Kerjasama dengan penjajah, halal darahnya dan boleh dibunuh
KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa atau resolusi jihad. Isinya membela tanah air hukumnya fardhu 'ain.
Presiden Joko Widodo akhirnya menetapkan tanggal 22 Oktober yang jatuh pada Kamis kemarin sebagai Hari Santri Nasional. Saat kampanye pemilihan Presiden tahun lalu, Jokowi memang berjanji akan menentapkan satu hari sebagai Hari Santri.
Ide Hari Santri itu muncul ketika Jokowi menyambangi Pondok Pesatren Babussalam Malang, Jawa Timur. Suami dari Iriana itu mengatakan jika Hari Santri merupakan bentuk pengakuan atas perjuangan para santri dalam proses kemerdekaan Indonesia melawan penjajahan. Rencananya, 1 Muharram yang bertepatan dengan tahun baru Hijriah akan dijadikan Hari Santri. Namun penetapan itu batal dan mengubah Hari Santri Nasional jatuh setiap tanggal 22 Oktober.
-
Apa tujuan dirayakannya Hari Santri Nasional? Peringatan ini bertujuan untuk meneladani perjuangan santri zaman dulu dan mengaplikasikan perjuangannya dalam kehidupan sehari-hari.
-
Kapan Hari Jamu Nasional diperingati? Hari Jamu Nasional, yang diperingati setiap tanggal 27 Mei, merupakan momen penting untuk merayakan dan mengapresiasi kekayaan warisan budaya Indonesia dalam bentuk jamu.
-
Apa tujuan utama di peringatinya Hari Santri Nasional? Hari Santri Nasional digelar dalam rangka memperingati andil para santri dalam memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
-
Di mana peringatan Hari Santri Nasional di OKU Timur di gelar? Peringatan Hari Santri Nasional 2023, warga pondok pasantren dan santri di Kabupaten OKU Timur mendapatkan kado terindah dari Bupati OKU Timur Lanosin Kado terindah itu berupa beasiswa bagi santri berprestasi."Program beasiswa santri berprestasi ini akan mulai berlaku 1 Januari 2024," kata Bupati Enos, saat menghadiri peringatan Hari Santri Nasional, di Pasantren Al Ikhsan Desa Sumber Jaya, Kecamatan Belitang II, Kabupaten OKU Timur, Minggu (22/10).
-
Di mana Upacara Hari Santri di Pasuruan dilaksanakan? Ratusan santri mengikuti Upacara Hari Santri di Lapangan Ponpes Bayt Al Hikmah Kota Pasuruan dengan menggunakan sarung dan peci berwarna hitam, sedangkan santriwati menggunakan busana muslim, Minggu (22/10).
-
Kapan sidang praperadilan Firli Bahuri di PN Jaksel berlangsung? Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata dihadirkan sebagai saksi dalam sidang gugatan praperadilan yang diajukan Ketua nonaktif KPK Firli Bahuri di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel). Dalam sidang, Alex sempat ditanya oleh Tim Advokasi Bidang Hukum Polda Metro Jaya soal peemberian bantuan hukum terhadap Firli Bahuri yang dijerat sebagai tersangka kasus dugaan korupsi berupa pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo alias SYL.
"Tapi yang paling tepat itu bukan 1 Muharram tahun Hijriah, melainkan 22 Oktober dimana peran santri sangat menonjol," ujar Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama, Kiai Haji Said Aqil Sirajd saat berbincang dengan merdeka.com di kantornya, Rabu kemarin.
Lalu bagaimana sebenarnya hubungan antara Hari Santri Nasional dengan 22 Oktober? Kiai Said mengatakan jika Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari merupakan ide awal untuk menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Menurutnya,hari itu di tahun 1945, KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa jika mempertahankan dan membela tanah air hukumnya fardhu 'ain.Fatwa itu juga membuat para santri se Jawa Timur termotivasi untuk melawan penjajahan.
"Kemudian para santri menyongsong dengan semangat jihad, yang kata KH Hasyim Asy'ari membela tanah air kalau mati itu syahid. Barangsiapa yang kerjasama dengan penjajah, halal darahnya, boleh dibunuh," kata Kiai Said.
Berikut penuturan Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Sirajd kepada Mohammad Yudha Prasetya dari merdeka.com soal Hari Santri Nasional.
Apa makna Hari Santri Nasional dengan Resolusi Jihad KH Hasyim Asy'ari ?
Rentetan sejarah perjalanan bangsa ini, mata rantainya ada yang hilang. Ada yang terlewatkan dan itu sangat penting. Agar generasi yang akan datang betul-betul memahami sejarah yang sebenarnya. Yaitu peranan para santri, para kiai dan para ulama (dalam kemerdekaan Indonesia) tidak tertulis dengan tegas dan jelas, padahal luar biasa.
KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa atau resolusi tanggal 22 Oktober 1945, bahwa membela tanah air, mempertahankan kemerdekaan, hukumnya fardhu 'ain. Sebenarnya setiap orang wajib, yang kaya, yang miskin, semua orang wajib salat karena itu sama dengan salat, fardhu 'ain namanya. Kalau fardhu kifayah, kalau satu kelompok sudah menjalankan, yang lain gugur kewajiban. Kalau fardhu 'ain tidak. Setiap individu, yang kaya, yang miskin, yang berpendidikan, yang tidak berpendidikan, wajib mempertahankan tanah air.
