Masyarakat keliru menilai Demokrat
Demokrat bukan partai paling banyak melakukan korupsi.
Para pengamat memperkirakan Demokrat bakal turun ke papan tengah. Dari 21 persen atau sebagai pemenang Pemilu 2004, partai besutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini akan terjerembab. Namun Demokrat yakin masih bisa meraih 15 persen suara pada pemilu tahun ini.
Babak belur dengan kasus korupsi mendera para petingginya, Demokrat ingin berbenah cepat untuk mencapai target itu. Jualannya, kesuksesan SBY memimpin pemerintahan serta perkembangan ekonomi selama satu dasawarsa terakhir.
Ketua Harian Demokrat Syarifuddin Hasan mengakui pemilu kali ini berat bagi partainya lantaran persepsi negatif masyarakat. "Partai Demokrat bukanlah partai paling banyak melakukan korupsi, data KPK sudah menunjukkan itu. Tapi karena sudah muncul persepsi kita harus hadapi,” katanya.
Berikut penjelasan Syarifuddin saat menerima Alwan Ridha Ramdani dan juru foto Muhammad Luthfi Rahman dari merdeka.com Selasa lalu di kantornya.
Apakah tahun ini akan jadi pemilu terberat bagi Demokrat?
Sama saja. Semua pemilihan umum itu berat. Cuma berbeda kondisi dan situasinya. Kita pada Pemilu 2004 hanya 7,5 persen naik menjadi 21 persen dan sekarang kita sudah 10,5 persen. Berat juga untuk mencapai 15 persen atau lebih dari itu.
Kerja keras seperti apa bisa meyakinkan rakyat Demokrat layak dipilih?
Pemilu ini memang berat dan sekali lagi karena persepsi masyarakat pada Partai Demokrat saat ini. Itu adalah risiko harus kita hadapi dan sebenarnya persepsi itu keliru. Partai Demokrat bukanlah partai paling banyak melakukan korupsi, data KPK sudah menunjukkan itu. Tapi karena sudah muncul persepsi, kita harus hadapi.
Caranya bagaimana untuk menekan persepsi negatif tersebut?
Kita terus sosialisasi dan sampaikan kepada masyarakat.
Anjloknya suara Demokrat selain karena kasus korupsi juga tidak bisa mengkampanyekan kesuksesan Presiden SBY?
Kita kan tidak punya media. Setiap apa yang dilakukan oleh Demokrat atau pemerintah, Demokrat tidak pernah terekspose. Jadi sulit. Ini masalah sosialisasi.
Atau ini karena pengaruh koalisi selalu goyang?
Agak berbeda. Koalisi akan beda dengan elektabilitas partai, tidak ada kaitannya secara tidak langsung. Tapi saya tidak tahu juga ada kaitannya atau tidak.
Harusnya antara pemerintahan dan partai pendukung dapat keuntungan, terutama setelah sepuluh tahun berkuasa?
Kalau soal koalisi Anda juga sudah tahu, penuh dengan dinamika. Kita tidak bicara soal diuntungkan atau tidak diuntungkan, tapi itulah politik di Indonesia. Presidensial tetapi lebih condong pada parlementer.
Artinya, Presiden SBY sekaligus ketua umum partai tidak bisa mengatur partai koalisi?
Buktinya sampai sepuluh tahun bisa berjalan bagus sekalipun berat juga. Itu berarti pemerintahan ini berjalan bagus.
Kalau pemerintahan berjalan bagus, kenapa rakyat ragu kembali memilih Demokrat ditunjukkan dengan elektabilitas partai menurun?
Kata siapa rakyat ragu memilih Demokrat? Elektabilitas itu turun karena ada persepsi selalu ditulis oleh media. Akibatnya timbul persepsi.
Apakah keberadaan sejumlah gubernur dari Demokrat bisa memberikan suara signifikan?
Kita sudah petakan, kita punya lumbung suara. Mudah-mudahan itu tidak hilang. Kita punya strategi. Kita realistis, target kita 15 persen.
Demokrat kewalahan meluruskan persepsi itu?
Kita tidak bicara kewalahan. Memang waktu kita sangat sedikit, kapasitas kita juga tidak banyak. Kita tidak punya media untuk mengatakan atau mensosialisasikan begini loh sebenarnya. Ini adalah bagian dari perjuangan.
Mendekati pemilu ini, kasus Century kembali digoreng. Apakah ini upaya menjegal Demokrat supaya perolehan suara turun?
Tidak ada kaitannya Century dengan Demokrat. SBY tidak ada kaitannya dengan Century. Media harus jelaskan pada rakyat adalah keliru mengaitkan Century dengan pemerintah.
Apa program bisa membuat rakyat memilih Demokrat atau hanya mensosialisasikan program SBY?
Harapan kita, rakyat bisa tahu lah. Kita punya waktu terbatas, mudah-mudahan rakyat bisa mengetahui. Saatnya turun ke rakyat, sosialisasi dengan rakyat.
Jelang pemilu ini, bagaimana keadaan internal, apakah masih riuh?
Tidak ada yang riuh. Kata siapa ada yang riuh? Tidak ada.
Semua calon anggota legislatif sudah turun untuk berkampanye dan bersosialisasi?
Mereka sudah turun. Kalau tidak turun rugi sendiri, mereka tidak akan kepilih. Mereka sudah termotivasi turun sendiri, kita tinggal bekali saja mereka.
Pemilu ke depan, Demokrat tetap ingin meraih presiden?
Kita lihat saja nanti, kita tidak bisa ngomong sekarang. Sekarang menang dulu di pemilu legislatif secara bagus.