengan baik.
Vremita mempunyai pengalaman unik soal itu. Suatu hari saat ikut pertukaran pelajar di Singapura, salah satu peserta dari Kazakhstan tidak menguasai bahasa Inggris. Panitia pertukaran pelajar pun dibuat bingung lantaran tidak bisa berkomunikasi.
Beruntung Vremita menguasai bahasa Turki, mirip dengan bahasa Kazakhstan. Dia mencoba berkomunikasi dan akhirnya bisa diselesaikan meski dijawab menggunakan bahasa Rusia. "Dia menjawab dengan bahasa Rusia dan masalah terpecahkan. Malamnya mereka mengenalkan saya dengan duta besar Kazakhstan di sana," katanya.