Apa respon kalangan santri mendengar Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari ?
Dengan fatwa resolusi itu, maka masyarakat santri Surabaya, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Gresik, Pasuruan, termotivasi. Timbul rasa semangat untuk melawan NICA yang akan datang dengan pasukan yang sangat kuat.Sekitar enam ribu pasukan saat itudatang ke Surabaya di bawah pimpinan Brigjen AWS Mallaby. Kemudian para santri menyongsong dengan semangat jihad, yang kata KH Hasyim Asy'ari membela tanah air kalau mati itu syahid. Barangsiapa yang kerjasama dengan penjajah, halal darahnya, boleh dibunuh. Orang yang bekerjasama dengan penjajah adalah pengkhianat.
Nah, ternyata korbannya sangat banyak. Santri-santri yang gugur sekitar 20.000 memang sudah menjadi pahlawan nasional, tapi hanya sedikit yang dituliskan dalam sejarah. Kita akui bahwa KH Hasyim Asy'ari, KH Wahid Hasyim, jadi pahlawan nasional. Tapi peranannya enggak jelas dalam sejarah.
Seberapa signifikan perjuangan dan pengorbanan para kiai dan santri dalam menjalankan Resolusi Jihad tersebut ?
Korbannya waktu itu sangat banyak, 20 ribu santri yang gugur di Surabaya itu, tapi kita masih menang. Brigjen Mallaby mati, bomnya meledak di Jembatan Merah, dan yang meledakkan itu santri dari Tebu Ireng, namanya Harun. Begitu juga yang naik ke atap Hotel Oranye (Oranje Hotel) menyobek-nyobek bendera Belanda, itu juga namanya Asy'ari, itu juga santri.
Bagaimana dengan pandangan anda jika Hari Santri Nasional terkesan hanya dimiliki NU ?
Nah, itu yang berarti kurang memahami secara menyeluruh. Ketika kita mengakui jasanya Ibu Kartini, apa selain Kartini enggak ada yang berjasa ? Ketika kita menghormati hari buruh, kenapa enggak ada hari majikan ? Ketika kita menghormati Hari Ibu, kenapa enggak ada Hari Bapak ? Apa itu ada dikotomi ? Enggak! Hari Buruh kita rayakan, enggak ada Hari Majikan. Ibu Kartini kita hormati, apa enggak ada yang berjasa selain Ibu Kartini ?
Apakah pernah ada respon ?
Orang yang bukan santri pun sms ke saya bahkan datang ke sini, mendukung. Tjahjo Kumolo mendukung, Pramono Anung mendukung, karena memang ini dalam rangka menuliskan sejarah, menyempurnakan sejarah. Seakan-akan santri itu enggak ada jasanya lho, padahal dalam perjuangan luar biasa, nyawa yah. Anti sekali dengan penjajah, sampai-sampai kadang kebablasan menganggap pakai celana itu haram, pakai dasi haram, karena itu meniru Belanda. Sampai segitunya, padahal mah karena saking bencinya saja sama Belanda.
Apa peran para kiai dalam Resolusi Jihad KH Hasyim Asy'ari ?
Ternyata di awal-awal merdeka, komandan batalyon TRI itu kan ada 64 batalyon, yang 20 itu kyai-kyai. Antara lain Kyai Cholik Hasjim, ini pamannya Gus Dur. Termasuk KH Sulam Syamsun, bapaknya Munyati Sulam, penyiar TVRI itu.
Bagaimana ide awal PBNU mengajukan Hari Santri Nasional ini kepada Presiden ?
Waktu itu di Masjid Istiqlal, ketika Pak Jokowi hadir membuka Musyawarah Nasional NU tahun 2014. Saya pidato, mengatakan bahwa terima kasih kepada Presiden yang telah menjanjikan Hari Santri Nasional, tapi yang paling tepat itu bukan 1 Muharram tahun Hijriah, melainkan 22 Oktober dimana peran santri sangat menonjol. Puluhan ribu yang berguguran di situ demi mempertahankan NKRI. Bukan berarti kita mendiskreditkan yang bukan-santri.Tidak.
Apa harapan anda selaku Ketum PBNUdengan adanya Hari Santri Nasional ini ?
Sejarah mari kita luruskan, seakan-akan orang baca sejarah 'ini kiai-kiai pesantren enggak ada peranannya dalam kemerdekaan itu'. Atau kalau dianggap juga hanya 1-2 orang yang berperan, kira-kira begitulah. Paling-paling KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahid Hasjim yang pahlawan nasional, yang lainnya ? Ya Allah, ternyata kalau kita lihat fakta sejarahnya luar biasa.Bahkan panorama di Monas, perjalanan sejarah kemerdekaan itu, enggak ada di situ peranan kiai atau peranan pesantren, enggak ada.
Apakah ini juga merupakan langkah PBNU mencatatkan nama dalam sejarah kemerdekaan Indonesia ?
Iya, itu satu. Yang kedua, mengobarkan juga terutama kepada warga NU, santri pada umumnya, atau tidak harus NU atau santri lah, agar punya semangat seperti para kiai-kiai yang dulu itu, walaupun sekarang jihadnya beda. Kalau dulu jihad fisik, sekarang perjuangan jihad budaya, ekonomi, politik, dalam arti bersama-sama jihad mempertahankan NKRI, biar tumbuh semangat itu. Karena leluhur kita itu pejuang, pahlawan, berguguran di Surabaya.
(mdk/arb)